Friday, November 27, 2015

BERUBAH LEBIH BAIK (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 November 2015

Baca:  1 Samuel 2:18-26

"Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia."  1 Samuel 2:26

Semua orang tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah satu kali saja.  Sekali dan singkat, itulah masa hidup manusia di dunia.  Musa berkata,  "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun,...Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu."  (Mazmur 90:10, 5).  Jika menyadari bahwa hidup ini hanya sekali dan teramat singkat seharusnya kita termotivasi mengisi hari-hari kita yang waktunya sangat terbatas ini dengan hal-hal yang positif dan berguna.

     Ada pepatah:  "Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama."  Alkitab pun menyatakan:  "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar,"  (Amsal 22:1).  Karena itu selagi kita masih beroleh kesempatan menghirup udara baru marilah melakukan segala tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan dengan kualitas terbaik, karena tidak selamanya pintu kesempatan itu terbuka untuk kita.  "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi."  (Pengkotbah 9:10).  Mengapa?  Karena  "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya."  (Pengkotbah 3:1).  Tidak selamanya kita memiliki tubuh bugar dan kuat, ada masanya di mana manusia lahiriah kita mengalami kemerosotan.  Selagi sehat dan segala sesuatunya berjalan dengan baik kita harus memaksimalkan potensi yang ada.  Daud pernah berkata,  "Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua,"  (Mazmur 37:25), artinya hidup ini pasti mengalami perubahan:  bayi, kanak-kanak, remaja, pemuda, dewasa dan akhirnya menjadi tua.  Karena hidup ini diwarnai perubahan maka kita pun juga harus siap dan mau untuk berubah.

     Perhatikan hidup Samuel.  "...Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia."  (ayat nas), artinya Samuel tidak hanya mengalami pertumbuhan secara fisik saja, tetapi karakter dan kerohaniannya pun semakin bertumbuh sehingga hidupnya berkenan kepada Tuhan dan menjadi kesaksian yang baik bagi sesama.  (Bersambung)

Thursday, November 26, 2015

MENANG DI SETIAP PERTEMPURAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 November 2015

Baca:  Efesus 6:10-20

"karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."  Efesus 6:12

Kepada jemaat di Efesus rasul Paulus menggambarkan bahwa perjalanan hidup orang percaya seperti berada di medan peperangan.  Memang faktanya demikian.  Setiap hari kita harus berjuang melawan gempuran musuh yang tidak pernah berhenti menghancurkan pertahanan iman orang percaya.  Musuh yang kita hadapi bukanlah sembarangan.  Ayat nas menyatakan bahwa musuh kita adalah penguasa-penguasa di udara yaitu Iblis.  Oleh karena itu firman Tuhan memperingatkan,  "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama."  (1 Petrus 5:8-9).

     Pertempuran yang harus dihadapi orang percaya adalah pertempuran yang bersifat rohani, bukan pertempuran jasmaniah, di mana musuh kita tidak kelihatan secara nyata karena berbentuk roh.  Pertempuran rohani adalah medan yang paling sulit, karena lengah sedikit saja berarti peluang terbuka untuk Iblis menyerang.  Pertempuran rohani juga tidak mengenal waktu dan musim, berlangsung kapan saja dan sewaktu-waktu selama 24 jam sehari.  Berbahayanya, kita tidak tahu secara persis kapan musuh itu datang dan menyerang.  Dengan kekuatan jasmaniah tak akan kita mampu menang melawan Iblis, tetapi bersama Tuhan melalui Roh-Nya kita akan sanggup mengalahkan si jahat,  "...sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."  (1 Yohanes 4:4).  Karena itu  "...hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya."  (Efesus 6:10).

     Kuat di dalam Tuhan artinya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, mengandalkan Dia dan mengenakan senjata yang diberikan-Nya, yaitu senjata untuk bertahan, ialah iman yang berfungsi sebagai perisai kokoh untuk melindungi diri dari panah api si Iblis, dan senjata untuk menyerang musuh yaitu firman Tuhan.

Di segala keadaan kita harus dalam keadaan siap berperang, karena Iblis selalu mencari kelengahan kita.