Sunday, April 15, 2018

MENGEKANG LIDAH: Proses Menuju Kesempurnaan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 April 2018

Baca:  Yakobus 3:1-12

"dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi."  Yakobus 3:10

Kalau kita ingin benar di dalam perkataan, kita harus dapat menguasai lidah.  Berhati-hatilah dan berpikirlah seribu kali sebelum berbicara, sebab  "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21).  Ada kalimat bijak yang menyatakan bahwa diam itu emas!  Adalah lebih baik diam atau sedikit bicara, karena semakin banyak bicara kemungkinan untuk melakukan kesalahan akan semakin besar.  Ada tertulis:  "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi."  (Amsal 10:19).  Bahkan Alkitab menyatakan bahwa orang bodoh sekalipun akan disangka bijak apabila ia tidak banyak bicara alias berdiam diri.  "Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya."  (Amsal 17:28).

     Jangan sekali-kali menganggap remeh dan sepele setiap perkataan yang keluar dari mulut kita, sebab pada saatnya harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.  "Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."  (Matius 12:36-37).  Yang termasuk perkataan sia-sia adalah kata-kata kotor atau jorok, kata-kata yang menyakiti, kata-kata yang tidak membangun dan sebagainya.  "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."  (Efesus 4:29).

     Jangan pula ada bisik-bisik atau gosip!  Gosip adalah selenting berita yang tersebar luas dan sekaligus menjadi rahasia umum tetapi kebenarannya diragukan, atau berita negatif.  Banyak orang suka bergosip, tak terkecuali orang Kristen.  Ini sungguh sangat berbahaya, dapat merusak dan menghancurkan diri sendiri dan juga orang lain.  Rasul Paulus berkata,  "Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan."  (2 Korintus 12:20).

Ibadah kita kepada Tuhan akan sia-sia jika kita tak mampu mengekang lidah!  (Yakobus 1:26).

No comments:

Post a Comment