Sunday, March 11, 2018

TEGURAN DAN HAJARAN: Demi Masa Depan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Maret 2018

Baca:  Amsal 23:1-35

"Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan."  Amsal 23:13

Menjadi suatu kebahagiaan dan kepuasan tersendiri bagi para orangtua bila melihat anak-anaknya memiliki perilaku yang baik, berhasil dalam studi dan sukses di dalam karirnya.  Rasa-rasanya semua usaha, jerih payah dan pengorbanan yang dilakukan oleh orangtua lunas terbayar alias tidak sia-sia.  Tidak sedikit orangtua yang harus mengelus dada karena kecewa ketika melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang tidak sesuai yang diharapkan:  nakal, suka memberontak, studi berantakan dan sebagainya.  Padahal orangtua sudah melakukan apa saja demi anak.

     Firman Tuhan memperingatkan agar orangtua tidak melupakan didikan terhadap anak, artinya harus bersikap tegas dalam hal mendidik anak-anaknya.  Ada tertulis:  "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya."  (Amsal 13:24).  Tidak sedikit orangtua yang bersikap lunak terhadap anak-anaknya.  Ketika anak-anak terlihat jelas telah melakukan kesalahan atau pelanggaran mereka enggan menegur apalagi memukulnya dengan tongkat, dengan alasan tidak tega atau merasa kasihan.  Padahal teguran dan hajaran itu penting sekali bagi anak!  "Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya."  (Amsal 19:18).  Adalah sebuah keharusan bagi orangtua untuk memberikan pujian atas keberhasilan dan prestasi yang diraih oleh anaknya, tapi saat anak melakukan kesalahan dan pelanggaran maka teguran yang keras dan hajaran perlu diberlakukan agar si anak mengerti bahwa hal itu tidak boleh dilakukan dan tidak boleh diulangi.

     Dalam kehidupan rohani berlaku hal yang sama!  Selain berlimpah dengan kasih, Tuhan itu sangat tegas dan penuh kedisiplinan.  Ketika ada pelanggaran atau dosa yang kita perbuat Tuhan akan menegur, memperingatkan dan menghajar anak-anak-Nya.  "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  (Ibrani 12:5-6).  Adapun bentuk teguran dan hajaran Tuhan itu bisa berupa masalah atau penderitaan.  Hal itu bertujuan agar kita segera menyadari akan kesalahan dan berbalik ke jalan-Nya yang benar!

Saturday, March 10, 2018

YANG MUDA YANG BERSINAR (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Maret 2018

Baca:  Pengkhotbah 12:1-8

"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: 'Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!'"  Pengkhotbah 12:1

Kita sering membaca berita di surat kabar atau melihat tayangan di televisi tentang anak-anak muda yang tersangkut masalah hukum:  terlibat tawuran, mabuk-mabukan  (pesta miras), pergaulan bebas  (seks bebas), mengonsumsi narkoba dan sebagainya.  Ini sangat menyedihkan!  "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan."  (Pengkhotbah 11:9-10).

     Kalau di usia muda sudah salah melangkah, maka kemudaan dan fajar hidupnya akan menjadi sia-sia.  Penting sekali bagi anak muda untuk membangun fondasi hidupnya dengan baik.  Fondasi hidup ini berbicara tentang kehidupan rohani!  "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu."  (Mazmur 119:9).  Usia muda adalah usia yang sangat rawan dan rentan terhadap pengaruh-pengaruh buruk.  "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya."  (Amsal 22:15).  Alkitab memperingatkan:  "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."  (1 Korintus 15:33).  Jika sedari muda sudah memiliki fondasi iman yang kuat, ia takkan mudah terbawa oleh arus dunia.  Usia muda seharusnya menjadi usia emas, masa di mana orang dapat mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki.

     3.  Punya semangat.  Yosua pemuda dengan semangat luar biasa.  Tuhan memerintahkan Musa untuk menyemangati Yosua dengan penumpangan tangan:  "Yosua bin Nun, pelayanmu, dialah yang akan masuk ke sana. Berilah kepadanya semangat,"  (Ulangan 1:38), sebab  "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  (Amsal 18:14).

Orang muda yang hidup takut akan Tuhan akan beroleh keberanian, kekuatan dan semangat Ilahi, sehingga kehidupannya bersinar dan menjadi teladan.