Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Januari 2019
Baca: Ibrani 13:17-25
"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka
berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung
jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira,
bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan
bagimu." Ibrani 13:17
Kita patut menghormati dan menghargai jerih lelah pemimpin rohani kita karena mereka "...yang memimpin kamu dalam Tuhan..." (1 Tesalonika 5:12) dan dia juga berjaga-jaga atas jiwa-jiwa dari jemaat yang dipimpinnya. Ini merupakan tugas yang sungguh mulia dan tak bisa dipandang sebelah mata. Memimpin jiwa-jiwa dengan berbagai karakter dan problematikanya adalah hal yang membutuhkan kesabaran, ketekunan dan komitmen tinggi, seperti seorang gembala yang harus dengan sabar menuntun kawanan domba.
Pemimpin rohani adalah orang yang memimpin jemaat untuk hidup dalam Tuhan. Selain harus mengajarkan firman Tuhan kepada jemaat yang dipimpinnya, ia juga dituntut untuk memberikan sebuah keteladanan hidup. Bagaimanapun juga pemimpin rohani adalah manusia biasa, bukan malaikat, ia punya banyak kelemahan dan kekurangan. Meski demikian kita harus tetap menghargai dan menghormatinya, jangan sekali-kali kita melecehkan, menghujat dan merendahkan mereka. "Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami
adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup
yang baik." (Ibrani 13:18).
Kita patut bersyukur memiliki pemimpin rohani, karena mereka juga menegur mengingatkan dan menasihati saat kita melakukan kesalahan. Namun betapa banyak dari kita justru menjadi marah dan tersinggung ketika ditegur atau dinasihati oleh pemimpin rohaninya. "Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi." (Amsal 15:31-32). Kita pun bisa belajar dari jemaat Makedonia, yang bukan hanya menghormati pemimpin rohaninya, tapi juga memperhatikan apa yang menjadi kebutuhannya (2 Korintus 11:9).
Pemimpin rohani adalah orang pilihan Tuhan! Karena itu, hormati dan hargai dia.
Wednesday, January 30, 2019
Tuesday, January 29, 2019
PEMIMPIN ROHANI: Bekerja Keras Untuk Kita (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Januari 2019
Baca: 1 Tesalonika 5:12-22
"Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;" 1 Tesalonika 5:12
Menjadi seorang pemimpin bukanlah pekerjaan mudah. Kita harus siap mental karena jarang sekali beroleh pujian, sekalipun berprestasi, tapi kalau melakukan sedikit kesalahan, maka kritikan cibiran dan hujatan akan datang bertubi-tubi. Terlebih-lebih menjadi pemimpin rohani! Pemimpin rohani adalah seorang yang memberi tuntunan, arahan, nasihat, bimbingan kepada orang lain mengenai perkara-perkara rohani; membimbing seseorang untuk semakin mendekat kepada Tuhan dan mengenal kebenaran-Nya. Berdasarkan nas di atas, yang dimaksudkan pemimpin rohani adalah orang-orang yang bekerja keras dalam memimpin jemaat, menegor kesalahan, menasihati, memberikan dorongan semangat, dan juga menyampaikan firman Tuhan.
Rasul Paulus menasihati agar kita belajar memberikan kepada pemimpin rohani kita sikap hormat dan menghargai jerih lelah dan pengorbanan mereka. Jangan hanya menyalahkan, menghakimi, membicarakan kelemahan dan kekurangannya. Bukankah hal ini masih sering terjadi? Dan mengapa hal ini perlu dipertegas kembali? Karena pemimpin rohani adalah orang-orang yang telah ditetapkan Tuhan untuk memimpin kita dalam hal kerohanian; mereka bekerja keras mengajar, membimbing, menegor dan menyampaikan kebenaran firman Tuhan supaya jemaat semakin memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan, semakin bertumbuh imannya dan semakin dewasa rohani.
Mengapa kita harus menghormati pemimpin rohani kita? Karena mereka sudah bekerja keras untuk kita, tapi bukan mengkultuskan dia. Tuhan tetaplah yang tertinggi dan terutama untuk disembah, ditinggikan dan dimuliakan, sedangkan pemimpin rohani layak untuk dihormati. Pemimpin rohani adalah karunia Tuhan bagi jemaat. "...Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus," (Efesus 4:11-12).
Baca: 1 Tesalonika 5:12-22
"Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;" 1 Tesalonika 5:12
Menjadi seorang pemimpin bukanlah pekerjaan mudah. Kita harus siap mental karena jarang sekali beroleh pujian, sekalipun berprestasi, tapi kalau melakukan sedikit kesalahan, maka kritikan cibiran dan hujatan akan datang bertubi-tubi. Terlebih-lebih menjadi pemimpin rohani! Pemimpin rohani adalah seorang yang memberi tuntunan, arahan, nasihat, bimbingan kepada orang lain mengenai perkara-perkara rohani; membimbing seseorang untuk semakin mendekat kepada Tuhan dan mengenal kebenaran-Nya. Berdasarkan nas di atas, yang dimaksudkan pemimpin rohani adalah orang-orang yang bekerja keras dalam memimpin jemaat, menegor kesalahan, menasihati, memberikan dorongan semangat, dan juga menyampaikan firman Tuhan.
Rasul Paulus menasihati agar kita belajar memberikan kepada pemimpin rohani kita sikap hormat dan menghargai jerih lelah dan pengorbanan mereka. Jangan hanya menyalahkan, menghakimi, membicarakan kelemahan dan kekurangannya. Bukankah hal ini masih sering terjadi? Dan mengapa hal ini perlu dipertegas kembali? Karena pemimpin rohani adalah orang-orang yang telah ditetapkan Tuhan untuk memimpin kita dalam hal kerohanian; mereka bekerja keras mengajar, membimbing, menegor dan menyampaikan kebenaran firman Tuhan supaya jemaat semakin memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan, semakin bertumbuh imannya dan semakin dewasa rohani.
Mengapa kita harus menghormati pemimpin rohani kita? Karena mereka sudah bekerja keras untuk kita, tapi bukan mengkultuskan dia. Tuhan tetaplah yang tertinggi dan terutama untuk disembah, ditinggikan dan dimuliakan, sedangkan pemimpin rohani layak untuk dihormati. Pemimpin rohani adalah karunia Tuhan bagi jemaat. "...Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus," (Efesus 4:11-12).
Subscribe to:
Posts (Atom)