Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Oktober 2016
Baca: Hakim-Hakim 6:1-16
"Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Hakim-Hakim 6:13
Bangsa Israel mengalami masa-masa yang berat akibat perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang Midian. Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang-orang Midian melakukan pemusnahan secara besar-besaran: memusnahkan hasil tanah mereka dan bahkan tidak meninggalkan bahan makanan apa pun di Israel, juga domba, atau lembu, atau keledai pun tidak (ayat4), sehingga "...orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu." (ayat 6).
Mengapa hal ini bisa terjadi? Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa "...orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN
menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya," (ayat 1). Ada sebab dan akibat: orang Israel melakukan kejahatan di mata Tuhan sehingga mereka harus menuai akibatnya; namun karena penderitaan sudah tak tertahankan lagi, "...berserulah orang Israel kepada TUHAN." (ayat 6b). Mungkin kita sedang mengalami penderitaan juga. Jangan sekali-kali mengambinghitamkan orang lain atau keadaan sebagai penyebab penderitaan, apalagi sampai menyalahkan Tuhan dan marah kepada-Nya. Seringkali kita tak menyadari akan pelanggaran-pelanggaran yang telah kita perbuat dan hanya tahu bahwa penderitaan atau masalah berat melanda hidup kita. Lalu kita bersikap seperti Gideon dan bertanya, "...jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?" (ayat 13). Hal pertama yang harus kita lakukan adalah instrospeksi diri! Sering Tuhan memeringatkan atau menegur kita lewat penderitaan agar kita segera menyadari pelanggaran-pelanggaran kita. Tuhan mengijinkan penderitaan agar umat Israel segera bertobat karena mereka sudah meninggalkan Tuhan dan berpaling kepada ilah lain. Demikianlah firman Tuhan, "Akulah TUHAN, Allahmu, maka janganlah kamu menyembah allah orang Amori,
yang negerinya kamu diami ini. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku
itu." (ayat 10).
Apakah kita mulai jauh dari Tuhan dan bahkan telah meninggalkan Dia? Apakah kita lebih mengutamakan perkara duniawi dan mengabaikan perkara-perkara rohani?
Tuhan menegur kita melalui penderitaan supaya kita segera sadar dan bertobat!
Wednesday, October 12, 2016
Tuesday, October 11, 2016
BERKAT ROHANI DI BALIK UJIAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Oktober 2016
Baca: Mazmur 119:73-80
"Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan." Mazmur 119:75
Setiap anak Tuhan diajar untuk bisa berbesar hati di segala situasi, bukan hanya dalam berkat tapi juga saat dihadapkan pada ujian hidup, sebab melalui ujian-ujian tersebut iman kita semakin dimantapkan dan kita pun beroleh berkat yang telah Tuhan persiapkan.
Setiap ujian yang ada seolah-olah tampak menyakitkan pada permulaannya, tetapi Yakobus justru memerhitungkan hal itu sebagai suatu kebahagiaan. "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3). Melalui ujian-ujian Tuhan mengijinkan karakter kita diperhalus dan semakin mengarahkan hati kita kepada Tuhan dalam doa, sehingga mata rohani kita dapat melihat kebaikan di balik ujian, dan kita pun semakin dibawa kepada rencana-Nya yaitu "...kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." (2 Korintus 3:18b). Ujian-ujian yang kita alami juga dapat membimbing kita untuk lebih bersandar kepada Tuhan dan kian berpegang teguh kepada janji-janji firman-Nya. "Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:4). Pemazmur semakin sadar dan mengerti kehendak Tuhan tatkala dihadapkan pada ujian. "Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:73). Kalau tangan Tuhan sendiri yang menjadikan kita dan membentuk kita, masakan Dia punya maksud jahat di balik ujian?
Jika saat ini Tuhan menghajar kita melalui ujian bukan berarti Dia tidak mengasihi kita dan hendak menghancurkan hidup kita, sebaliknya Tuhan menyadarkan kita bahwa kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya. Tuhan menghajar kita karena Dia adalah setia dan adil, Ia ingin kita berbalik dari pelanggaran-pelanggaran kita.
"Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Ibrani 12:11
Baca: Mazmur 119:73-80
"Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan." Mazmur 119:75
Setiap anak Tuhan diajar untuk bisa berbesar hati di segala situasi, bukan hanya dalam berkat tapi juga saat dihadapkan pada ujian hidup, sebab melalui ujian-ujian tersebut iman kita semakin dimantapkan dan kita pun beroleh berkat yang telah Tuhan persiapkan.
Setiap ujian yang ada seolah-olah tampak menyakitkan pada permulaannya, tetapi Yakobus justru memerhitungkan hal itu sebagai suatu kebahagiaan. "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3). Melalui ujian-ujian Tuhan mengijinkan karakter kita diperhalus dan semakin mengarahkan hati kita kepada Tuhan dalam doa, sehingga mata rohani kita dapat melihat kebaikan di balik ujian, dan kita pun semakin dibawa kepada rencana-Nya yaitu "...kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." (2 Korintus 3:18b). Ujian-ujian yang kita alami juga dapat membimbing kita untuk lebih bersandar kepada Tuhan dan kian berpegang teguh kepada janji-janji firman-Nya. "Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:4). Pemazmur semakin sadar dan mengerti kehendak Tuhan tatkala dihadapkan pada ujian. "Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:73). Kalau tangan Tuhan sendiri yang menjadikan kita dan membentuk kita, masakan Dia punya maksud jahat di balik ujian?
Jika saat ini Tuhan menghajar kita melalui ujian bukan berarti Dia tidak mengasihi kita dan hendak menghancurkan hidup kita, sebaliknya Tuhan menyadarkan kita bahwa kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya. Tuhan menghajar kita karena Dia adalah setia dan adil, Ia ingin kita berbalik dari pelanggaran-pelanggaran kita.
"Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Ibrani 12:11
Subscribe to:
Posts (Atom)