Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2015
Baca: Mazmur 23:1-6
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku." Mazmur 23:1
Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik karena Ia mengenal dengan baik domba-domba-Nya satu-persatu: "Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku;" (Yesaya 49:16). Dengan tangan-Nya yang penuh kasih "...Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan
tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya
dengan hati-hati." (Yesaya 40:11).
Kepada kita diberitahukan-Nya jalan yang benar dan hal-hal yang harus dihindari supaya kita tidak tersesat. Tuhan berkata, "Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka
akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat
akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya." (Yehezkiel 34:16). Injil Matius mengatakan jika ada seekor domba saja yang tersesat, Tuhan akan mencarinya sampai ditemukan, padahal Ia masih mempunyai 99 domba yang lain (Matius 18:13). Sebagai Gembala yang baik Tuhan juga memberikan jaminan pemeliharaan yang sempurna. Ia akan memenuhi segala kebutuhan kita asal kita senantiasa tinggal di dekat-Nya dan mau berjalan bersama-Nya, "Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur
aku." (Mazmur 23:2-4).
Selain itu Tuhan Yesus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan domba-domba-Nya. Dengan gada dan tongkat Gembala siap melindungi jika ada binatang buas menyerang. "...sedangkan seorang upahan yang bukan gembala...ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari,
sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku..." (Yohanes 10:12-14).
Tuhan Yesus telah memberikan teladan hidup sebagai Gembala yang baik bagi domba-domba-Nya: berkorban, mengasihi, memerhatikan, menuntun, dan bertanggung jawab penuh bagi kehidupan setiap domba-Nya.
Saturday, December 5, 2015
Friday, December 4, 2015
TUHAN YESUS: Gembala Yang Baik (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2015
Baca: Yohanes 10:11-18
"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;" Yohanes 10:11
Alkitab menggambarkan suatu hubungan yang unik dan istimewa antara Tuhan dengan umat-Nya, di mana Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala, sedangkan umat-Nya sebagai domba. Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan binatang lain yang mungkin lebih kuat seperti kuda, gajah, singa, harimau dan sebagainya? Ini menegaskan keberadaan kita yang penuh kelemahan, ketidakberdayaan, mudah tersesat dan selalu berada dalam marabahaya.
Karena kita seperti domba yang penuh kelemahan secara otomatis kita sangat membutuhkan gembala yang dapat membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar. Puji Tuhan kita mempunyai Tuhan Yesus yang menyatakan diri sebagai Gembala yang baik. Ketika menyatakan diri sebagai Gembala yang baik Tuhan Yesus mengontraskan diri dengan keberadaan pencuri, perampok dan gembala upahan. "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10). "...siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;" (Yohanes 10:1). Begitu juga dengan gembala upahan, yang "...ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu." (Yohanes 10:12). Dalam keadaan terjepit karena menghadapi serangan orang jahat atau binatang buas gembala upahan lebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan domba-dombanya daripada menolong, karena orientasinya hanya kepada upah. Gembala yang baik justru rela mengorbankan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.
Adalah tidak lazim gembala rela mati bagi domba-dombanya, namun Tuhan Yesus mau melakukan hal tidak lazim itu untuk kita. Inilah yang disebut anugerah: kita yang sesungguhnya tidak layak karena dosa dan pelanggaran, tapi Dia rela datang dan mati untuk kita. Kasih yang demikian sampai kapan pun tidak akan pernah kita dapatkan dari manusia mana pun, apalagi dari gembala upahan, pencuri atau perampok. (Bersambung)
Baca: Yohanes 10:11-18
"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;" Yohanes 10:11
Alkitab menggambarkan suatu hubungan yang unik dan istimewa antara Tuhan dengan umat-Nya, di mana Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala, sedangkan umat-Nya sebagai domba. Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan binatang lain yang mungkin lebih kuat seperti kuda, gajah, singa, harimau dan sebagainya? Ini menegaskan keberadaan kita yang penuh kelemahan, ketidakberdayaan, mudah tersesat dan selalu berada dalam marabahaya.
Karena kita seperti domba yang penuh kelemahan secara otomatis kita sangat membutuhkan gembala yang dapat membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar. Puji Tuhan kita mempunyai Tuhan Yesus yang menyatakan diri sebagai Gembala yang baik. Ketika menyatakan diri sebagai Gembala yang baik Tuhan Yesus mengontraskan diri dengan keberadaan pencuri, perampok dan gembala upahan. "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10). "...siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;" (Yohanes 10:1). Begitu juga dengan gembala upahan, yang "...ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu." (Yohanes 10:12). Dalam keadaan terjepit karena menghadapi serangan orang jahat atau binatang buas gembala upahan lebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan domba-dombanya daripada menolong, karena orientasinya hanya kepada upah. Gembala yang baik justru rela mengorbankan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.
Adalah tidak lazim gembala rela mati bagi domba-dombanya, namun Tuhan Yesus mau melakukan hal tidak lazim itu untuk kita. Inilah yang disebut anugerah: kita yang sesungguhnya tidak layak karena dosa dan pelanggaran, tapi Dia rela datang dan mati untuk kita. Kasih yang demikian sampai kapan pun tidak akan pernah kita dapatkan dari manusia mana pun, apalagi dari gembala upahan, pencuri atau perampok. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)