Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Januari 2018
Baca: Ayub 12:1-25
"Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?" Ayub 12:9-10
Ada dua sisi penting dalam kehidupan manusia yaitu hidup dan mati, yang sepenuhnya adalah otoritas Tuhan. "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia." (Yohanes 1:4). Tuhan bukan saja pemberi hidup, tapi juga menyediakan segala sarana dan prasarana penunjang kehidupan manusia, supaya hidup yang dikaruniakan-Nya dapat dipertahankan. Karena itu penting sekali kita memusatkan pikiran dan perhatian kepada Tuhan Sang Pemberi Hidup, sebab hidup manusia sepenuhnya berada dalam kuasa-Nya.
Jika perhatian dan pikiran kita hanya terpusat kepada kehidupan saja maka kita akan takut dan kuatir. Karena berbicara tentang kehidupan akan membuat perhatian dan pikiran kita tertuju kepada kebutuhan-kebutuhan. Tuhan memperingatkan: "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" (Matius 6:25). Sebaliknya kalau arah pandang kita senantiasa tertuju kepada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan, kita akan menjalani hidup dengan penuh ucapan syukur, sebab "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Kematian adalah rahasia Tuhan, tak satu pun manusia tahu kapan kematian itu datang menghampirinya. Jika kita hanya memusatkan pikiran dan perhatian pada kematian, kita pun akan dihantui oleh rasa takut dan kuatir. Yang terpenting adalah jangan sampai kematian itu menjadi suatu jerat bagi kita seperti tertulis: "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap
dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam
jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12).
Rasul Paulus menasihati: "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif," Efesus 5:15
Thursday, January 4, 2018
Wednesday, January 3, 2018
MENIKMATI SEMUA YANG BAIK, ASALKAN... (3)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Januari 2018
Baca: Yesaya 1:10-20
"Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya." Yesaya 1:20
Mari kita perbarui komitmen dalam menjalani kehidupan di tahun 2018 ini, yaitu belajar untuk mau menurut dan mau mendengar apa yang Tuhan firmankan, serta tidak lagi hidup dalam pemberontakan, supaya hari-hari yang kita jalani penuh dengan kemenangan. Inilah yang Tuhan janjikan bagi setiap orang yang mau menurut dan mendengar. 1. Memakan hasil yang baik. Artinya apa saja yang kita kerjakan dibuat Tuhan menjadi berhasil. Orang yang hidup taat kepada Tuhan "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:3). Sebaliknya jika tidak menurut dan mendengar, kita akan 'dimakan oleh pedang': apa pun yang kita kerjakan sia-sia tanpa hasil. Oleh karena itu menurutlah dan mendengarlah supaya kita memakan hasil yang baik.
2. Pelanggaran kita diampuni Tuhan. Mungkin kita memiliki masa lalu yang sangat buruk, tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak tertarik pada masa lalu kita. Bahkan, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18); asalkan kita mau merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui segala pelanggaran kita, Ia akan mengampuni dosa kita (1 Yohanes 1:9). Dan "Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita." (Mazmur 103:10-12).
3. Doa kita didengar Tuhan. Ketaatan adalah pintu gerbang menuju berkat. "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Adalah kebodohan besar jika kita tetap saja melawan dan memberontak kepada Tuhan, sebab ketidaktaatan adalah penghalang utama untuk kita mengalami berkat-berkat Tuhan (Yesaya 59:1-3).
Berkat-berkat Tuhan akan kita nikmati di sepanjang tahun yang akan kita jalani, asalkan kita mau menurut dan mendengarkan Tuhan.
Baca: Yesaya 1:10-20
"Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya." Yesaya 1:20
Mari kita perbarui komitmen dalam menjalani kehidupan di tahun 2018 ini, yaitu belajar untuk mau menurut dan mau mendengar apa yang Tuhan firmankan, serta tidak lagi hidup dalam pemberontakan, supaya hari-hari yang kita jalani penuh dengan kemenangan. Inilah yang Tuhan janjikan bagi setiap orang yang mau menurut dan mendengar. 1. Memakan hasil yang baik. Artinya apa saja yang kita kerjakan dibuat Tuhan menjadi berhasil. Orang yang hidup taat kepada Tuhan "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:3). Sebaliknya jika tidak menurut dan mendengar, kita akan 'dimakan oleh pedang': apa pun yang kita kerjakan sia-sia tanpa hasil. Oleh karena itu menurutlah dan mendengarlah supaya kita memakan hasil yang baik.
2. Pelanggaran kita diampuni Tuhan. Mungkin kita memiliki masa lalu yang sangat buruk, tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak tertarik pada masa lalu kita. Bahkan, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18); asalkan kita mau merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui segala pelanggaran kita, Ia akan mengampuni dosa kita (1 Yohanes 1:9). Dan "Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita." (Mazmur 103:10-12).
3. Doa kita didengar Tuhan. Ketaatan adalah pintu gerbang menuju berkat. "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Adalah kebodohan besar jika kita tetap saja melawan dan memberontak kepada Tuhan, sebab ketidaktaatan adalah penghalang utama untuk kita mengalami berkat-berkat Tuhan (Yesaya 59:1-3).
Berkat-berkat Tuhan akan kita nikmati di sepanjang tahun yang akan kita jalani, asalkan kita mau menurut dan mendengarkan Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)