Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2018
Baca: Yesaya 26:11-21
"Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab
segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi
kami." Yesaya 26:12
Semua orang merindukan sebuah kehidupan yang penuh damai sejahtera. Begitu pentingnya damai sejahtera sampai-sampai orang rela membayar dengan harga yang sangat mahal. Dengan harapan mendapatkan damai sejahtera orang berkelana ke berbagai negara di dunia atau mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal. Ada pula orang yang mengeluarkan uang miliaran rupiah demi membangun rumah mewah, lengkap dengan fasilitasnya, dengan tujuan supaya hatinya merasakan damai sejahtera. Berbagai cara dan usaha dilakukan manusia, namun mereka tetap saja tidak menemukan damai sejahtera yang sejati, "Kami mengharapkan damai sejahtera, tetapi tidak datang sesuatu yang
baik; mengharapkan waktu kesembuhan, tetapi hanya ada kengerian!" (Yeremia 14:19b).
Sesungguhnya untuk memiliki damai sejahtera sejati itu tak memerlukan biaya yang mahal, karena damai sejahtera tidak ada hubungannya dengan berapa besar uang atau kekayaan yang dimiliki, di mana kita tinggal, atau dalam situasi yang bagaimana. Damai sejahtera yang sejati adalah hasil sebab akibat. Damai sejahtera yang sejati akan kita dapatkan ketika kita hidup benar, ketika hati kita bersih dan terbebas dari segala kejahatan. Sekalipun kita sedang dalam pergumulan hidup yang berat, sekalipun kita tinggal di tengah situasi yang gawat, tetapi kalau kita tetap menjaga hidup kita seturut dengan kehendak Tuhan, maka damai sejahtera yang sejati akan kita rasakan. "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat
kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya." (Yesaya 32:17).
Langkah awal untuk mengalami damai sejahtera yang sejati adalah merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Tuhan berkata, "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai
sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan
kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang
tidak pernah berhenti," (Yesaya 48:18). Di tengah masalah dan pergumulan, tetaplah sediakan waktu untuk bersaat teduh, membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan. Itulah yang membuat hati kita tetap mengalami damai sejahtera!
Damai sejahtera yang sejati takkan pernah kita dapatkan di luar Tuhan!
Monday, January 8, 2018
Sunday, January 7, 2018
MASA DEPAN DAN KEMATIAN: Hal yang Ditakuti Manusia
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Januari 2018
Baca: Yesaya 8:11-22
"Tetapi TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepada-Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar." Yesaya 8:13
Di hari-hari ini banyak orang dihantui oleh ketakutan. Celakanya, mereka bukannya takut kepada Tuhan, tetapi takut kepada perkara-perkara yang ada di dunia ini. Orang yang berkelimpahan secara materi, takut kehilangan hartanya; ketika suami sering pulang terlambat, isteri seringkali takut kalau-kalau suaminya selingkuh; seorang gadis yang sedang menginjak usia dewasa, dihantui rasa takut karena belum juga menemukan jodoh. Bisa dikatakan bahwa ketakutan acapkali timbul dalam diri semua orang.
Hal terbesar yang seringkali orang takutkan adalah hari esok atau masa depan! Orang percaya tak perlu takut akan masa depan, sebab semua ada dalam jaminan Tuhan. "...Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11). Masa depan dan harapan bagi orang percaya itu sungguh ada dan tidak akan pernah hilang (Amsal 23:18). Tuhan berjanji menyertai kita sampai kepada kesudahan zaman (Matius 28:20b), bahkan "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4).
Hal lain yang sangat menakutkan manusia adalah kematian. Namun kematian bagi orang yang ada di dalam Kristus hanyalah sebuah perpindahan tempat saja. "Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia." (2 Korintus 5:1). Karena itu rasul Paulus dapat berkata, "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21). Artinya kematian bukanlah hal yang menakutkan bagi orang percaya. Alkitab memperingatkan agar kita hanya takut akan Tuhan dan gemetar di hadapan-Nya. Wujud kita takut akan Tuhan adalah ketika kita hidup taat melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tak perlu kita takut dengan perkara-perkara fana, tapi takutlah akan Tuhan!
Baca: Yesaya 8:11-22
"Tetapi TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepada-Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar." Yesaya 8:13
Di hari-hari ini banyak orang dihantui oleh ketakutan. Celakanya, mereka bukannya takut kepada Tuhan, tetapi takut kepada perkara-perkara yang ada di dunia ini. Orang yang berkelimpahan secara materi, takut kehilangan hartanya; ketika suami sering pulang terlambat, isteri seringkali takut kalau-kalau suaminya selingkuh; seorang gadis yang sedang menginjak usia dewasa, dihantui rasa takut karena belum juga menemukan jodoh. Bisa dikatakan bahwa ketakutan acapkali timbul dalam diri semua orang.
Hal terbesar yang seringkali orang takutkan adalah hari esok atau masa depan! Orang percaya tak perlu takut akan masa depan, sebab semua ada dalam jaminan Tuhan. "...Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11). Masa depan dan harapan bagi orang percaya itu sungguh ada dan tidak akan pernah hilang (Amsal 23:18). Tuhan berjanji menyertai kita sampai kepada kesudahan zaman (Matius 28:20b), bahkan "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4).
Hal lain yang sangat menakutkan manusia adalah kematian. Namun kematian bagi orang yang ada di dalam Kristus hanyalah sebuah perpindahan tempat saja. "Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia." (2 Korintus 5:1). Karena itu rasul Paulus dapat berkata, "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21). Artinya kematian bukanlah hal yang menakutkan bagi orang percaya. Alkitab memperingatkan agar kita hanya takut akan Tuhan dan gemetar di hadapan-Nya. Wujud kita takut akan Tuhan adalah ketika kita hidup taat melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tak perlu kita takut dengan perkara-perkara fana, tapi takutlah akan Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)