Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Januari 2018
Baca: Mazmur 14:1-7
"TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah." Mazmur 14:2
Banyak perkara dicari-cari oleh manusia di dunia ini. Apa yang dicari itulah yang dianggap sangat menentukan kebahagiaan hidup manusia. Ada banyak orang menginginkan hidup yang berbahagia, namun justru kekecewaan dan kegagalan yang mereka alami. Mengapa? Karena mereka mencari 'sesuatu' yang salah, mencari hal-hal yang bersumber dari dunia ini, bukan dari Tuhan. Ada pula orang-orang yang berusaha mencari segala hal dengan mengandalkan kekuatan sendiri, dan ujung-ujungnya mereka akan kecewa. Pemazmur menasihati: "Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya," (Mazmur 105:4-5). Alkitab menyatakan bahwa bila kita mencari Tuhan terlebih dahulu dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan dalam hidup ini. (Matius 6:33).
Tuhan Yesus bertanya, "Apakah yang kamu cari?" (Yohanes 1:38). Di hari-hari ini manusia tidak lagi menempatkan perkara-perkara rohani sebagai agenda utama dalam hidupnya, tetapi inilah yang umumnya sedang mereka cari: 1. Kekayaan. Materi duniawi telah menyilaukan mata semua orang sehingga mereka mudah sekali tergiur dengan iming-iming Iblis yang menawarkan kekayaan secara instan. Karenanya mereka rela menempuh cara apa pun demi mendapatkan apa yang dicari, meskipun cara yang ditempuhnya itu tidak halal, melanggar hukum dan bertentangan dengan firman Tuhan. Tragisnya lagi, tidak sedikit dari mereka yang terlibat dalam kuasa kegelapan. Mereka tidak sadar bahwa mereka sedang dituntun Iblis menuju kepada kebinasaan.
2. Kesenangan daging. Segala yang menyenangkan dan memuaskan daging sedang dicari manusia.. Berhati-hatilah! Kepuasan daging ujungnya adalah maut, "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya," (Galatia 6:8). Karena itu "Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam
pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu...dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya." (Roma 13:13-14).
Ketika kita mencari Kristus dan menempatkan Dia sebagai yang terutama dalam hidup ini, kita akan beroleh berkat dan kebahagiaan hidup yang sejati!
Friday, January 5, 2018
Thursday, January 4, 2018
PERHATIAN DAN PIKIRAN HANYA KEPADA TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Januari 2018
Baca: Ayub 12:1-25
"Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?" Ayub 12:9-10
Ada dua sisi penting dalam kehidupan manusia yaitu hidup dan mati, yang sepenuhnya adalah otoritas Tuhan. "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia." (Yohanes 1:4). Tuhan bukan saja pemberi hidup, tapi juga menyediakan segala sarana dan prasarana penunjang kehidupan manusia, supaya hidup yang dikaruniakan-Nya dapat dipertahankan. Karena itu penting sekali kita memusatkan pikiran dan perhatian kepada Tuhan Sang Pemberi Hidup, sebab hidup manusia sepenuhnya berada dalam kuasa-Nya.
Jika perhatian dan pikiran kita hanya terpusat kepada kehidupan saja maka kita akan takut dan kuatir. Karena berbicara tentang kehidupan akan membuat perhatian dan pikiran kita tertuju kepada kebutuhan-kebutuhan. Tuhan memperingatkan: "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" (Matius 6:25). Sebaliknya kalau arah pandang kita senantiasa tertuju kepada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan, kita akan menjalani hidup dengan penuh ucapan syukur, sebab "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Kematian adalah rahasia Tuhan, tak satu pun manusia tahu kapan kematian itu datang menghampirinya. Jika kita hanya memusatkan pikiran dan perhatian pada kematian, kita pun akan dihantui oleh rasa takut dan kuatir. Yang terpenting adalah jangan sampai kematian itu menjadi suatu jerat bagi kita seperti tertulis: "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12).
Rasul Paulus menasihati: "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif," Efesus 5:15
Baca: Ayub 12:1-25
"Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?" Ayub 12:9-10
Ada dua sisi penting dalam kehidupan manusia yaitu hidup dan mati, yang sepenuhnya adalah otoritas Tuhan. "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia." (Yohanes 1:4). Tuhan bukan saja pemberi hidup, tapi juga menyediakan segala sarana dan prasarana penunjang kehidupan manusia, supaya hidup yang dikaruniakan-Nya dapat dipertahankan. Karena itu penting sekali kita memusatkan pikiran dan perhatian kepada Tuhan Sang Pemberi Hidup, sebab hidup manusia sepenuhnya berada dalam kuasa-Nya.
Jika perhatian dan pikiran kita hanya terpusat kepada kehidupan saja maka kita akan takut dan kuatir. Karena berbicara tentang kehidupan akan membuat perhatian dan pikiran kita tertuju kepada kebutuhan-kebutuhan. Tuhan memperingatkan: "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" (Matius 6:25). Sebaliknya kalau arah pandang kita senantiasa tertuju kepada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan, kita akan menjalani hidup dengan penuh ucapan syukur, sebab "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Kematian adalah rahasia Tuhan, tak satu pun manusia tahu kapan kematian itu datang menghampirinya. Jika kita hanya memusatkan pikiran dan perhatian pada kematian, kita pun akan dihantui oleh rasa takut dan kuatir. Yang terpenting adalah jangan sampai kematian itu menjadi suatu jerat bagi kita seperti tertulis: "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12).
Rasul Paulus menasihati: "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif," Efesus 5:15
Subscribe to:
Posts (Atom)