Monday, June 11, 2018

MERASA AMAN-AMAN SAJA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Juni 2018

Baca:  Yesaya 47:1-15

"Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu, katamu: 'Tiada yang melihat aku!' Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan engkau, sehingga engkau berkata dalam hatimu: 'Tiada yang lain di sampingku!'"  Yesaya 47:10

Keadaan dunia saat ini benar-benar gawat darurat!  Mengapa?  Karena dunia dipenuhi dengan orang-orang yang sudah tidak lagi punya kepekaan rohani.  Buktinya?  Banyak orang merasa aman-aman saja sekalipun telah melakukan dosa.  Sudah menipu sana-sini, melakukan korupsi, terlibat seks bebas, mengonsumsi narkoba, berselingkuh, tetap saja tidak merasa bersalah, menyesal pun tidak.  Orang-orang yang berlaku demikian itu sama artinya telah meremehkan Tuhan, menganggap Tuhan tidak Mahatahu, atau bahkan menganggap bahwa Tuhan itu tidak ada.  Jangan sesat!  Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.  "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."  (Galatia 6:7).  Setiap ketidaktaatan pasti mendatangkan akibat!

     Alkitab sudah mencatat bagaimana keadaan manusia pada akhir zaman yaitu tidak lagi punya rasa takut akan Tuhan  (2 Timotius 3:1-9).  Setiap kali orang melakukan dosa, alasan klise selalu dikemukakan:  maklum, manusia biasa yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan, jadi sah-sah saja bila orang melakukan dosa.  Pola pikir yang demikian mengakibatkan hati nurani orang menjadi mati dan telinganya pun menjadi tebal terhadap teguran.  Mereka tidak lagi peduli dengan akibat yang harus ditanggungnya alias bersikap masa bodoh.  "Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu,"  (Ibrani 2:1-3).

     Orang percaya yang telah diselamatkan dan tahu akan kebenaran adalah wajib untuk hidup dalam kebenaran.  Jika ada di antara orang percaya yang masih hidup dalam dosa tapi merasa diri aman-aman saja, jangan tunda-tunda waktu untuk segera bertobat!  "Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu."  (Ibrani 10:26). 

Perbuatan dosa hanya akan menuntun orang kepada kebinasaan kekal!

Sunday, June 10, 2018

Kesetiaan Tuhan Tiada Batas

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juni 2018

Baca:  Yesaya 46:1-13

"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  Yesaya 46:4

Di zaman sekarang ini bukan perkara sulit untuk mencari orang yang pintar, hebat, baik, bertalenta, kaya, gagah, ganteng, cantik, berpengalaman, atau berpendidikan tinggi.  Tetapi mencari orang-orang yang setia tak semudah membalikkan telapak tangan  (Amsal 20:6), sebab manusia cenderung bersikap individualistis dan materialistis, segala sesuatunya diukur berdasarkan materi dan kepentingan.  Orang akan berlaku setia asal diberi imbalan.  Kesetiaan bukan lagi diukur dari pengorbanan, melainkan disertai tendensi tertentu.  Pemazmur mengeluh,  "...sebab orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia."  (Mazmur 12:2).

     Tuhan menegaskan di hadapan umat Israel bahwa Dia adalah Tuhan yang tidak bisa dibandingkan dan disamakan dengan siapa pun.  Sungguh, Tuhan itu tak tertandingi!  "Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku,"  (Yesaya 46:5).  Kesetiaan Tuhan tak pernah berubah dan tak lekang oleh waktu!  "TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya."  (Mazmur 145:13b).  Sekalipun kita sering menyakiti hati-Nya dan mengecewakan-Nya, Tuhan tetap bertanggung jawab atas hidup kita dan tidak pernah mengecewakan.  Apa respons kita terhadap kesetiaan Tuhan?  Tiada cara lain selain kita harus setia melakukan kehendak Tuhan di segala situasi.  Alkitab menegaskan bahwa orang yang setia dan bertahan sampai kesudahannya itulah yang beroleh selamat.  "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan."  (Wahyu 2:10b).  Yang setia sampai akhir beroleh mahkota kehidupan.

     Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini tidak selamanya keadaan terjadi seperti yang kita harapkan.  Adakalanya kita harus melewati lembah-lembah kekelaman, bahkan bayang-bayang maut, tapi percayalah bahwa kita tidak menghadapinya sendirian, Tuhan selalu ada untuk kita:  "...Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  (ayat nas)

Seberat apa pun keadaan, jangan pernah berubah tidak setia kepada Tuhan!