Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2017
Baca: 1 Korintus 6:12-20
"Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan
kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan?" 1 Korintus 6:15
Alkitab menyatakan bahwa situasi akhir zaman akan sama seperti zaman Sodom, Gomora dan zaman Nuh, di mana dosa seks (percabulan) dan kejahatan begitu merajalela. "Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari
Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan
mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum,
mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua." (Lukas 17:26-29).
Sekarang ini kejahatan seksual semakin hari semakin meningkat: pencabulan terhadap anak di bawah umur, pemerkosaan, prostitusi, penyimpangan seks yang akhirnya memunculkan istilah 'LGBT'. Tertulis: "...isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan
isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap
yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan
laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang
setimpal untuk kesesatan mereka." (Roma 1:26-27). Situasi serupa juga terjadi di Korintus di masa pelayanan rasul Paulus. Kemerosotan moral mengakibatkan orang kehilangan perasaan berdosa dan menganggap dosa seksual sebagai hal yang biasa dan lagi ngetren.
Rasul Paulus memperingatkan bahwa "...tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh." (1 Korintus 6:13). Karena itu "...matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama
dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka)." (Kolose 3:5-6). Bila ingin hidup tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan Tuhan, tidak ada jalan lain, selain harus menjaga kekudusan hidup dan menjauhkan diri dari segala kecemaran.
Orang percaya dipanggil untuk melakukan apa yang kudus, bukan yang cemar!
Thursday, March 2, 2017
Wednesday, March 1, 2017
HIDUP DI AKHIR ZAMAN: Penuh Tipuan Iblis (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Maret 2017
Baca: 2 Petrus 3:10-16
"Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia." 2 Petrus 3:14
Menjadi mempelai Kristus yang tak bercacat dan tak bernoda adalah tujuan hidup orang percaya. Mengapa kita harus dalam keadaan tak bercacat dan tak bernoda? Karena Tuhan Yesus telah mencurahkan darah-Nya untuk menyucikan dan menyempurnakan mempelai-Nya, sehingga kalau kita tetap dalam keadaan cacat dan bercela ketika Tuhan menjemput kita, berarti kita telah menyia-nyiakan pengorbanan Kristus di kayu salib. Hari-hari yang sedang kita hadapi ini adalah hari-hari akhir menjelang kedatangan Kristus. Jadi bukan waktunya kita main-main dalam menjalani hidup. "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
Alkitab menyatakan bahwa di akhir zaman yang jahat akan semakin jahat dan yang suci akan semakin suci. Karena itu kita harus semakin terpacu untuk hidup benar dan tidak lagi berkompromi dengan dosa. Waspadalah dan berjaga-jagalah, karena Iblis selalu mencari celah sekecil apa pun untuk menipu semua orang. Salah satu tipuan Iblis adalah berkenaan dengan 'waktu'. Iblis berusaha mengalihkan fokus hidup semua orang agar menyibukkan diri untuk hal-hal duniawi. Waktu mereka tersita oleh berbagai aktivitas sampai-sampai mereka tidak lagi punya waktu untuk memikirkan perkara-perkara rohani (bersaat teduh atau melayani Tuhan). Mereka berkata "Waktu kok terasa begitu cepat... pekerjaan ini dan itu belum selesai." Sungguh, waktu akan berlalu begitu cepatnya seperti sekam yang ditiup oleh angin (baca Zafanya 2:2).
Bila kita tidak bisa menggunakan waktu dengan bijaksana, waktu itu akan habis untuk perkara yang sia-sia. Itulah yang menjadi tujuan Iblis! Bukan berarti kita tidak boleh melakukan pekerjaan atau aktivitas apa pun, namun hendaknya jangan semua perkara yang ada di dunia ini semakin menjauhkan kita dari Tuhan. Hendaklah segala sesuatu yang kita kerjakan berorientasi kepada perkara-perkara yang menuju kepada kekekalan!
Evaluasilah waktu-waktu yang Saudara pakai dan prioritaskan Tuhan.
Baca: 2 Petrus 3:10-16
"Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia." 2 Petrus 3:14
Menjadi mempelai Kristus yang tak bercacat dan tak bernoda adalah tujuan hidup orang percaya. Mengapa kita harus dalam keadaan tak bercacat dan tak bernoda? Karena Tuhan Yesus telah mencurahkan darah-Nya untuk menyucikan dan menyempurnakan mempelai-Nya, sehingga kalau kita tetap dalam keadaan cacat dan bercela ketika Tuhan menjemput kita, berarti kita telah menyia-nyiakan pengorbanan Kristus di kayu salib. Hari-hari yang sedang kita hadapi ini adalah hari-hari akhir menjelang kedatangan Kristus. Jadi bukan waktunya kita main-main dalam menjalani hidup. "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
Alkitab menyatakan bahwa di akhir zaman yang jahat akan semakin jahat dan yang suci akan semakin suci. Karena itu kita harus semakin terpacu untuk hidup benar dan tidak lagi berkompromi dengan dosa. Waspadalah dan berjaga-jagalah, karena Iblis selalu mencari celah sekecil apa pun untuk menipu semua orang. Salah satu tipuan Iblis adalah berkenaan dengan 'waktu'. Iblis berusaha mengalihkan fokus hidup semua orang agar menyibukkan diri untuk hal-hal duniawi. Waktu mereka tersita oleh berbagai aktivitas sampai-sampai mereka tidak lagi punya waktu untuk memikirkan perkara-perkara rohani (bersaat teduh atau melayani Tuhan). Mereka berkata "Waktu kok terasa begitu cepat... pekerjaan ini dan itu belum selesai." Sungguh, waktu akan berlalu begitu cepatnya seperti sekam yang ditiup oleh angin (baca Zafanya 2:2).
Bila kita tidak bisa menggunakan waktu dengan bijaksana, waktu itu akan habis untuk perkara yang sia-sia. Itulah yang menjadi tujuan Iblis! Bukan berarti kita tidak boleh melakukan pekerjaan atau aktivitas apa pun, namun hendaknya jangan semua perkara yang ada di dunia ini semakin menjauhkan kita dari Tuhan. Hendaklah segala sesuatu yang kita kerjakan berorientasi kepada perkara-perkara yang menuju kepada kekekalan!
Evaluasilah waktu-waktu yang Saudara pakai dan prioritaskan Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)