Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2016
Baca: Matius 13:10-23
"Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup;" Matius 13:15
Sejak zaman dahulu nabi Yesaya mengatakan banyak bangsa mengalami kebutaan dan tuli rohaninya. Keadaan ini setali tiga uang dengan orang-orang di zaman Tuhan Yesus, tetap saja mengeraskan hati dan telinga mereka, enggan mendengar berita kebenaran. Dengan menggunakan perumpamaan Tuhan Yesus menyinggung keadaan ini: "...sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti." (ayat 13). Banyak bangsa yang secara terang-terangan menolak dan sangat antipati terhadap berita kebenaran (Injil), "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa," (1 Korintus 1:18).
Lebih menyedihkan lagi ada pula orang-orang yang mengaku diri sebagai Kristen, yang telah ditebus oleh darah Kristus dan di setiap ibadah mendengar berita tentang kebenaran, namun mereka tetap saja hidup dalam dosa, meski hal itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi; pikirnya orang lain tidak akan pernah tahu apa yang diperbuatnya, padahal "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala
sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita
harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Jika kita terus melakukan dosa meski sudah mengenal kebenaran, kekristenan kita sia-sia.
Rasul Petrus menulis: "Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat
kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran
dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka
lebih buruk dari pada yang semula. Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah
mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik
dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: 'Anjing
kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke
kubangannya.'" (2 Petrus 2:10-22). Orang yang telah mengenal jalan kebenaran tetapi kembali kepada kehidupan dosa sama artinya telah meremehkan pengorbanan Kristus.
Jangan mengeraskan hati, berhentilah berbuat dosa!
Thursday, December 8, 2016
Wednesday, December 7, 2016
ANGGUR YANG BERBUAH MANIS ATAU MASAM
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Desember 2016
Baca: Yesaya 5:1-7
"Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur." Yesaya 5:1
Melalui perumpamaan ini Tuhan menggambarkan kebun anggur yang tampak subur dan indah dipandang mata. Kebun itu dirawat-Nya sedemikian rupa: dipupuk, dicangkul, dibuang batu-batunya. Di tengah kebun itu dibangun menara jaga, dan anggur yang ditanam adalah anggur pilihan. Pemiliknya berharap kebun anggur itu menghasilkan buah yang rasanya masam.
Kebun anggur yang dimaksud adalah gambaran tentang umat Israel, bangsa pilihan Tuhan yang mendapatkan perlakuan secara khusus dan istimewa dari Tuhan. Namun demikian mereka tidak menunjukkan kualitas hidup yang sesuai dengan harapan. "...dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran." (ayat 7). Mereka gagal menjadi apa yang Tuhan inginkan! Walaupun telah mengecap kebaikan Tuhan dan mengalami berbagai mujizat yang luar biasa mereka tetap saja menjadi bangsa yang tegar tengkuk, bahkan tega menyakiti hati Tuhan dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari firman-Nya sehingga hal itu menimbulkan murka Tuhan. "Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya." (ayat 5-6). Karena telah mengecewakan, Tuhan pun menghukum mereka, bukan karena Ia benci terhadap umat-Nya tetapi sebagai wujud kasih dan perhatian-Nya, "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:6).
Supaya kebenaran orang percaya seperti kebun anggur yang subur dan produktif (menghasilkan buah) kita harus mau 'dibersihkan' dan 'ditata' oleh Tuhan. Jangan mengeraskan hati dan hidup menyimpang dari kehendak Tuhan karena kita ini telah dipilih dan dikuduskan-Nya, bahkan telah ditebus dengan darah-Nya yang mahal.
"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Matius 3:8
Baca: Yesaya 5:1-7
"Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur." Yesaya 5:1
Melalui perumpamaan ini Tuhan menggambarkan kebun anggur yang tampak subur dan indah dipandang mata. Kebun itu dirawat-Nya sedemikian rupa: dipupuk, dicangkul, dibuang batu-batunya. Di tengah kebun itu dibangun menara jaga, dan anggur yang ditanam adalah anggur pilihan. Pemiliknya berharap kebun anggur itu menghasilkan buah yang rasanya masam.
Kebun anggur yang dimaksud adalah gambaran tentang umat Israel, bangsa pilihan Tuhan yang mendapatkan perlakuan secara khusus dan istimewa dari Tuhan. Namun demikian mereka tidak menunjukkan kualitas hidup yang sesuai dengan harapan. "...dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran." (ayat 7). Mereka gagal menjadi apa yang Tuhan inginkan! Walaupun telah mengecap kebaikan Tuhan dan mengalami berbagai mujizat yang luar biasa mereka tetap saja menjadi bangsa yang tegar tengkuk, bahkan tega menyakiti hati Tuhan dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari firman-Nya sehingga hal itu menimbulkan murka Tuhan. "Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya." (ayat 5-6). Karena telah mengecewakan, Tuhan pun menghukum mereka, bukan karena Ia benci terhadap umat-Nya tetapi sebagai wujud kasih dan perhatian-Nya, "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:6).
Supaya kebenaran orang percaya seperti kebun anggur yang subur dan produktif (menghasilkan buah) kita harus mau 'dibersihkan' dan 'ditata' oleh Tuhan. Jangan mengeraskan hati dan hidup menyimpang dari kehendak Tuhan karena kita ini telah dipilih dan dikuduskan-Nya, bahkan telah ditebus dengan darah-Nya yang mahal.
"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Matius 3:8
Subscribe to:
Posts (Atom)