Sunday, January 1, 2017

TUHAN ADA DI SETIAP MUSIM

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Januari 2017

BacaPengkhotbah 3:1-15

"Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia."  Pengkhotbah 3:14

Hari ini kita berada di awal tahun, artinya  'musim'  kehidupan yang baru sedang dan akan kita jalani.  Musim tahun 2016 telah kita lewati dengan aneka nuansa:  keberhasilan, kegagalan, sukacita, dukacita, tawa dan tangis.  Tanpa penyertaan Tuhan kita takkan mampu melewati hari-hari sepanjang tahun 2016.  Karena itu bersyukurlah kepada Tuhan, karena Dialah kita dapat menanggung segala perkara.

     Siapakah kita menghadapi  'musim'  tahun 2017?  Di segala musim kehidupan Tuhan tidak pernah berubah, Dia selalu ada untuk kita.  Ingatlah selalu bahwa ada hukum yang berlaku di bawah kolong langit yaitu hukum tabur-tuai.  Ada musim untuk menabur dan ada musim untuk menuai.  "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."  (Galatia 6:8).  Sebelum menanam benih petani harus terlebih dahulu mencangkul tanahnya, mengairi, dan juga menyingkirkan segala sesuatu yang dapat menghambat benih itu bertumbuh, seperti batu-batu atau gulma, barulah ia menabur benih.  Saat menabur benih petani harus kehilangan sesuatu karena harus merelakan benih itu ditanam;  jika benih tetap berada di tangan dan tidak ditabur, benih itu akan tetap sama jumlahnya.  "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah."  (Yohanes 12:24).

     Untuk menuai petani harus menunggu dalam waktu yang tidak singkat:  butuh kesabaran, kesetiaan dan ketekunan.  Ada tertulis:  "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik,"  (1 Petrus 3:10-11).  Kalau kita mampu melewati proses ini kita pasti akan menuai, sebab  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,"  (Pengkhotbah 3:11).

"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai."  Mazmur 126:5

Saturday, December 31, 2016

TIDAK PERLU TAKUT HADAPI ESOK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2016

BacaMazmur 125:1-5

"Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya."  Mazmur 125:1

Berita-berita yang mengerikan hampir setiap hari kita dengar, tak bisa disalahkan jika semua orang merasa takut dan kuatir menghadapi hari esok.  Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak perlu bersikap sama seperti mereka,  "Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."  (Amsal 23:18).  Hari esok memiliki kesusahannya sendiri  (baca  Matius 6:34), karena itu kita tidak perlu disibukkan memikirkan keadaan esok dengan dihantui oleh berbagai hal yang membuat takut dan kuatir, apalagi rasa takut dan kuatir itu sampai-sampai melampaui iman kita kepada Tuhan Yesus.

     Sekalipun dunia dipenuhi dengan goncangan-goncangan di segala bidang kehidupan, tetapi  "...kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28), karena penyertaan Tuhan atas kita sampai kepada kesudahan zaman  (baca  Matius 28:20b).  Marilah kita menjalani hidup ini dengan sikap yang optimis:  "...hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat..."  (2 Korintus 5:7).  Hidup karena percaya berarti melangkah dengan iman karena kita bukan lagi mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan mengandalkan Tuhan dan berserah kepada pimpinan-Nya.  Jangan pernah melewatkan hari tanpa melibatkan Tuhan dan meminta penyertaan-Nya dalam segala hal.  Mungkin hari-hari yang kita lalui seperti berada di lembah bayang-bayang maut.  Kita tidak perlu takut karena Tuhan beserta kita. "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."  (Mazmur 23:4).

     Tanpa terasa kita sudah melewati hari-hari berat di sepanjang tahun 2016.  Tanpa penyertaan Tuhan kita tidak akan pernah sampai di hari ini.  Karena itu tetaplah mengucap syukur di segala keadaan!  Mari kita songsong pergantian tahun ini dengan memiliki tekad untuk hidup benar, dan jangan lagi bermain-main dengan dosa, sebab Tuhan pasti akan membuat  'pembedaan'  antara orang benar dan orang fasik.

"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!"  Yeremia 17:7