Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 November 2017
Baca: Lukas 21:25-33
"Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." Lukas 21:28
Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, cepat atau lambat, langit dan bumi pasti akan berlalu. Semua yang ada di bawah langit dan di atas bumi akan hancur lebur. Masihkah kita disibukkan dengan perkara-perkara yang ada di dunia ini? Masihkah kita berlomba sedemikian rupa mengumpulkan harta dunia? Masihkah kita memiliki cara hidup yang duniawi? Sampai kapan kita berubah? Ada tertulis: "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap
dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam
jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12).
Tuhan selalu berkenan kepada orang-orang yang senantiasa mengarahkan pandangannya kepada-Nya dan memalingkan mukanya dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Memalingkan muka dari segala sesuatu termasuk dari cara berpikir duniawi dan hanya memandang akan kebesaran dan kekuatan Tuhan saja yang sanggup mengubah segala perkara. Memandang Tuhan sebagai tempat perlindungan dan penyelamatan. Seperti Nuh yang tetap fokus membuat bahtera dan memalingkan mukanya terhadap orang-orang yang mengejek dan menghujatnya. Akhirnya harga yang telah Nuh bayar dalam hidupnya mendatangkan upah yang besar: ia dan seisi keluarganya selamat karena ketaatannya membuat bahtera yang diperintahkan Tuhan. Bahtera adalah lambang dari Yesus Kristus, yang merupakan Gunung Batu Keselamatan, tempat pelarian dan perlindungan bagi mereka yang senantiasa berharap kepada-Nya.
Dewasa ini pikiran manusia telah dirusak, disesatkan dan dicemari oleh berbagai kekacauan dan kabar-kabar yang menggetarkan. Sebagai orang percaya kita tak perlu gentar menghadapinya, karena dari semula Tuhan Yesus telah memberitahukan dan memperingatkan kita bahwa segalanya pasti terjadi, yaitu peperangan, pemberontakan, gempa bumi, kelaparan dan bermacam-macam musibah lainnya. Yang teramat penting untuk direnungkan adalah: "Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (ayat nas).
Setiap orang yang tetap dalam 'bahtera' Kristus akan beroleh keselamatan kekal!
Wednesday, November 29, 2017
Tuesday, November 28, 2017
MASA DEPAN DI DALAM KEKEKALAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 November 2017
Baca: Matius 6:19-20
"Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." Matius 6:20
Panggilan Tuhan bagi orang percaya adalah hidup tak bercacat cela dan memiliki kualitas hidup yang berbeda dengan dunia. Untuk memenuhi panggilan Tuhan ini kita harus mau berproses yaitu menyalibkan kedagingan dan menundukkan diri pada pimpinan Roh Kudus. "...hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Galatia 5:16). Ini adalah harga mutlak. Caranya? Kita harus menutup hati terhadap pengaruh-pengaruh yang ada di dunia ini. Yakobus menulis: "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4).
Orang percaya dimungkinkan hidup tak bercacat cela di tengah gempuran dunia, karena Tuhan Yesus sudah berdoa dan memohon kepada Bapa: "Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran." (Yohanes 17:15-17). Tujuan dari perlindungan Bapa terhadap yang jahat adalah supaya orang percaya terhindar dari cara-cara hidup yang tidak sesuai dengan kebenaran firman-Nya. Karena itu Bapa memberikan Roh Kudus sebagai penolong bagi orang percaya.
Sebagaimana Abraham rela meninggalkan Urkasdim dengan segala kenyamanannya, orang percaya pun harus meninggalkan kesenangan dunia dan segala keterikatan dengan dunia ini. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi;...Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:19-21). Inilah ikatan yang paling dominan yang dapat menjauhkan kita dari panggilan Tuhan. Ikatan ini disebut pula sebagai 'beban' yang dapat merintangi kita dalam perlombaan iman. "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." (Ibrani 12:1).
Jangan biarkan kesenangan dunia menghalangi kita untuk mengalami penggenapan janji Tuhan, karena itu kumpulkanlah harta di sorga sebanyak-banyaknya.
Baca: Matius 6:19-20
"Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." Matius 6:20
Panggilan Tuhan bagi orang percaya adalah hidup tak bercacat cela dan memiliki kualitas hidup yang berbeda dengan dunia. Untuk memenuhi panggilan Tuhan ini kita harus mau berproses yaitu menyalibkan kedagingan dan menundukkan diri pada pimpinan Roh Kudus. "...hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Galatia 5:16). Ini adalah harga mutlak. Caranya? Kita harus menutup hati terhadap pengaruh-pengaruh yang ada di dunia ini. Yakobus menulis: "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4).
Orang percaya dimungkinkan hidup tak bercacat cela di tengah gempuran dunia, karena Tuhan Yesus sudah berdoa dan memohon kepada Bapa: "Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran." (Yohanes 17:15-17). Tujuan dari perlindungan Bapa terhadap yang jahat adalah supaya orang percaya terhindar dari cara-cara hidup yang tidak sesuai dengan kebenaran firman-Nya. Karena itu Bapa memberikan Roh Kudus sebagai penolong bagi orang percaya.
Sebagaimana Abraham rela meninggalkan Urkasdim dengan segala kenyamanannya, orang percaya pun harus meninggalkan kesenangan dunia dan segala keterikatan dengan dunia ini. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi;...Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:19-21). Inilah ikatan yang paling dominan yang dapat menjauhkan kita dari panggilan Tuhan. Ikatan ini disebut pula sebagai 'beban' yang dapat merintangi kita dalam perlombaan iman. "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." (Ibrani 12:1).
Jangan biarkan kesenangan dunia menghalangi kita untuk mengalami penggenapan janji Tuhan, karena itu kumpulkanlah harta di sorga sebanyak-banyaknya.
Subscribe to:
Posts (Atom)