Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Februari 2018
Baca: 2 Samuel 11:1-27
"Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN." 2 Samuel 11:27c
Kalau diperhatikan secara kerohanian, kurang apakah Daud? Selain sebagai raja besar di Israel, ia juga seorang yang diurapi Tuhan dan juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan sehingga hidupnya dikenan oleh Tuhan. Tetapi karena kelengahannya Daud pun bisa jatuh ke dalam pencobaan, jatuh dalam dosa perzinahan. Iblis benar-benar tahu kapan waktu yang tepat untuk melancarkan serangannya.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Di setiap pergantian tahun biasanya para pendahulu Daud selalu menetapkan sebagai waktu yang tepat untuk maju berperang, menaklukkan musuh atau setidaknya berjaga-jaga mempertahankan apa yang telah diraih. Namun hal itu tidak dilakukan oleh Daud, ia justru memilih untuk beristirahat dan bersantai-santai dan malah memerintahkan Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. "Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat
pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak
kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan
itu sangat elok rupanya." (2 Samuel 11:2). Berawal dari melihat inilah Daud jatuh dalam dosa perzinahan. "Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia." (2 Samuel 11:4a). Sungguh apa yang ditulis Yakobus bahwa "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). Akibat perbuatannya ini Daud harus menanggung akibat: anak yang dilahirkan Betsyeba mati.
Sadar atau tidak, hidup ini adalah sebuah peperangan, setiap saat kita harus berperang melawan kedagingan kita dan berperang melawan tipu muslihat Iblis. "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Karena itu jangan pernah berhenti untuk berjuang, sebab lawan kita yaitu Iblis, terus mengincar kelengahan kita.
Berjaga-jagalah senantiasa dalam doa, itu yang membuat kita tetap kuat!
Tuesday, February 13, 2018
Monday, February 12, 2018
JATUH KARENA TERLALU LENGAH (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Februari 2018
Baca: 2 Samuel 11:1-27
"Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel." 2 Samuel 11:1
Saat berdoa di taman Getsemani Kristus menegur murid-murid-Nya yang ketika itu sedang tertidur: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:40-41). Tuhan memperingatkan kita agar senantiasa berjaga-jaga dan berdoa supaya tidak jatuh ke dalam pencobaan. Mengapa kita harus selalu berjaga-jaga dan berdoa? Karena "...Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Iblis selalu menunggu waktu yang baik (Lukas 4:13) untuk menyerang orang percaya, dan waktu yang baik itu adalah ketika kita sedang lengah.
Pencobaan bisa datang sewaktu-waktu dan tak terduga, sedikit saja lengah kita pasti akan jatuh ke dalamnya. Karena itu, rasul Paulus memperingatkan dengan tegas: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Jangan pernah membangga-banggakan diri dengan berkata: "Aku kan hamba Tuhan atau pelayan Tuhan, tak mungkinlah aku jatuh. Aku sudah lama melayani Tuhan dan hafal isi Alkitab, mana mungkin bisa jatuh dalam pencobaan." Berhati-hatilah! Tak seorang pun di dunia ini yang kebal terhadap pencobaan, justru semakin berada di 'ketinggian' semakin besar pula angin yang menerpa seseorang.
Dari pembacaan firman hari ini kita bisa belajar dari kisah pengalaman Daud. Nama Daud memiliki arti: dicintai. Ia adalah anak Isai, bungsu dari delapan bersaudara dan berasal dari suku Yehuda. Alkitab mencatat bahwa Daud adalah raja yang diurapi Tuhan, yang memerintah selama 40 tahun di Israel. "...di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun." (1 Raja-Raja 2:11). Selain itu Daud juga dikenal sebagai orang yang sangat karib dengan Tuhan dan memiliki kemampuan dalam hal bermusik, khususnya memainkan alat musik kecapi. Setiap kali Daud memainkan musik, Roh Tuhan menyertainya. Karena itu Daud dikenal sebagai pemazmur yang sangat disukai orang-orang Israel (Mazmur 23:1). Dan lebih lagi, Daud adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan (1 Samuel 13:14).
Baca: 2 Samuel 11:1-27
"Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel." 2 Samuel 11:1
Saat berdoa di taman Getsemani Kristus menegur murid-murid-Nya yang ketika itu sedang tertidur: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:40-41). Tuhan memperingatkan kita agar senantiasa berjaga-jaga dan berdoa supaya tidak jatuh ke dalam pencobaan. Mengapa kita harus selalu berjaga-jaga dan berdoa? Karena "...Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Iblis selalu menunggu waktu yang baik (Lukas 4:13) untuk menyerang orang percaya, dan waktu yang baik itu adalah ketika kita sedang lengah.
Pencobaan bisa datang sewaktu-waktu dan tak terduga, sedikit saja lengah kita pasti akan jatuh ke dalamnya. Karena itu, rasul Paulus memperingatkan dengan tegas: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Jangan pernah membangga-banggakan diri dengan berkata: "Aku kan hamba Tuhan atau pelayan Tuhan, tak mungkinlah aku jatuh. Aku sudah lama melayani Tuhan dan hafal isi Alkitab, mana mungkin bisa jatuh dalam pencobaan." Berhati-hatilah! Tak seorang pun di dunia ini yang kebal terhadap pencobaan, justru semakin berada di 'ketinggian' semakin besar pula angin yang menerpa seseorang.
Dari pembacaan firman hari ini kita bisa belajar dari kisah pengalaman Daud. Nama Daud memiliki arti: dicintai. Ia adalah anak Isai, bungsu dari delapan bersaudara dan berasal dari suku Yehuda. Alkitab mencatat bahwa Daud adalah raja yang diurapi Tuhan, yang memerintah selama 40 tahun di Israel. "...di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun." (1 Raja-Raja 2:11). Selain itu Daud juga dikenal sebagai orang yang sangat karib dengan Tuhan dan memiliki kemampuan dalam hal bermusik, khususnya memainkan alat musik kecapi. Setiap kali Daud memainkan musik, Roh Tuhan menyertainya. Karena itu Daud dikenal sebagai pemazmur yang sangat disukai orang-orang Israel (Mazmur 23:1). Dan lebih lagi, Daud adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan (1 Samuel 13:14).
Subscribe to:
Posts (Atom)