Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Desember 2016
Baca: Bilangan 16:1-35
"Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan
TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan
diri di atas jemaah TUHAN?" Bilangan 16:3
Korah, Datan dan Abiram adalah tiga orang terkemuka di antara umat Israel yang merasa iri hati dan cemburu terhadap Musa; mereka mengajak 250 orang terkemuka di Israel untuk melakukan pemberontakan terhadap Musa dan Harun. Mereka menuduh Musa serta Harun telah meninggikan diri sendiri di antara umat Israel (ayat nas). Korah dan para pengikutnya adalah orang-orang Lewi yang mengincar jabatan imam yang telah dianugerahkan kepada Harun. Sedangkan Datan dan Abiram adalah orang Ruben, yang menolak panggilan Musa untuk datang menghadap dengan melontarkan tuduhan dan mencela kepemimpinan Musa atas bangsa Israel.
Secara garis besar ada tiga alasan pemberontakan, menganggap Musa dan Harun melakukan ini: telah mengangkat diri sendiri menjadi pemimpin Israel, memonopoli jabatan imam, gagal membawa umat Israel ke tanah perjanjian. Namun meski dihadapkan pada tekanan dan situasi yang berat Musa tetap tenang dengan segala tuduhan kepadanya, karena ia tahu Tuhanlah yang telah memanggil dan menetapkannya sebagai pemimpin Israel, bukan kehendak dirinya. "...aku diutus TUHAN untuk melakukan segala perbuatan ini, dan hal itu bukanlah dari hatiku sendiri: jika orang-orang ini nanti mati seperti matinya setiap manusia, dan
mereka mengalami yang dialami setiap manusia, maka aku tidak diutus
TUHAN. Tetapi, jika TUHAN akan menjadikan sesuatu yang belum pernah terjadi,
dan tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka beserta segala
kepunyaan mereka, sehingga mereka hidup-hidup turun ke dunia orang mati,
maka kamu akan tahu, bahwa orang-orang ini telah menista TUHAN." (Ayat 28-30).
Apa terjadi? Tiba-tiba terbelahlah tanah dan bumi membuka mulutnya, serta menelan mereka semua, sehingga mereka sekalian terkubur hidup-hidup di dalam bumi. Bukti bahwa Tuhan membela orang-orang yang telah diurapi-Nya dan menghukum mereka yang mengusik hamba-Nya dan berlaku khianat.
Jangan menghakimi hamba Tuhan, karena Tuhan sendiri yang akan berperkara dengan mereka, sebab Tuhan adalah api yang menghanguskan (baca Ibrani 12:29).
Sunday, December 11, 2016
Saturday, December 10, 2016
TELINGA YANG PEKA UNTUK MENDENGAR (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Desember 2016
Baca: Mazmur 81:1-17
"Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!" Mazmur 81:9
Sering kita jumpai saat ibadah berlangsung tidak sedikit orang Kristen yang kurang memberikan perhatian yang sungguh-sungguh ketika mendengarkan firman Tuhan: mendengarkan khotbah sambil bercanda, mengobrol, main gadget, ada pula yang justru tertidur. Itulah sebabnya banyak yang tidak mengalami pertumbuhan rohani secara normal meski sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan; level kerohanian mereka tetap saja 'jalan di tempat', tetap Kristen kanak-kanak atau kerdil rohani.
Di zaman sekarang ini kebanyakan orang hanya mau mendengarkan firman yang disukai saja, memilih-milih firman yang didengarnya. Mendengar firman Tuhan yang sedikit keras orang mulai tersinggung dan marah, lalu tidak mau ke gereja lagi. Kita tidak perlu heran akan hal ini karena Alkitab sudah menyatakan: "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2 Timotius 4:3-4).
Kemanakah telinga kita lebih terarah? Apakah kita cenderung mendengarkan suara-suara yang berasal dari dunia ini yang dipenuhi keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup? Ataukah kita suka sekali mendengarkan bisikan-bisikan Iblis yang dipenuhi dusta, tipu muslihat dan kejahatan, dan yang tak pernah berhenti melemahkan iman dan mendakwa kita siang dan malam? Mulai hari ini marilah kita membuat keputusan untuk mendengar suara Tuhan melalui firman-Nya, karena suara inilah yang mendatangkan iman dan kehidupan, yang di dalamnya terkandung kekuatan, kesembuhan dan keselamatan. Suara Tuhan inilah yang akan menuntun kita kepada suatu kehidupan yang penuh kuasa dan berkemenangan setiap hari; dan semakin kita menyendengkan telinga untuk mendengar suara Tuhan, perkataan dan perbuatan kita semakin dipengaruhi oleh firman-Nya sehingga kita pun akan mengalami terobosan demi terobosan.
"berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;" Ulangan 11:27
Baca: Mazmur 81:1-17
"Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!" Mazmur 81:9
Sering kita jumpai saat ibadah berlangsung tidak sedikit orang Kristen yang kurang memberikan perhatian yang sungguh-sungguh ketika mendengarkan firman Tuhan: mendengarkan khotbah sambil bercanda, mengobrol, main gadget, ada pula yang justru tertidur. Itulah sebabnya banyak yang tidak mengalami pertumbuhan rohani secara normal meski sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan; level kerohanian mereka tetap saja 'jalan di tempat', tetap Kristen kanak-kanak atau kerdil rohani.
Di zaman sekarang ini kebanyakan orang hanya mau mendengarkan firman yang disukai saja, memilih-milih firman yang didengarnya. Mendengar firman Tuhan yang sedikit keras orang mulai tersinggung dan marah, lalu tidak mau ke gereja lagi. Kita tidak perlu heran akan hal ini karena Alkitab sudah menyatakan: "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2 Timotius 4:3-4).
Kemanakah telinga kita lebih terarah? Apakah kita cenderung mendengarkan suara-suara yang berasal dari dunia ini yang dipenuhi keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup? Ataukah kita suka sekali mendengarkan bisikan-bisikan Iblis yang dipenuhi dusta, tipu muslihat dan kejahatan, dan yang tak pernah berhenti melemahkan iman dan mendakwa kita siang dan malam? Mulai hari ini marilah kita membuat keputusan untuk mendengar suara Tuhan melalui firman-Nya, karena suara inilah yang mendatangkan iman dan kehidupan, yang di dalamnya terkandung kekuatan, kesembuhan dan keselamatan. Suara Tuhan inilah yang akan menuntun kita kepada suatu kehidupan yang penuh kuasa dan berkemenangan setiap hari; dan semakin kita menyendengkan telinga untuk mendengar suara Tuhan, perkataan dan perbuatan kita semakin dipengaruhi oleh firman-Nya sehingga kita pun akan mengalami terobosan demi terobosan.
"berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;" Ulangan 11:27
Subscribe to:
Posts (Atom)