Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2018
Baca: Mazmur 139:1-24
"Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh." Mazmur 139:2
Tuhan itu ada di mana-mana! Tidak ada tempat di bawah kolong langit ini atau di ujung bumi mana pun yang tidak Tuhan ketahui, sebab Dia Mahatahu. "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia," (Ibrani 4:13). Bahkan segala hal yang belum terucap di mulut kita pun Tuhan mengetahuinya. "Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN." (Mazmur 139:4). Artinya segala yang ada di dalam pikiran dan hati kita Tuhan mengetahuinya. Oleh sebab itu marilah kita datang kepada Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan sikap hati yang benar, tulus dan apa adanya, tak perlu ada yang dibuat-buat.
Ketika dihadapkan pada pergumulan hidup yang berat, saat itu pula kita merasa takut dan kuatir, karena kita berpikir bahwa Tuhan tidak tahu pergumulan kita. Apa pun yang terjadi dalam hidup ini Tuhan tahu persis. Yang menjadi persoalan: kita tidak memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan tidak mau berjalan bersama Tuhan setiap hari. Karena Tuhan mengetahui segala sesuatu yang terjadi, maka "...Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu
kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu
dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Jika menyadari bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu dalam hidup ini maka kita tak perlu takut terhadap orang yang merancangkan sesuatu yang jahat terhadap kita. Selama ini ketika ada orang yang berbuat jahat terhadap kita seringkali yang timbul dalam hati dan pikiran kita adalah sakit hati, pahit dan benci. Lalu kita mencari cara dengan kekuatan sendiri untuk membalasnya. Ingatlah bahwa Tuhan itu tidak buta dan tidak tuli, Dia tahu apa pun yang orang rancangkan terhadap kita. Tak perlu kita membenci dan membalasnya, sebab pembalasan adalah Hak Tuhan.
Karena Tuhan tahu persis tentang hidup ini seluruhnya, maka hendaknya kita semakin terdorong untuk hidup benar dan setia mengerjakan apa pun yang Tuhan percayakan, sebab "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar," (Mazmur 34:16).
Tak perlu merasa sendirian karena Tuhan selalu ada di setiap pergumulan kita!
Sunday, November 4, 2018
Saturday, November 3, 2018
DUNIA INI SEMAKIN TERBALIK
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 November 2018
Baca: 1 Petrus 4:1-6
"Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu." 1 Petrus 4:4
Hidup di zaman seperti sekarang ini sungguhlah teramat berat, sebab tantangan yang kita hadapi semakin besar. Terlebih-lebih tantangan untuk mempertahankan hidup benar di hadapan Tuhan dan manusia. Mengapa? Karena banyak keanehan kita dapati dan alami di dunia ini, di mana hidup yang bersih dan jujur serasa sulit ditemukan. Orang yang berlaku jujur dan hidup bersih posisinya semakin terjepit, sedangkan mereka yang hidup dalam ketidakjujuran dan hidup menyimpang dari kebenaran justru semakin merajarela. Orang-orang miskin semakin tertindas dan tak tahu harus ke mana meminta keadilan, sebab di mana-mana yang ada adalah ketidakadilan. "Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situpun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situpun terdapat ketidakadilan." (Pengkhotbah 3:16).
Dunia ini benar-benar sudah terbalik, persis seperti judul sinetron komedi yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta. Bagaimana tidak? Di zaman "now" ini keadilan bisa diperjualbelikan, yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Hal ini terjadi oleh karena jabatan dan uang yang berbicara. Dosa tidak lagi dianggap sebagai dosa, tetapi sudah ditoleransi. Kefasikan justru dijunjung dan dihargai! Namun seburuk apa pun keadaan dunia ini Tuhan memanggil orang percaya untuk tidak terbawa arus dunia dengan memiliki hidup yang berbeda, sebab kita dipanggil untuk menjadi garam dunia. Di tengah pembusukan dunia yang terjadi begitu cepatnya, garam dunia hendaknya berdaya guna, sebab "Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang." (Matius 5:13).
Sekalipun dunia ini serasa semakin terbalik, firman Tuhan memerintahkan kita: "...hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu." (Efesus 5:8b, 9, 11). Jadi tidak ada istilah kompromi dengan dunia ini.
Hidup benar di tengah dunia adalah harga yang harus dibayar oleh orang percaya!
Baca: 1 Petrus 4:1-6
"Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu." 1 Petrus 4:4
Hidup di zaman seperti sekarang ini sungguhlah teramat berat, sebab tantangan yang kita hadapi semakin besar. Terlebih-lebih tantangan untuk mempertahankan hidup benar di hadapan Tuhan dan manusia. Mengapa? Karena banyak keanehan kita dapati dan alami di dunia ini, di mana hidup yang bersih dan jujur serasa sulit ditemukan. Orang yang berlaku jujur dan hidup bersih posisinya semakin terjepit, sedangkan mereka yang hidup dalam ketidakjujuran dan hidup menyimpang dari kebenaran justru semakin merajarela. Orang-orang miskin semakin tertindas dan tak tahu harus ke mana meminta keadilan, sebab di mana-mana yang ada adalah ketidakadilan. "Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situpun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situpun terdapat ketidakadilan." (Pengkhotbah 3:16).
Dunia ini benar-benar sudah terbalik, persis seperti judul sinetron komedi yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta. Bagaimana tidak? Di zaman "now" ini keadilan bisa diperjualbelikan, yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Hal ini terjadi oleh karena jabatan dan uang yang berbicara. Dosa tidak lagi dianggap sebagai dosa, tetapi sudah ditoleransi. Kefasikan justru dijunjung dan dihargai! Namun seburuk apa pun keadaan dunia ini Tuhan memanggil orang percaya untuk tidak terbawa arus dunia dengan memiliki hidup yang berbeda, sebab kita dipanggil untuk menjadi garam dunia. Di tengah pembusukan dunia yang terjadi begitu cepatnya, garam dunia hendaknya berdaya guna, sebab "Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang." (Matius 5:13).
Sekalipun dunia ini serasa semakin terbalik, firman Tuhan memerintahkan kita: "...hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu." (Efesus 5:8b, 9, 11). Jadi tidak ada istilah kompromi dengan dunia ini.
Hidup benar di tengah dunia adalah harga yang harus dibayar oleh orang percaya!
Subscribe to:
Posts (Atom)