Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Januari 2018
Baca: 2 Korintus 3:1-18
"Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang." 2 Korintus 3:2
Tidak semua orang percaya mengerti bahwa sebagai pengikut Kristus, sesungguhnya keberadaan kita di tengah-tengah dunia adalah menjadi surat-surat Kristus yang terbuka, yang bisa dibaca oleh semua orang. Karena itu, baik perkataan maupun tingkah laku kita haruslah bisa menjadi berkat dan kesaksian yang baik bagi dunia. Seringkali kita diingatkan dengan ayat ini: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Kalau kehidupan kita sama sekali tidak mencerminkan kehidupan seperti Kristus, maka kita bisa disebut sebagai orang-orang Kristen yang gagal total, sebab sasaran utama hidup kekristenan adalah menjadi serupa dengan Kristus. "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah
Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan
yang semakin besar." (2 Korintus 3:18).
Orang percaya disebut sebagai surat Kristus, artinya kehidupan kita bisa dibaca oleh semua orang. Hidup kita sama seperti surat yang merupakan sarana komunikasi tanpa suara, tetapi bisa dimengerti dari tulisan yang ada di dalamnya. Seandainya kita menerima surat yang berisi tentang hal-hal yang menyedihkan, maka kita yang membacanya pasti akan turut menjadi sedih. Demikian juga sebaliknya, kalau kita membaca surat yang berisikan tentang berita bahagia, maka kita pun akan turut merasakan kebahagiaan tersebut. Jadi, ada pengaruh bagi setiap orang yang membaca surat itu.
Demikian pula seharusnya kehidupan setiap pengikut Kristus yaitu bisa dibaca oleh orang lain dan dapat memberikan dampak yang positif, sehingga meskipun kita belum bersuara atau memberitakan Injil, tetapi melalui perkataan dan perbuatan kita yang 'berbeda' dari dunia, kita sedang memberitakan Injil Kristus kepada orang-orang yang ada di sekitar. Ketika kehidupan orang percaya bisa menjadi teladan yang baik, maka tanpa disadari kita sedang memperkenalkan Kristus kepada dunia, sebelum kita memberitakan Injil kepada mereka.
"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Matius 3:8
Monday, January 29, 2018
Sunday, January 28, 2018
JEMAAT BEREA: Hati Yang Rela
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Januari 2018
Baca: Kisah Para Rasul 17:10-15
"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." Kisah 17:11
Alkitab mencatat bahwa jemaat di Berea disebut lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika. Mengapa bisa seperti itu? Jemaat di Berea bisa menjadi orang-orang yang jauh lebih baik karena mereka menerima firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus dan Silas dengan segala kerelaan. Artinya mereka mau belajar, dibentuk dan diproses oleh firman Tuhan. Ini adalah dampak dari kuasa firman Tuhan! "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12).
Dinyatakan bahwa "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Orang yang mendengar firman dengan sungguh-sungguh, menyimpan dalam hati dan memraktekkan dalam hidup sehari-hari hidupnya pasti diubahkan dan hatinya dipulihkan, sehingga tercermin dalam setiap perkataan dan tindakan yang menjadi baik. Karena begitu mengasihi Tuhan, jemaat di Berea rela hati untuk dibentuk oleh firman Tuhan. Ini menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati Tuhan dan menghargai firman-Nya. Perhatikan apa yang dilakukan oleh jemaat di Berea! "...dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." (ayat nas). Artinya mereka rela menyediakan waktu untuk mempelajari Kitab Suci setiap hari. Keberadaan jemaat di Berea benar-benar telah menjadi kesaksian yang baik!
Sementara, banyak orang Kristen tidak rela memberi waktu untuk berdoa dan baca Alkitab, apalagi menyediakan waktu secara khusus untuk menyelidiki dan mempelajari Alkitab. Tidaklah mengherankan jika di setiap ibadah-ibadah pendalaman Alkitab seringkali sepi orang dan sedikit sekali peminatnya.
Hidup kita pasti menjadi berkat bila hati kita rela dibentuk oleh firman Tuhan.
Baca: Kisah Para Rasul 17:10-15
"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." Kisah 17:11
Alkitab mencatat bahwa jemaat di Berea disebut lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika. Mengapa bisa seperti itu? Jemaat di Berea bisa menjadi orang-orang yang jauh lebih baik karena mereka menerima firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus dan Silas dengan segala kerelaan. Artinya mereka mau belajar, dibentuk dan diproses oleh firman Tuhan. Ini adalah dampak dari kuasa firman Tuhan! "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12).
Dinyatakan bahwa "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Orang yang mendengar firman dengan sungguh-sungguh, menyimpan dalam hati dan memraktekkan dalam hidup sehari-hari hidupnya pasti diubahkan dan hatinya dipulihkan, sehingga tercermin dalam setiap perkataan dan tindakan yang menjadi baik. Karena begitu mengasihi Tuhan, jemaat di Berea rela hati untuk dibentuk oleh firman Tuhan. Ini menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati Tuhan dan menghargai firman-Nya. Perhatikan apa yang dilakukan oleh jemaat di Berea! "...dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." (ayat nas). Artinya mereka rela menyediakan waktu untuk mempelajari Kitab Suci setiap hari. Keberadaan jemaat di Berea benar-benar telah menjadi kesaksian yang baik!
Sementara, banyak orang Kristen tidak rela memberi waktu untuk berdoa dan baca Alkitab, apalagi menyediakan waktu secara khusus untuk menyelidiki dan mempelajari Alkitab. Tidaklah mengherankan jika di setiap ibadah-ibadah pendalaman Alkitab seringkali sepi orang dan sedikit sekali peminatnya.
Hidup kita pasti menjadi berkat bila hati kita rela dibentuk oleh firman Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)