Monday, April 16, 2018

Jika Tuhan Bekerja: TIADA YANG MUSTAHIL

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 April 2018

Baca:  Mazmur 94:1-11

"TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."  Mazmur 94:11

Di semua media, baik itu radio, televisi, tabloid, surat kabar, majalah, internet dan sebagainya, hampir setiap hari menyuguhkan berita-berita seputar kriminalitas.  Mulai dari kasus narkoba, pemerkosaan atau pencabulan anak di bawah umur, pornografi, prostitusi, pembunuhan, perampokan dan sebagainya.  Tindak kejahatan terjadi di mana-mana, bukan hanya terjadi di kota-kota besar, tapi juga sampai ke pelosok-pelosok daerah terpencil.  Korbannya pun tak mengenal usia dan status.  Kini bukan hanya para orangtua yang merasa was-was dengan keselamatan anak-anaknya, tapi hampir semua orang mengalami hal yang sama.  Tak ada tempat di belahan bumi ini yang benar-benar aman, bebas dari ancaman dan segala jenis kejahatan!

     Daud pun mengalami hal yang sama, di mana ia dihadapkan pada ancaman dan bahaya yang sewaktu-waktu dapat merengut nyawanya.  Hal itu disebabkan oleh rencana jahat yang dirancang oleh Absalom dan Ahitofel.  "Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: 'Izinkanlah aku memilih dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini juga. Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya, dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri.'"  (2 Samuel 17:1-2).  Ada tertulis:  "Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN,"  (Amsal 15:26).  Karena itu Tuhan memakai Husai untuk menggagalkan rencana jahat mereka, dengan memberikan nasihat yang berbeda dari Ahitofel.  Jika bukan karena Tuhan yang bekerja, kemungkinan Husai tidak akan menyampaikan nasihatnya kepada Absalom, tetapi ia akan mendukung Absalom untuk menghabisi nyawa Daud.  Jika bukan karena Tuhan turut bekerja, maka tamatlah riwayat hidup Daud.

     Di tengah dunia yang penuh dengan kejahatan ini, tiada yang bisa kita harapkan dan andalkan selain Tuhan saja.  Daud berkata,  "TUHAN adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu perlindunganku."  (Mazmur 94:22).

Tak perlu takut dengan rancangan-rancangan jahat manusia, asalkan kita hidup benar di hadapan Tuhan Dia pasti akan menjadi pembela dan penolong bagi kita!

Sunday, April 15, 2018

MENGEKANG LIDAH: Proses Menuju Kesempurnaan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 April 2018

Baca:  Yakobus 3:1-12

"dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi."  Yakobus 3:10

Kalau kita ingin benar di dalam perkataan, kita harus dapat menguasai lidah.  Berhati-hatilah dan berpikirlah seribu kali sebelum berbicara, sebab  "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21).  Ada kalimat bijak yang menyatakan bahwa diam itu emas!  Adalah lebih baik diam atau sedikit bicara, karena semakin banyak bicara kemungkinan untuk melakukan kesalahan akan semakin besar.  Ada tertulis:  "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi."  (Amsal 10:19).  Bahkan Alkitab menyatakan bahwa orang bodoh sekalipun akan disangka bijak apabila ia tidak banyak bicara alias berdiam diri.  "Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya."  (Amsal 17:28).

     Jangan sekali-kali menganggap remeh dan sepele setiap perkataan yang keluar dari mulut kita, sebab pada saatnya harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.  "Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."  (Matius 12:36-37).  Yang termasuk perkataan sia-sia adalah kata-kata kotor atau jorok, kata-kata yang menyakiti, kata-kata yang tidak membangun dan sebagainya.  "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."  (Efesus 4:29).

     Jangan pula ada bisik-bisik atau gosip!  Gosip adalah selenting berita yang tersebar luas dan sekaligus menjadi rahasia umum tetapi kebenarannya diragukan, atau berita negatif.  Banyak orang suka bergosip, tak terkecuali orang Kristen.  Ini sungguh sangat berbahaya, dapat merusak dan menghancurkan diri sendiri dan juga orang lain.  Rasul Paulus berkata,  "Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan."  (2 Korintus 12:20).

Ibadah kita kepada Tuhan akan sia-sia jika kita tak mampu mengekang lidah!  (Yakobus 1:26).