Monday, February 8, 2016

TUHAN YESUS SEBAGAI ARAH PANDANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Februari 2016 

Baca:  Mazmur 16:1-11

"Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah."  Mazmur 16:8

Mata memiliki fungsi sangat vital yaitu untuk melihat suatu obyek.  Alkitab menyatakan,  "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."  (Matius 6:22-23).  Jika kita memfungsikan mata ini dengan baik dan benar akan berdampak positif bagi seluruh aspek kehidupan kita.  Sebaliknya jika kita memfungsikan mata kita untuk hal-hal yang negatif dampaknya pun akan negatif.  Untuk mendapatkan hasil terbaik dan maksimal penting sekali kita mengarahkan mata kita ke obyek yang benar, sebab jika salah memandang bisa berakibat sangat fatal.

     Alkitab mencatat,  "Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya."  (2 Samuel 11:2).  Karena matanya terarah ke Betsyeba yang sedang mandi akhirnya Daud jatuh dalam dosa perzinahan dan harus menanggung akibatnya.  Berhati-hatilah!  ke mana arah kita memandang menentukan masa depan kita.  "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."  (Ibrani 12:2).  Mengarahkan pandangan kepada Tuhan Yesus berarti berfokus kepada-Nya, meneladani karakter-Nya, mengikut jalan-Nya dan memegang teguh janji-Nya.

     Ketika perahu murid-murid dilanda angin sakal datanglah Tuhan Yesus menghampiri mereka untuk menolong.  Tetapi ketika  "...Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: 'Itu hantu!', lalu berteriak-teriak karena takut."  (Matius 14:26).  Mereka menyangka bahwa yang mendatangi mereka adalah hantu.  Tuhan Yesus berkata,  "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"  (Matius 14:27).

Ketika arah pandang kita mulai bergeser, tidak lagi terarah kepada Tuhan Yesus, tapi kepada masalah, kita pasti akan takut dan lemah!

ADAKAH YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Februari 2016 

Baca:  Lukas 9:37-43a

"Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!"  Lukas 9:41

Ada seorang anak yang sejak kecil menderita sakit karena kerasukan setan.  Seringkali kejang-kejang dan mulutnya berbusa karena pekerjaan roh jahat yang berusaha membunuhnya.  Terkadang roh jahat membawanya ke air agar tenggelam atau ke dalam api agar mati terbakar.

     Suatu ketika orangtua si anak mendengar kabar tentang mujizat-mujizat yang kerjakan Tuhan Yesus.  Tanpa menunda-nunda waktu ia pun membawa anaknya kepada Tuhan Yesus.  "Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya anakku. Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya."  (ayat 38-39).  Orangtua si anak juga complain karena ia pernah membawa anaknya kepada murid-murid-Nya untuk didoakan, tapi tidak ada kesembuhan.  Inilah respons Tuhan Yesus,  "Hai kamu angkatan yang tidak percaya... Bawa anakmu itu kemari!"  (ayat nas).  Inilah yang terjadi dalam diri banyak orang Kristen:  tahu bahwa Tuhan sanggup melakukan mujizat, bahkan hampir di setiap ibadah sering mendengar khotbah tentang kuasa Tuhan dan pekerjaan besar-Nya;  namun begitu dihadapkan pada masalah dan situasi yang sulit, secepat kilat lupa dengan firman Tuhan, lupa dengan kebesaran kuasa-Nya, kita pun menjadi panik, kalang kabut, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain.  Kita menjadi cemas, kuatir, bimbang, ragu, mempertanyakan kuasa Tuhan.  "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan."  (Yakobus 1:7).

     Tidak ada perkara yang mustahil asal kita percaya!  Percaya bahwa kuasa Tuhan tidak dapat dibatasi oleh situasi dan keadaan apa pun.  Situasi atau keadaan seringkali membuat iman lemah.  Supaya iman semakin kuat kita harus banyak mendengar firman Tuhan, sebab iman timbul dari pendengaran akan firman-Nya.  Selama kita fokus kepada janji Tuhan dan kuasa-Nya, sebesar apa pun masalah pasti kita sanggup melewatinya, sebab kita percaya bahwa Tuhan selalu punya 1001 cara untuk menolong kita.

"Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah."  Lukas 9:43a