Sunday, December 24, 2017

PERCAKAPKAN PERBUATAN TUHAN SAJA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Desember 2017

Baca:  Mazmur 105:1-11

"Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!"  Mazmur 105:2

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bertemu dan berhadapan dengan orang-orang yang memiliki sifat, karakter dan kebiasaan yang berbeda-beda.  Ada golongan orang yang setiap kali bertemu dengan sesama selalu mempercakapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan diri sendiri, menonjolkan diri sendiri, terlebih-lebih bagi mereka yang punya nilai plus, keunggulan atau prestasi yang bisa dibanggakan.  Bahkan tidak sedikit dari mereka yang dengan sengaja menambahi dengan bumbu-bumbu supaya orang yang mendengar makin terkesima dan berdecak kagum dengan apa yang disampaikan.

     Saat kita mempercakapkan kelebihan diri sendiri kepada orang lain, saat itu pula kita sedang bermegah diri alias sombong.  Lainnya lagi ada sekelompok orang yang suka sekali mempercakapkan masalah atau kesulitan yang dialami, disertai dengan keluh kesah dan sikap mengasihani diri sendiri.  Sadarilah bahwa sesungguhnya orang akan senang dan mau bersahabat dengan orang-orang yang rendah hati dan yang selalu punya pikiran positif  (optimis).  Sebaliknya orang yang suka sekali memegahkan diri sendiri dan mengasihani diri sendiri  (pesimis), di mana pun berada ia pasti kurang disukai oleh semua orang, karena tanpa sadar mereka telah menunjukkan kelemahan diri.

     Pemazmur menasihatkan agar kita senantiasa memfungsikan lidah atau mulut kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan, serta mempercakapkan perbuatan-Nya yang ajaib  (ayat nas), karena kita ini adalah saksi-saksi Tuhan di tengah dunia.  Ketika kita senantiasa mempercakapkan tentang firman Tuhan, kasih-Nya, kebaikan-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang lain, maka siapa pun yang mendengarnya pasti akan terberkati, dikuatkan imannya dan semakin memuliakan nama Tuhan.  Bukan hanya itu, Tuhan juga akan bekerja dan menyatakan kuasa-Nya atas hidup kita.  Jadi seorang percaya haruslah berlaku bijak dalam berucap!  Bukan hanya itu, Tuhan juga akan bekerja dan menyatakan kuasa-Nya atas hidup kita.  Jadi seorang percaya haruslah berlaku bijak dalam berucap!  Biarlah hanya tentang Tuhan dan kehebatan kuasa-Nya yang menjadi hiasan bibir kita setiap hari, bukan tentang kehebatan diri sendiri dan keluhan, kebutuhan atau masalah yang digemakan!

Jika langit dan cakrawala dapat menceritakan perbuatan Tuhan yang dahsyat  (Mazmur 19:2), masakan kita umat-Nya tak mau melakukan hal yang sama?

Saturday, December 23, 2017

HAMBA YANG SELALU SIAP SEDIA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Desember 2017

Baca:  Lukas 12:35-40

"Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka."  Lukas 12:38

Orang percaya dapat dikatakan sebagai hamba yang selalu siap sedia, bila:  2.  Hidup menjadi terang.  "...dan pelitamu tetap menyala."  (Lukas 12:35).  Dunia ini sedang diliputi oleh kegelapan yang pekat dan orang percaya dituntut untuk bisa menjadi pelita yang terus menyala di tengah kegelapan, sebab  "Kamu adalah terang dunia...Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."  (Matius 5:14, 16).  Namun sering terjadi sebaliknya, ada banyak orang percaya yang hidupnya tidak menjadi terang, melainkan menjadi batu sandungan, karena mereka terbawa oleh arus dunia ini dan hidup dalam kegelapan.  Padahal Tuhan telah memanggil orang percaya dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib  (1 Petrus 2:9).  Karena itu Rasul Paulus menasihati,  "...saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan."  (1 Tesalonika 5:4-5).

     3.  Dengar-dengaran akan suara Tuhan.  Dikatakan:  "...supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya."  (Lukas 12:36).  Untuk bisa mendengar suara Tuhan orang harus bergaul karib dengan Tuhan.  Pemazmur berkata,  "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."  (Mazmur 25:14).  Jadi orang yang senantiasa dekat dengan Tuhan pasti akan mengenal suara-Nya, seperti domba yang mengenal suara gembalanya, seperti murid yang senantiasa dengar-dengaran akan suara gurunya;  jadi ketika pintu itu diketok ia akan segera membukanya, sebab ia tahu bahwa yang datang adalah Tuhan.

     Di zaman sekarang ini banyak orang lebih suka menyendengkan telinganya untuk mendengar suara-suara dari dunia ini daripada mendengar suara Tuhan.  Akhirnya mereka pun hanyut dan tenggelam dalam keduniawian.  Ini berbahaya sekali!

"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat."  Lukas 21:34