Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2017
Baca: 2 Timotius 2:1-13
"Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan
soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada
komandannya." 2 Timotius 2:4
Rasul Paulus memberikan sebuah teladan hidup melalui kehidupan prajurit, olahragawan dan petani. Mereka adalah orang-orang yang selalu berfokus pada tugas. Setiap orang percaya dipanggil untuk memiliki ketaatan seorang prajurit, kedisiplinan seorang atlet, dan kesabaran seorang petani dalam menanti tuaian. Ayat nas menyatakan bahwa prajurit yang hendak berjuang tidak lagi memusingkan kepentingan diri sendiri, dan termasuk urusan keluarganya sekalipun, agar ia mampu memusatkan pikiran (berfokus) pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembela negara atau bangsa dalam menghadapi musuh.
Bagaimana agar kita tetap fokus? 1. Bersaat teduh. Menyediakan waktu secara teratur untuk berdoa dan membaca firman Tuhan membantu kita untuk tetap fokus kepada perkara-perkara rohani. Jadikan saat teduh sebagai gaya hidup setiap hari. Dengan bersaat teduh berarti kita mengijinkan Roh Kudus untuk memimpin dan menuntun langkah hidup kita, sehingga ketika fokus hidup kita mulai menyimpang Ia akan menegur dan mengingatkan atas segala sesuatu yang pernah Tuhan sampaikan melalui firman yang telah kita baca. 2. Latihan ibadah. Rasul Paulus menasihati Timotius, "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala
hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup
yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8). Jangan sekali-kali kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Ibadah yang dimaksud bukanlah ibadah yang sekedar menjadi rutinitas, tapi ibadah yang benar-benar mendatangkan kuasa, di mana kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan merasakan hadirat-Nya.
Ketika kita mengalami atmosfer hadirat Tuhan, saat itulah kita semakin memiliki kepekaan rohani. Tuhan sudah memfokuskan segala keberadaan hidup-Nya untuk mengasihi kita, sampai Ia rela mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, masakan fokus hidup kita tertuju kepada dunia dan bukan mengasihi Tuhan?
Fokus kepada Tuhan berarti kita mengejar perkara rohani, lebih dari perkara yang ada di dunia!
Tuesday, December 5, 2017
Monday, December 4, 2017
TETAPLAH FOKUS, JANGAN GOYAH (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2017
Baca: 1 Korintus 9:24-27
"Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul." 1 Korintus 9:26
Fokus! Fokus! Kata-kata ini seringkali diteriakkan oleh sang pelatih di pinggir lapangan ketika melihat atletnya sedang kehilangan konsentrasi saat bertanding. Jika seorang atlet bertanding dengan konsentrasi yang tinggi dan tetap fokus, tak mudah bagi lawan untuk mengalahkannya. Sebaliknya, setinggi apa pun teknik yang diajarkan oleh pelatih, tapi jika si atlet tidak dapat berkonsentrasi atau tidak fokus dalam pertandingan, maka hasilnya pasti akan mengecewakan. Karena itu rasul Paulus berkata, "...aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya," (1 Korintus 9:26-27).
Fokus itu penting agar kita tidak keluar dari jalur. Berfokus berarti mata terarah pada tujuan atau sasaran. Perhatikan! Sinar matahari yang dipantulkan pada sebuah lensa pembesar dan kemudian diarahkan pada sebuah titik tertentu akan mampu membakar sampah atau jerami kering, bahkan dapat mengakibatkan suatu kebakaran yang sangat hebat. Itulah gambaran dari kekuatan suatu fokus! Begitu pula dalam menjalani hidup kekristenan, kita harus fokus kepada sasaran yaitu mencapai kedewasaan iman, menjadi serupa dengan Kristus dan mengerjakan panggilan-Nya. Inilah yang dilakukan rasul Paulus. "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14).
Supaya tidak lagi berfokus kepada perkara-perkara rohani, berbagai cara dilakukan oleh Iblis untuk mengganggu dan menggoda orang percaya dengan menawarkan segala hal yang menyilaukan mata dan menyenangkan daging: uang, kekayaan, jabatan, popularitas, perselingkuhan, obat-obatan terlarang, seks bebas dan masih banyak lagi. Siang dan malam Iblis terus berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8). Jika orang percaya sudah hilang konsentrasi dan tidak lagi fokus, maka Iblis akan dengan mudah untuk menjatuhkannya.
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Matius 26:41
Baca: 1 Korintus 9:24-27
"Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul." 1 Korintus 9:26
Fokus! Fokus! Kata-kata ini seringkali diteriakkan oleh sang pelatih di pinggir lapangan ketika melihat atletnya sedang kehilangan konsentrasi saat bertanding. Jika seorang atlet bertanding dengan konsentrasi yang tinggi dan tetap fokus, tak mudah bagi lawan untuk mengalahkannya. Sebaliknya, setinggi apa pun teknik yang diajarkan oleh pelatih, tapi jika si atlet tidak dapat berkonsentrasi atau tidak fokus dalam pertandingan, maka hasilnya pasti akan mengecewakan. Karena itu rasul Paulus berkata, "...aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya," (1 Korintus 9:26-27).
Fokus itu penting agar kita tidak keluar dari jalur. Berfokus berarti mata terarah pada tujuan atau sasaran. Perhatikan! Sinar matahari yang dipantulkan pada sebuah lensa pembesar dan kemudian diarahkan pada sebuah titik tertentu akan mampu membakar sampah atau jerami kering, bahkan dapat mengakibatkan suatu kebakaran yang sangat hebat. Itulah gambaran dari kekuatan suatu fokus! Begitu pula dalam menjalani hidup kekristenan, kita harus fokus kepada sasaran yaitu mencapai kedewasaan iman, menjadi serupa dengan Kristus dan mengerjakan panggilan-Nya. Inilah yang dilakukan rasul Paulus. "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14).
Supaya tidak lagi berfokus kepada perkara-perkara rohani, berbagai cara dilakukan oleh Iblis untuk mengganggu dan menggoda orang percaya dengan menawarkan segala hal yang menyilaukan mata dan menyenangkan daging: uang, kekayaan, jabatan, popularitas, perselingkuhan, obat-obatan terlarang, seks bebas dan masih banyak lagi. Siang dan malam Iblis terus berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8). Jika orang percaya sudah hilang konsentrasi dan tidak lagi fokus, maka Iblis akan dengan mudah untuk menjatuhkannya.
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Matius 26:41
Subscribe to:
Posts (Atom)