Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Januari 2017
Baca: 1 Korintus 3:1-3
"Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan
kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi,
yang belum dewasa dalam Kristus." 1 Korintus 3:1
Rasul Paulus menegaskan bahwa tingkat kerohanian seorang Kristen terbagi menjadi 3 kategori: Kristen duniawi, Kristen bayi (kanak-kanak) dan Kristen rohani (dewasa). Kata kamu yang dimaksudkan oleh Paulus (ayat nas) merujuk kepada jemaat Tuhan yang ada di kota Korintus. Sudah lama menjadi Kristen tidak menjadi jaminan bahwa seseorang memiliki kehidupan rohani yang mumpuni, karena ada banyak orang Kristen yang kualitas hidupnya tidak jauh berbeda dengan orang-orang di luar Tuhan, sehingga hidupnya bukannya menjadi berkat bagi orang lain tapi menjadi batu sandungan.
Kristen duniawi. Istilah duniawi dalam ayat ini diterjemahkan dari kata Yunani sarkikos, yang akar katanya adalah sark yang berarti: tubuh jasmaniah, materialistik, fana, secara harafiah bisa diartikan suatu kehidupan yang dikendalikan oleh daging. Bukankah ada banyak orang yang menyandang status sebagai pengikut Kristus (Kristen) namun tetap saja memiliki tabiat duniawi. Hal itu menunjukkan bahwa ia masih hidup sebagai manusia 'lama', belum sepenuhnya menanggalkan dan masih hidup menurut keinginan daging, bukan menurut pimpinan Roh Kudus, sehingga orientasi hidupnya hanya berpusat kepada hal-hal yang duniawi. Begitu juga ketika dihadapkan pada masalah, orang Kristen duniawi cenderung menyelesaikannya dengan cara-cara dunia yaitu mengandalkan kekuatan, kemampuan dan kepintaran sendiri, serta menaruh harapan kepada manusia.
Bagaimana supaya kedagingan atau sifat duniawi itu tidak lagi mendominasi dalam hidup kita? Tidak ada jalan lain selain kita harus berani membayar harga, keluar dari zona nyaman, dan tunduk sepenuhnya kepada Roh Kudus. "Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Galatia 5:16). Kemauan untuk tunduk di bawah pimpinan Roh Kudus adalah sarana memperoleh kemampuan untuk menanggalkan manusia 'lama', karena dengan kekuatan sendiri kita takkan bisa melakukannya. Demikianlah, kita harus mau berproses seumur hidup kita!
"Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi..." Kolose 3:5
Monday, January 9, 2017
Sunday, January 8, 2017
MANUSIA DUNIAWI ATAU MANUSIA ROHANI?
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2017
Baca: 1 Korintus 2:6-16
"Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain." 1 Korintus 2:14-15
Segala sesuatu yang ada di dunia ini dikategorikan berdasarkan keberadaannya. Contoh: suatu barang dikategorikan sebagai barang yang berharga mahal apabila barang tersebut terbuat dari bahan yang berkualitas, dibuat dengan tingkat kesulitan yang tinggi, dan memiliki manfaat yang besar atau bernilai guna. Pula keberadaan seluruh umat manusia yang ada di bumi, ditinjau dari sudut kerohanian, dikategorikan menjadi dua bagian yaitu manusia duniawi dan manusia rohani.
Manusia duniawi adalah orang yang belum mengalami 'kelahiran baru' di dalam Kristus, yang hidupnya masih diperbudak oleh kedagingan dan hawa nafsunya karena berada di bawah kuasa dari si jahat. Itulah sebabnya mereka disebut orang dunia karena hidup mengikuti pola dunia sepenuhnya, sehingga mereka menolak hal-hal yang berasal dari Roh. "...manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan;" (ayat nas), karena mereka tidak memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan jalan-jalan-Nya. Mereka hidup dengan bersandar kepada pengertian dan kekuatan sendiri, sebab tidak ada Roh Kudus di dalam hidupnya.
Manusia rohani adalah mereka yang sudah mengalami 'kelahiran baru' di dalam Kristus. Ketika seseorang dengan iman menerima keselamatan yang disediakan melalui Kristus, saat itu ia mengalami kelahiran baru dan hidup sebagai manusia rohani. "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu...Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu..." (Yehezkiel 36:26-27). Sebagai manusia rohani ia akan senantiasa berpikiran rohani dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang rohani karena mau tunduk kepada pimpinan Roh Kudus. Jadi langkah awal bagi setiap orang untuk dapat masuk ke dalam dimensi baru sebagai 'manusia rohani' adalah percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya.
Sebagai orang percaya kita masuk kategori manusia rohani, sudah seharusnya kita menunjukkan kualitas hidup yang rohaniah, bukan duniawiah!
Baca: 1 Korintus 2:6-16
"Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain." 1 Korintus 2:14-15
Segala sesuatu yang ada di dunia ini dikategorikan berdasarkan keberadaannya. Contoh: suatu barang dikategorikan sebagai barang yang berharga mahal apabila barang tersebut terbuat dari bahan yang berkualitas, dibuat dengan tingkat kesulitan yang tinggi, dan memiliki manfaat yang besar atau bernilai guna. Pula keberadaan seluruh umat manusia yang ada di bumi, ditinjau dari sudut kerohanian, dikategorikan menjadi dua bagian yaitu manusia duniawi dan manusia rohani.
Manusia duniawi adalah orang yang belum mengalami 'kelahiran baru' di dalam Kristus, yang hidupnya masih diperbudak oleh kedagingan dan hawa nafsunya karena berada di bawah kuasa dari si jahat. Itulah sebabnya mereka disebut orang dunia karena hidup mengikuti pola dunia sepenuhnya, sehingga mereka menolak hal-hal yang berasal dari Roh. "...manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan;" (ayat nas), karena mereka tidak memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan jalan-jalan-Nya. Mereka hidup dengan bersandar kepada pengertian dan kekuatan sendiri, sebab tidak ada Roh Kudus di dalam hidupnya.
Manusia rohani adalah mereka yang sudah mengalami 'kelahiran baru' di dalam Kristus. Ketika seseorang dengan iman menerima keselamatan yang disediakan melalui Kristus, saat itu ia mengalami kelahiran baru dan hidup sebagai manusia rohani. "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu...Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu..." (Yehezkiel 36:26-27). Sebagai manusia rohani ia akan senantiasa berpikiran rohani dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang rohani karena mau tunduk kepada pimpinan Roh Kudus. Jadi langkah awal bagi setiap orang untuk dapat masuk ke dalam dimensi baru sebagai 'manusia rohani' adalah percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya.
Sebagai orang percaya kita masuk kategori manusia rohani, sudah seharusnya kita menunjukkan kualitas hidup yang rohaniah, bukan duniawiah!
Subscribe to:
Posts (Atom)