Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Agustus 2018
Baca: Keluaran 12:29-42
"...mereka diusir dari Mesir dan tidak dapat berlambat-lambat, dan mereka tidak pula menyediakan bekal baginya." Keluaran 12:39b
Semua orang yang diselamatkan oleh kasih anugerah Tuhan ditebus melalui darah. Seperti bangsa Israel yang telah ditebus dan dibebaskan oleh darah, "Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu
tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada
kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu,
apabila Aku menghukum tanah Mesir. (Keluaran 12:13). Mereka harus mengambil tindakan tegas untuk segera meninggalkan Mesir. Darah yang menyelamatkan mereka itu tidak hanya memisahkan yang hidup dari yang mati, tetapi darah tersebut juga memisahkan anak-anak Tuhan dari belenggu kuasa dunia.
Akibat dari penebusan terjadilah pemisahan seperti bangsa Israel, yaitu setelah luput dari maut yang mematikan setiap anak sulung di tanah Mesir mereka harus bergegas keluar meninggalkan Mesir sesuai dengan yang diperintah Tuhan. Begitu pula umat tebusan Tuhan, yang telah ditebus oleh darah Kristus, harus memisahkan diri dari dunia. Sejak itu kita bukan milik dunia lagi, itulah sebabnya dunia akan membenci kita. Tuhan berkata, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu
sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku
telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu." (Yohanes 15:18-19). Inilah harga yang harus dibayar oleh setiap orang percaya! Kita harus memisahkan diri dari dunia ini dan tidak lagi menjalin persahabatan dengannya.
Rasul Paulus menegaskan bahwa "...kamu adalah milik Kristus dan Kristus..." (1 Korintus 3:23), "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:" (1 Korintus 6:20). Oleh karena itu setiap orang yang sudah diselamatkan melalui pengorbanan darah Kristus harus bersikap tegas untuk meninggalkan 'Mesir' yang adalah lambang kehidupan duniawi. Kita tidak boleh mengikatkan hati pada dunia ini!
"Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu
dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka
Aku akan menerima kamu." 2 Korintus 6:17
Saturday, August 25, 2018
Friday, August 24, 2018
MENJADI 'TAWANAN' TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2018
Baca: Mazmur 105:16-24
"sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya." Mazmur 105:19
Dalam Perjanjian Lama ada anak muda yang menjadi 'tawanan' Tuhan. Dialah Yusuf, seorang dari 12 anak Yakub. Dalam kehidupan sehari-hari ia sangat dikasihi ayahnya.
Suatu ketika Yusuf bermimpi tentang hal yang berkenaan dengan kepemimpinan, kekuasaan dan kedudukan yang tinggi. "Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu...Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (Kejadian 37:7, 9b). Yusuf sangat yakin bahwa Tuhan akan menggenapi hal itu baginya. Karena impian dan penglihatan inilah Yusuf dibenci dan ditentang keras oleh saudara-saudaranya. Mereka membawa Yusuf kepada suatu masalah yang semakin memprihatinkan: dibuang ke dalam sumur yang kosong, dijual sebagai budak, dan kemudian dibawa ke rumah Potifar dengan tangan dan kaki yang terikat rantai. Saudara-saudara Yusuf berusaha menggagalkan impian itu. Hal itu tak menggoyahkan keyakinan dalam diri Yusuf bahwa mimpi-mimpi yang Tuhan berikan itu pasti akan terjadi kepadanya dan tergenapi. Karena alasan itulah sekalipun keadaan buruk menimpanya ia tetap tenang dan Alkitab tak pernah menyebutkan bahwa ia kecewa atau marah kepada Tuhan. "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu." (Kejadian 39:2), dan "...kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf." (Kejadian 39:4b).
Bagaimanapun juga Tuhan telah mulai membawa Yusuf ke suatu takhta kepemimpinan. Segerakah Tuhan melepaskan Yusuf dari problem? Tidak. Tuhan justru mengijinkan ia melewati proses pembentukan lagi yang lebih berat. Yusuf harus kehilangan reputasi dan menanggung malu karena fitnahan dan dijebloskan ke dalam penjara. Tuhan benar-benar menguji kesetiaan dan keteguhan iman Yusuf!
Walaupun Tuhan telah memberikan mimpi atau nubuatan kepada seseorang, tapi sebelum Tuhan menguji imannya, firman Tuhan belum dapat digenapi!
Baca: Mazmur 105:16-24
"sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya." Mazmur 105:19
Dalam Perjanjian Lama ada anak muda yang menjadi 'tawanan' Tuhan. Dialah Yusuf, seorang dari 12 anak Yakub. Dalam kehidupan sehari-hari ia sangat dikasihi ayahnya.
Suatu ketika Yusuf bermimpi tentang hal yang berkenaan dengan kepemimpinan, kekuasaan dan kedudukan yang tinggi. "Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu...Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (Kejadian 37:7, 9b). Yusuf sangat yakin bahwa Tuhan akan menggenapi hal itu baginya. Karena impian dan penglihatan inilah Yusuf dibenci dan ditentang keras oleh saudara-saudaranya. Mereka membawa Yusuf kepada suatu masalah yang semakin memprihatinkan: dibuang ke dalam sumur yang kosong, dijual sebagai budak, dan kemudian dibawa ke rumah Potifar dengan tangan dan kaki yang terikat rantai. Saudara-saudara Yusuf berusaha menggagalkan impian itu. Hal itu tak menggoyahkan keyakinan dalam diri Yusuf bahwa mimpi-mimpi yang Tuhan berikan itu pasti akan terjadi kepadanya dan tergenapi. Karena alasan itulah sekalipun keadaan buruk menimpanya ia tetap tenang dan Alkitab tak pernah menyebutkan bahwa ia kecewa atau marah kepada Tuhan. "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu." (Kejadian 39:2), dan "...kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf." (Kejadian 39:4b).
Bagaimanapun juga Tuhan telah mulai membawa Yusuf ke suatu takhta kepemimpinan. Segerakah Tuhan melepaskan Yusuf dari problem? Tidak. Tuhan justru mengijinkan ia melewati proses pembentukan lagi yang lebih berat. Yusuf harus kehilangan reputasi dan menanggung malu karena fitnahan dan dijebloskan ke dalam penjara. Tuhan benar-benar menguji kesetiaan dan keteguhan iman Yusuf!
Walaupun Tuhan telah memberikan mimpi atau nubuatan kepada seseorang, tapi sebelum Tuhan menguji imannya, firman Tuhan belum dapat digenapi!
Subscribe to:
Posts (Atom)