Thursday, January 4, 2018

PERHATIAN DAN PIKIRAN HANYA KEPADA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Januari 2018

Baca:  Ayub 12:1-25

"Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?"  Ayub 12:9-10

Ada dua sisi penting dalam kehidupan manusia yaitu hidup dan mati, yang sepenuhnya adalah otoritas Tuhan.  "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia."  (Yohanes 1:4).  Tuhan bukan saja pemberi hidup, tapi juga menyediakan segala sarana dan prasarana penunjang kehidupan manusia, supaya hidup yang dikaruniakan-Nya dapat dipertahankan.  Karena itu penting sekali kita memusatkan pikiran dan perhatian kepada Tuhan Sang Pemberi Hidup, sebab hidup manusia sepenuhnya berada dalam kuasa-Nya.

     Jika perhatian dan pikiran kita hanya terpusat kepada kehidupan saja maka kita akan takut dan kuatir.  Karena berbicara tentang kehidupan akan membuat perhatian dan pikiran kita tertuju kepada kebutuhan-kebutuhan.  Tuhan memperingatkan:  "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"  (Matius 6:25).  Sebaliknya kalau arah pandang kita senantiasa tertuju kepada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan, kita akan menjalani hidup dengan penuh ucapan syukur, sebab  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).

     Kematian adalah rahasia Tuhan, tak satu pun manusia tahu kapan kematian itu datang menghampirinya.  Jika kita hanya memusatkan pikiran dan perhatian pada kematian, kita pun akan dihantui oleh rasa takut dan kuatir.  Yang terpenting adalah jangan sampai kematian itu menjadi suatu jerat bagi kita seperti tertulis:  "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  (Pengkhotbah 9:12).

Rasul Paulus menasihati:  "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,"  Efesus 5:15

No comments:

Post a Comment