Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juli 2018
Baca: Zakharia 3:1-10
"'Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya.' Dan kepada Yosua ia
berkata: 'Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari
padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta.'" Zakharia 3:4b
Adipura adalah salah satu jenis penghargaan yang diberikan oleh pemerintah di setiap peringatan Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada 5 Juni. Adipura merupakan penghargaan untuk kota di Indonesia yang berhasil dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan. Karena itu berbagai usaha dilakukan oleh dinas terkait di setiap kota untuk menjaga lingkungannya agar tetap bersih. Kota yang bersih, selain enak dipandang mata, juga memperkecil kemungkinan untuk menjadi sarang penyakit.
Dunia ini dipenuhi 'kotoran': kejahatan kian merajalela, pertikaian, peperangan, mewabahnya jenis penyakit yang aneh-aneh, nabi-nabi palsu dan pengajaran-pengajaran sesat juga bermunculan di mana-mana sebagai pertanda bahwa dunia sedang berada di penghujung zaman. Justru inilah waktu bagi orang percaya untuk membersihkan diri dari segala kotoran yang ada. Orang percaya harus bersikap tegas dalam membuat pilihan hidup. Firman Tuhan memperingatkan: "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat;
barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang
benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus,
biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11). Jangan pernah mengira kalau kita sudah bertobat maka tidak ada lagi kotoran. Karena itu kotoran yang masih menempel pada diri kita harus selalu dibersihkan, sebab selama masih ada kotoran dalam diri kita, dalam bentuk apa pun, maka hidup kita tidak akan berkenan kepada Tuhan.
Nabi Zakharia mendapatkan suatu penglihatan: imam besar Yosua berdiri dihadapan malaikat Tuhan dengan mengenakan pakaian kotor, sedangkan Iblis berdiri disebelah kanannya untuk mendakwa dia. Oleh karena itu, Yosua pun harus dibersihkan sedemikian rupa dan kemudian dikenakan pakaian pesta, sehingga Yosua pun dilayakkan untuk mengerjakan tugas yang Tuhan percayakan kepadanya dengan baik.
"Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan
menerima kamu." 2 Korintus 6:17
Tuesday, July 24, 2018
Monday, July 23, 2018
PERCAYALAH, MESKI TIDAK MELIHAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juli 2018
Baca: Kejadian 18:1-15
"Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: 'Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?'" Kejadian 18:11-12
Sudah menjadi rahasia umum jika manusia lebih mempercayai bukti terlebih dahulu, atau melihat kenyataan yang dapat dilihat dengan mata jasmaninya, untuk menguatkan keyakinannya. Abraham, yang disebut bapa orang percaya, pada awalnya juga merasa sulit untuk mempercayai apa yang Tuhan janjikan kepadanya. Tuhan berfirman: "'Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.' Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya." (Kejadian 18:10). Ketika mendengar firman Tuhan itu Abraham dan Sara sempat menanggapinya dengan dingin, bahkan Sara sempat tertawa, tanda keraguan dan kebimbangan hati. Sebab ditinjau dari segi fisik dan faktor usia mustahil bagi Sara untuk bisa memiliki keturunan.
Tetapi Tuhan "...bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19). Janji Tuhan adalah ya dan amin! Cepat atau lambat apa yang Tuhan telah janjikan pasti digenapi-Nya. Tertulis: "TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya." (Kejadian 21:1-2).
Sesulit apapun keadaan yang sedang kita alami, milikilah iman yang teguh kepada Tuhan, sebab tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan (Ibrani 11:6a). Jangan sekali-kali kita dikalahkan oleh situasi atau keadaan yang ada. Adakalanya Tuhan ijinkan kita melewati situasi-situasi sulit yang sepertinya tidak ada jalan, karena Ia ingin melatih otot-otot iman kita dan mengajar kita untuk bergantung penuh kepada-Nya.
Sebagai orang percaya hidup kita "...adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat" (2 Korintus 5:7), karena "...yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:18).
Baca: Kejadian 18:1-15
"Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: 'Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?'" Kejadian 18:11-12
Sudah menjadi rahasia umum jika manusia lebih mempercayai bukti terlebih dahulu, atau melihat kenyataan yang dapat dilihat dengan mata jasmaninya, untuk menguatkan keyakinannya. Abraham, yang disebut bapa orang percaya, pada awalnya juga merasa sulit untuk mempercayai apa yang Tuhan janjikan kepadanya. Tuhan berfirman: "'Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.' Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya." (Kejadian 18:10). Ketika mendengar firman Tuhan itu Abraham dan Sara sempat menanggapinya dengan dingin, bahkan Sara sempat tertawa, tanda keraguan dan kebimbangan hati. Sebab ditinjau dari segi fisik dan faktor usia mustahil bagi Sara untuk bisa memiliki keturunan.
Tetapi Tuhan "...bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19). Janji Tuhan adalah ya dan amin! Cepat atau lambat apa yang Tuhan telah janjikan pasti digenapi-Nya. Tertulis: "TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya." (Kejadian 21:1-2).
Sesulit apapun keadaan yang sedang kita alami, milikilah iman yang teguh kepada Tuhan, sebab tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan (Ibrani 11:6a). Jangan sekali-kali kita dikalahkan oleh situasi atau keadaan yang ada. Adakalanya Tuhan ijinkan kita melewati situasi-situasi sulit yang sepertinya tidak ada jalan, karena Ia ingin melatih otot-otot iman kita dan mengajar kita untuk bergantung penuh kepada-Nya.
Sebagai orang percaya hidup kita "...adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat" (2 Korintus 5:7), karena "...yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:18).
Subscribe to:
Posts (Atom)