Tuesday, March 21, 2017

PEMIMPIN BERHATI GEMBALA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Maret 2017

Baca:  1 Petrus 5:1-11

"Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu."  1 Petrus 5:3

Jika mendengar kata pemimpin yang acapkali muncul di bayangan adalah orang yang punya kuasa untuk mengatur, memerintah dan memegang kendali.  Karena punya otoritas atau kuasa, seorang pemimpin seringkali bertindak semena-mena, mau menang sendiri, tidak mau disalahkan, tidak mau menerima kritikan, apa yang diperintahkan harus dituruti seperti tertulis:  "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka."  (Matius 20:25).

     Berbicara tentang kepemimpinan, entah itu kepemimpinan suatu bangsa, sebuah perusahaan atau instansi, gereja, sekolah dan juga keluarga, kita berbicara tentang sebuah keteladanan hidup.  "Pemimpin itu memimpin dengan contoh, bukan dengan paksaan."  (Sun Tzu).  Bagaimana kita bisa menjadi teladan bagi banyak orang, atau menjadi panutan dalam hal melakukan kehendak Tuhan, itulah inti sebuah kepemimpinan.  Rasul Petrus memperingatkan bahwa seorang pemimpin sejati haruslah memiliki hati gembala seperti yang Tuhan Yesus teladankan.  Ketika memimpin umat, Tuhan Yesus memposisikan diri-Nya bukan seperti orang yang memerintah atau memimpin dengan tangan besi, melainkan sebagai Gembala yang sedang menggembalakan kawanan domba-Nya.  "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku"  (Yohanes 10:14).  Seorang pemimpin sejati mengenal kawanan dombanya dengan baik, alias memiliki kepekaan.  "Telinga seorang pemimpin harus peka dengan suara orang lain."  (Woodrow Wilson).

     Seorang pemimpin harus menyadari bahwa orang-orang yang dipimpinnya itu bukanlah orang yang bisa diperlakukan seenaknya, melainkan kawanan domba yang dipercayakan Tuhan untuk dibimbing, dituntun dan diarahkan ke jalan yang benar.  Karena itu kita harus mampu menjadi teladan atau berkat bagi yang dipimpinnya, bukan hanya sekedar memerintah.  Inilah yang akan menimbulkan respek dari pengikutnya!

Jadilah pemimpin yang mampu memberikan teladan hidup bagi orang lain!

Monday, March 20, 2017

FIRMAN TUHAN: Perkataan Tuhan Berkuasa

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Maret 2017

Baca:  Yesaya 45:20-25

"Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulut-Ku telah keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali:"  Yesaya 45:23

Alkitab bukanlah buku biasa yang bisa disamakan dengan buku-buku ilmu pengetahuan karya ahli-ahli ternama di dunia, atau sekedar buku bacaan rohani yang bisa dibaca sewaktu-waktu kala seseorang sedang suntuk dan butuh hiburan.  Alkitab adalah sabda atau firman Tuhan yang hidup dan berkuasa, Tuhan sendiri yang berfirman kepada manusia.  Bahkan alam semesta dan seluruh isinya ini sudah diciptakan oleh firman Tuhan  (baca  Kejadian 1:1-15).  Jadi,  "...alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat."  (Ibrani 11:3).

     Kalau kita membaca Alkitab artinya kita sedang mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita.  Perkataan Tuhan itu mempunyai kuasa untuk mencipta, melepaskan, menyembuhkan, menghiburkan dan menyelamatkan.  Firman itu adalah Tuhan Yesus sendiri, Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya seperti tertulis:  "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."  (Yohanes 1:1-3, 14).

     Banyak orang Kristen mengakui kebenaran Alkitab sebagai firman Tuhan yang hidup dan berkuasa, tetapi mereka seringkali memperlakukan Alkitab secara tidak wajar:  membuka dan membaca Alkitab jika sedang luang saja, atau memperlakukan Alkitab secara istimewa hanya saat beribadah di gereja saja.  Ketika sedang dihadapkan pada masalah atau kesulitan hidup mereka merasa sangsi terhadap kuasa firman Tuhan, dan lebih mempercayai omongan orang atau pendapat manusia, lebih menuruti nasihat orang fasik daripada mengikuti petunjuk firman Tuhan.  "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35).

Milikilah komitmen seperti pemazmur:  "Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu."  Mazmur 119:57