Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 November 2017
Baca: 1 Tesalonika 5:1-11
"karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam." 1 Tesalonika 5:2
Hampir setiap hari kita mendengar berita-berita yang menggemparkan, mulai dari berita tentang pembunuhan, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, bom bunuh diri dan sebagainya. Dari kejadian-kejadian tersebut banyak orang menjadi korban. Salah satu contohnya adalah peristiwa kecelakaan pesawat udara yang terjadi pada 28 Desember 2014 silam, pesawat AirAsia QZ8501 yang terbang dari Surabaya ke Singapura dikabarkan menghilang dan akhirnya ditemukan jatuh di perairan Pangkalan Bun (Kalteng). Dalam kecelakaan ini 155 penumpang dan 7 kru pesawat tewas.
Kematian adalah suatu realita yang tidak dapat dihindari oleh semua orang. Cepat atau lambat kematian pasti akan menjemput. Semua manusia, siapa pun dia, pada suatu saat pasti akan mati. Itu ketetapan Tuhan yang tidak dapat dihindari. Bisa saja kita membuat sejuta rencana tentang apa yang akan kita lakukan di waktu-waktu mendatang, tetapi sewaktu-waktu kematian bisa saja menghentikan semua rencana itu. Hari ini mungkin kita masih terlihat sehat dan segar bugar, tetapi yang akan terjadi esok hari, siapa yang tahu? Sakit, bencana, kematian atau hal-hal yang tak terduga bisa saja menghampiri hidup kita. Karena itu "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1).
Yang patut direnungkan: ada apa sesudah kematian itu? Alkitab memberikan jawaban secara pasti: "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi," (Ibrani 9:27). Jadi ada penghakiman setelah kematian. Apa yang harus kita lakukan selama masih hidup, sebelum kematian menjemput? Rasul Paulus menasihati jemaat di Tesalonika, "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar." (1 Tesalonika 5:6). Artinya dalam segala keadaan kita harus dalam posisi siap-sedia, sadar secara rohani dan menguasai diri dalam segala hal, seperti halnya orang tidak minum anggur yang mengandung alkohol. Jangan sampai kita tertidur, "Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam." (1 Tesalonika 5:7).
Persiapkan diri sebaik mungkin sebelum Tuhan memanggil kita pulang!
Saturday, November 25, 2017
Friday, November 24, 2017
PERENCANAAN HIDUP ADALAH PENTING
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 November 2017
Baca: Lukas 14:28-35
"Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?" Lukas 14:28
Seperti halnya menempuh perjalanan jauh untuk mencapai suatu tempat yang hendak dituju, demikian pula dengan kehidupan ini, kita pun harus memiliki tujuan yang jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang benar-benar matang. Perencanaan itu bagaikan peta petunjuk yang menuntun kita kepada suatu tujuan. Ada banyak orang mengingini kehidupan yang lebih baik dan bermasa depan cerah, namun dalam kehidupan sehari-hari mereka berlaku sembrono dan tidak memiliki perencanaan yang jelas. Mungkinkah keinginannya bisa terwujud?
Semua orang tahu bahwa keberhasilan itu tidak terjadi dalam waktu semalam, tidak ada keberhasilan tanpa harga yang harus dibayar. Artinya keberhasilan merupakan sebuah proses dan setiap proses selalu diawali dengan perencanaan dan kemudian kerja keras. Jika perencanaan sudah asal-asalan (amburadul), ditambah lagi tidak ada usaha keras, maka siap-siaplah untuk menerima kegagalan. Mulai dari sekarang buatlah perencanaan yang matang dan jangan menjadi orang yang malas. Mungkin ada yang bertanya, "Aku sudah merencanakan segala sesuatu, tapi mengapa masih saja gagal?" Sudahkah kita melibatkan Tuhan? Dengan perencanaan saja orang bisa gagal, apalagi hidup tanpa perencanaan! Adakalanya melalui kegagalan kita diingatkan agar selalu melibatkan Tuhan di setiap rencana. Dalam segala hal seharusnya kita berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yakobus 4:15).
Alkitab memberikan sebuah ilustrasi lain tentang pentingnya sebuah perencanaan hidup: "Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?" (Lukas 14:31). Karena itu setiap kali membuat sebuah rencana jangan sekali-kali kita melupakan Tuhan, sebab Dialah yang berkuasa atas hidup kita, Dia tahu hari esok.
"Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu." Amsal 16:3
Baca: Lukas 14:28-35
"Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?" Lukas 14:28
Seperti halnya menempuh perjalanan jauh untuk mencapai suatu tempat yang hendak dituju, demikian pula dengan kehidupan ini, kita pun harus memiliki tujuan yang jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang benar-benar matang. Perencanaan itu bagaikan peta petunjuk yang menuntun kita kepada suatu tujuan. Ada banyak orang mengingini kehidupan yang lebih baik dan bermasa depan cerah, namun dalam kehidupan sehari-hari mereka berlaku sembrono dan tidak memiliki perencanaan yang jelas. Mungkinkah keinginannya bisa terwujud?
Semua orang tahu bahwa keberhasilan itu tidak terjadi dalam waktu semalam, tidak ada keberhasilan tanpa harga yang harus dibayar. Artinya keberhasilan merupakan sebuah proses dan setiap proses selalu diawali dengan perencanaan dan kemudian kerja keras. Jika perencanaan sudah asal-asalan (amburadul), ditambah lagi tidak ada usaha keras, maka siap-siaplah untuk menerima kegagalan. Mulai dari sekarang buatlah perencanaan yang matang dan jangan menjadi orang yang malas. Mungkin ada yang bertanya, "Aku sudah merencanakan segala sesuatu, tapi mengapa masih saja gagal?" Sudahkah kita melibatkan Tuhan? Dengan perencanaan saja orang bisa gagal, apalagi hidup tanpa perencanaan! Adakalanya melalui kegagalan kita diingatkan agar selalu melibatkan Tuhan di setiap rencana. Dalam segala hal seharusnya kita berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yakobus 4:15).
Alkitab memberikan sebuah ilustrasi lain tentang pentingnya sebuah perencanaan hidup: "Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?" (Lukas 14:31). Karena itu setiap kali membuat sebuah rencana jangan sekali-kali kita melupakan Tuhan, sebab Dialah yang berkuasa atas hidup kita, Dia tahu hari esok.
"Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu." Amsal 16:3
Subscribe to:
Posts (Atom)