Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 April 2016
Baca: Lukas 6:43-45
"Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya." Lukas 6:44a
Lamanya orang menjadi Kristen atau berapa lama orang terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan tidak menjamin 100% hidupnya berbuah bagi Tuhan. Buah berbicara tentang hidup yang menjadi berkat bagi orang lain, hidup yang berguna atau berdampak bagi orang lain. Buah itulah yang ingin Tuhan lihat dalam kehidupan setiap orang Kristen, sebab "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8). Sebaliknya, jika sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan tetap saja tidak berbuah, maka "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10). Oleh karena itu "...hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." (Matius 3:8).
Mengapa setiap orang percaya harus menghasilkan buah? Buah merupakan sesuatu yang alamiah yang dihasilkan oleh tanaman atau pohon. Adakah kita mendapati buah pada tanaman atau pohon yang sudah kering dan mati? Tidak. Jadi buah adalah salah satu tanda bahwa di dalam tanaman atau pohon itu ada kehidupan. Selain itu buah juga sebagai pertanda bahwa tanaman atau pohon mengalami pertumbuhan yang baik. Semakin kita bertumbuh secara rohani semakin kita mencapai "...kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus," (Efesus 4:13). Kita tahu bahwa tanaman atau pohon tidak akan pernah menghasilkan buah jika ia belum dewasa. Jadi kekristenan yang dewasa rohaninya pasti akan menghasilkan buah. Sayangnya ada banyak orang kristen yang sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan kerohaniannya masih saja kanak-kanak atau kerdil. "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibrani 5:12). Itulah sebabnya hidupnya tidak menghasilkan buah.
Bagaimana agar berbuah bagi Tuhan? Kuncinya adalah tinggal di dalam Tuhan; melekat kepada Pokok Anggur yang benar, "sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5b); rela dibersihkan/dipangkas oleh firman Tuhan setiap saat.
Berbuah adalah pertanda bahwa kekristenan kita hidup dan bertumbuh dewasa!
Saturday, April 9, 2016
Friday, April 8, 2016
HIDUP YANG MENGHASILKAN BUAH (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 April 2016
Baca: Kolose 1:1-14
"sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah," Kolose 1:10
Kita sering diingatkan bahwa kehidupan kekristenan itu harus berbuah. Buah yang dikehendaki Tuhan untuk kita hasilkan bukanlah sekedar bisa membawa orang datang ke gereja dan menjadi anggota gereja tersebut. Yang terutama sekali adalah bagaimana membuat orang lain terpengaruh dan tergiring untuk memiliki karakter seperti Tuhan Yesus. Apalah artinya tampak sibuk keluar masuk gedung gereja, atau memiliki jadwal pelayanan yang superpadat, jika karakter hidup kita tidak mengalami perubahan.
Sebuah pelayanan yang benar-benar berdampak dan dapat diteladani orang lain adalah jika para pelayan Tuhan memiliki karakter seperti Kristus. Ingat, tidak ada khotbah yang lebih 'keras' suaranya selain dari perbuatan hamba Tuhan itu sendiri. Ironis sekali jika banyak orang Kristen, terlebih-lebih yang berstatus pelayan Tuhan, hidupnya tidak berbuah. Jika ini yang terjadi, berarti standar hidup kita masih jauh dari standar yang ditetapkan Tuhan. Kita tidak memenuhi kehendak Tuhan yaitu hidup yang berbuah.
Keberadaan kita ini digambarkan sebagai carang-carang liar yang dicangkokkan ke satu batang pohon. Kalau carang asli, yaitu bangsa Israel, bisa tidak berbuah bisa dipotong dan dibuang, apalagi kita yang adalah carang liar. "Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu. Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga." (Roma 11:21-22). Untuk menghasilkan buah 'harganya' sangat mahal, yaitu harus rela kehilangan segala kesenangan daging, meninggalkan segala kenyamanan dan menjadikan Tuhan sebagai kesenangan satu-satunya. Artinya kita selalu berusaha untuk bisa menyenangkan hati Tuhan setiap saat dan hidup sebagaimana Kristus hidup, dan menjadi penurut-penurut Allah (baca Efesus 5:1).
Hidup yang memenuhi standar Tuhan adalah hidup yang berbuah! Kunci untuk menghasilkan buah adalah melekat kepada Tuhan dan mau membayar harga!
Baca: Kolose 1:1-14
"sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah," Kolose 1:10
Kita sering diingatkan bahwa kehidupan kekristenan itu harus berbuah. Buah yang dikehendaki Tuhan untuk kita hasilkan bukanlah sekedar bisa membawa orang datang ke gereja dan menjadi anggota gereja tersebut. Yang terutama sekali adalah bagaimana membuat orang lain terpengaruh dan tergiring untuk memiliki karakter seperti Tuhan Yesus. Apalah artinya tampak sibuk keluar masuk gedung gereja, atau memiliki jadwal pelayanan yang superpadat, jika karakter hidup kita tidak mengalami perubahan.
Sebuah pelayanan yang benar-benar berdampak dan dapat diteladani orang lain adalah jika para pelayan Tuhan memiliki karakter seperti Kristus. Ingat, tidak ada khotbah yang lebih 'keras' suaranya selain dari perbuatan hamba Tuhan itu sendiri. Ironis sekali jika banyak orang Kristen, terlebih-lebih yang berstatus pelayan Tuhan, hidupnya tidak berbuah. Jika ini yang terjadi, berarti standar hidup kita masih jauh dari standar yang ditetapkan Tuhan. Kita tidak memenuhi kehendak Tuhan yaitu hidup yang berbuah.
Keberadaan kita ini digambarkan sebagai carang-carang liar yang dicangkokkan ke satu batang pohon. Kalau carang asli, yaitu bangsa Israel, bisa tidak berbuah bisa dipotong dan dibuang, apalagi kita yang adalah carang liar. "Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu. Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga." (Roma 11:21-22). Untuk menghasilkan buah 'harganya' sangat mahal, yaitu harus rela kehilangan segala kesenangan daging, meninggalkan segala kenyamanan dan menjadikan Tuhan sebagai kesenangan satu-satunya. Artinya kita selalu berusaha untuk bisa menyenangkan hati Tuhan setiap saat dan hidup sebagaimana Kristus hidup, dan menjadi penurut-penurut Allah (baca Efesus 5:1).
Hidup yang memenuhi standar Tuhan adalah hidup yang berbuah! Kunci untuk menghasilkan buah adalah melekat kepada Tuhan dan mau membayar harga!
Subscribe to:
Posts (Atom)