Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 April 2016
Baca: Kolose 1:1-14
"sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam
segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan
bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah," Kolose 1:10
Kita sering diingatkan bahwa kehidupan kekristenan itu harus berbuah. Buah yang dikehendaki Tuhan untuk kita hasilkan bukanlah sekedar bisa membawa orang datang ke gereja dan menjadi anggota gereja tersebut. Yang terutama sekali adalah bagaimana membuat orang lain terpengaruh dan tergiring untuk memiliki karakter seperti Tuhan Yesus. Apalah artinya tampak sibuk keluar masuk gedung gereja, atau memiliki jadwal pelayanan yang superpadat, jika karakter hidup kita tidak mengalami perubahan.
Sebuah pelayanan yang benar-benar berdampak dan dapat diteladani orang lain adalah jika para pelayan Tuhan memiliki karakter seperti Kristus. Ingat, tidak ada khotbah yang lebih 'keras' suaranya selain dari perbuatan hamba Tuhan itu sendiri. Ironis sekali jika banyak orang Kristen, terlebih-lebih yang berstatus pelayan Tuhan, hidupnya tidak berbuah. Jika ini yang terjadi, berarti standar hidup kita masih jauh dari standar yang ditetapkan Tuhan. Kita tidak memenuhi kehendak Tuhan yaitu hidup yang berbuah.
Keberadaan kita ini digambarkan sebagai carang-carang liar yang dicangkokkan ke satu batang pohon. Kalau carang asli, yaitu bangsa Israel, bisa tidak berbuah bisa dipotong dan dibuang, apalagi kita yang adalah carang liar. "Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu. Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu
kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu
kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak,
kamupun akan dipotong juga." (Roma 11:21-22). Untuk menghasilkan buah 'harganya' sangat mahal, yaitu harus rela kehilangan segala kesenangan daging, meninggalkan segala kenyamanan dan menjadikan Tuhan sebagai kesenangan satu-satunya. Artinya kita selalu berusaha untuk bisa menyenangkan hati Tuhan setiap saat dan hidup sebagaimana Kristus hidup, dan menjadi penurut-penurut Allah (baca Efesus 5:1).
Hidup yang memenuhi standar Tuhan adalah hidup yang berbuah! Kunci untuk menghasilkan buah adalah melekat kepada Tuhan dan mau membayar harga!
Friday, April 8, 2016
Thursday, April 7, 2016
TUHAN YESUS SEBAGAI BIJI GANDUM
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 April 2016
Baca: Yohanes 12:20-36
"Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." Yohanes 12:24
Tak seorang pun akan menikmati tuaian bila ia membiarkan biji gandum yang dimilikinya tetap disimpan dan tidak ditanam. Jelas untuk dapat berbuah maka sebuah biji gandum harus terlebih dahulu jatuh ke tanah (ditanam) dan mati.
Dalam pembacaan firman hari ini biji gandum yang dimaksudkan Tuhan Yesus dalam ayat nas menggambarkan diri-Nya sendiri. Kalau Tuhan Yesus tidak taat sampai mati di kayu salib Ia tidak akan berbuah, tidak ada korban penebusan dosa, dan tidak ada keselamatan. Dengan kata lain manusia berdosa akan tetap menanggung akibat dari dosa seperti tertulis: "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Tetapi oleh karena Tuhan Yesus mau taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib, maka ada buah yang dihasilkan, yaitu orang yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan diperdamaikan dengan Allah. Tuhan Yesus yang telah menjadi biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati akhirnya menghasilkan tuaian yaitu jiwa-jiwa yang diselamatkan.
Cukupkah kita hanya mengucap syukur saja kepada Tuhan atas segala pengorbanan-Nya? Tidak. Sebagai umat tebusan-Nya kita juga harus mengerti kehendak Tuhan di balik pengorbanan-Nya itu, karena "...Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap," (Yohanes 15:16). Kehendak Tuhan bagi orang percaya adalah menghasilkan buah! Agar dapat berbuah maka kita pun harus mengikuti jejak Tuhan Yesus yaitu menjadi seperti gandum yang jatuh ke tanah dan mati. Seperti biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati, kita pun harus bersedia meninggalkan kehidupan lama dan sepenuhnya mengenakan kehidupan Kristus. "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:19b-20).
Karena pengorbanan Kristus, setiap kita yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan memiliki tanggung jawab untuk hidup sama seperti Kristus hidup!
Baca: Yohanes 12:20-36
"Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." Yohanes 12:24
Tak seorang pun akan menikmati tuaian bila ia membiarkan biji gandum yang dimilikinya tetap disimpan dan tidak ditanam. Jelas untuk dapat berbuah maka sebuah biji gandum harus terlebih dahulu jatuh ke tanah (ditanam) dan mati.
Dalam pembacaan firman hari ini biji gandum yang dimaksudkan Tuhan Yesus dalam ayat nas menggambarkan diri-Nya sendiri. Kalau Tuhan Yesus tidak taat sampai mati di kayu salib Ia tidak akan berbuah, tidak ada korban penebusan dosa, dan tidak ada keselamatan. Dengan kata lain manusia berdosa akan tetap menanggung akibat dari dosa seperti tertulis: "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Tetapi oleh karena Tuhan Yesus mau taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib, maka ada buah yang dihasilkan, yaitu orang yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan diperdamaikan dengan Allah. Tuhan Yesus yang telah menjadi biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati akhirnya menghasilkan tuaian yaitu jiwa-jiwa yang diselamatkan.
Cukupkah kita hanya mengucap syukur saja kepada Tuhan atas segala pengorbanan-Nya? Tidak. Sebagai umat tebusan-Nya kita juga harus mengerti kehendak Tuhan di balik pengorbanan-Nya itu, karena "...Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap," (Yohanes 15:16). Kehendak Tuhan bagi orang percaya adalah menghasilkan buah! Agar dapat berbuah maka kita pun harus mengikuti jejak Tuhan Yesus yaitu menjadi seperti gandum yang jatuh ke tanah dan mati. Seperti biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati, kita pun harus bersedia meninggalkan kehidupan lama dan sepenuhnya mengenakan kehidupan Kristus. "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:19b-20).
Karena pengorbanan Kristus, setiap kita yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan memiliki tanggung jawab untuk hidup sama seperti Kristus hidup!
Subscribe to:
Posts (Atom)