Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Mei 2015
Baca: Lukas 5:36-39
"Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula." Lukas 5:38
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang kaya, karena itu Dia berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b). Namun banyak orang Kristen kurang bersemangat dalam mengiring Tuhan oleh karena beratnya pergumulan hidup. Seringkali timbul pertanyaan di benak mereka, "Katanya Tuhan memberi hidup yang berkelimpahan dan merancangkan hari depan yang penuh harapan. Aku sudah mengikut Tuhan selama bertahun-tahun tapi hidupku tetap saja seperti ini, tidak ada perubahan." Ayat nas menyatakan, "...anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.". Sesungguhnya Tuhan sangat ingin mencurahkan berkat-berkat-Nya secara melimpah ke dalam hidup anak-anak-Nya, tapi yang menjadi persoalan adalah kita sendiri yang seringkali belum siap menerima curahan berkat Tuhan tersebut. Suatu contoh: banyak di antara orang Kristen yang ketika hidupnya masih pas-pasan dan penghasilannya masih sedikit sudah tidak mau taat dan setia mengembalikan persepuluhan, padahal firman Tuhan berkata, "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu
berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai
persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah
Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan." (Maleakhi 3:8, 10). Masih berpenghasilan sedikit saja kita tidak taat mengembalikan persepuluhan, bagaimana kalau nantinya kita berpenghasilan besar, kita merasa 'sayang' mengembalikan uang persepuluhan.
Ketaatan dan kesetiaan dalam mengerjakan perkara-perkara rohani inilah yang akan menuntun kita kepada berkat! Selama kita tidak mau taat mulai dari perkara-perkara kecil, Tuhan tidak akan mempercayakan perkara-perkara besar kepada kita.
Untuk mengalami penggenapan janji firman-Nya kita harus mau dibentuk, diproses oleh Tuhan sampai kita benar-benar layak di hadapan Tuhan dan memiliki kapasitas baru yang siap menerima curahan berkat-Nya.
Thursday, May 21, 2015
Wednesday, May 20, 2015
PERKATAAN SIA-SIA? STOP!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Mei 2015
Baca: Efesus 4:17-32
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." Efesus 4:29
Punya kemampuan untuk berbicara di depan umum (audience) atau berkata-kata secara lisan dengan baik dan benar adalah hal yang patut disyukuri. Dengan berkata-kata kita dapat mengungkapkan pendapat atau isi hati kita dengan mudah dan dapat membangun suatu hubungan yang baik dengan orang lain. Tetapi jika kita tidak mampu mengekang lidah kita, ini akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya karena bisa menghancurkan sebuah hubungan dan menyakiti sesama.
Rasul Paulus memperingatkan jangan ada perkataan kotor keluar dari mulut kita! Perkataan kotor yang dimaksudkan adalah perkataan yang jahat dan buruk, yang dapat menjadi titik awal menyalanya api yang sanggup melukai, membakar dan menghanguskan hidup orang lain. Seringkali tanpa sadar ada banyak kata sia-sia yang meluncur begitu saja dari mulut kita, terlebih-lebih jika kita sedang dikuasai oleh emosi. Yang termasuk dalam perkataan kotor di antaranya adalah: fitnah, yaitu perkataan yang tidak didasari kebenaran yang sengaja disebarkan dengan tujuan menjelek-jelekkan atau merusak nama baik seseorang; gosip, yaitu pergunjingan atau obrolan negatif tentang orang lain; makian, yaitu kata-kata kasar yang diucapkan seseorang karena sedang tersulut marah. Dan masih banyak lagi contoh lainnya! Napoleon Bonaparte, seorang jenderal dan juga kaisar terkenal Perancis pernah mengatakan, "Empat buah surat kabar lebih berbahaya daripada seribu senapan." Artinya bahwa perkataan, gosip, fitnah atau kata-kata negatif yang dibesar-besarkan bisa berdampak buruk bagi kehidupan orang lain dan menjadi bumerang bagi yang menyebarkannya.
Bagaimana dengan kita? Jika sampai hari ini kita masih sulit mengendalikan ucapan kita, berdoalah dan mohon pertolongan Roh Kudus, karena sebagai anak-anak Tuhan tidak sepatutnya kita memperkatakan perkataan yang kotor dan sia-sia!
"Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Matius 12:36-37
Baca: Efesus 4:17-32
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." Efesus 4:29
Punya kemampuan untuk berbicara di depan umum (audience) atau berkata-kata secara lisan dengan baik dan benar adalah hal yang patut disyukuri. Dengan berkata-kata kita dapat mengungkapkan pendapat atau isi hati kita dengan mudah dan dapat membangun suatu hubungan yang baik dengan orang lain. Tetapi jika kita tidak mampu mengekang lidah kita, ini akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya karena bisa menghancurkan sebuah hubungan dan menyakiti sesama.
Rasul Paulus memperingatkan jangan ada perkataan kotor keluar dari mulut kita! Perkataan kotor yang dimaksudkan adalah perkataan yang jahat dan buruk, yang dapat menjadi titik awal menyalanya api yang sanggup melukai, membakar dan menghanguskan hidup orang lain. Seringkali tanpa sadar ada banyak kata sia-sia yang meluncur begitu saja dari mulut kita, terlebih-lebih jika kita sedang dikuasai oleh emosi. Yang termasuk dalam perkataan kotor di antaranya adalah: fitnah, yaitu perkataan yang tidak didasari kebenaran yang sengaja disebarkan dengan tujuan menjelek-jelekkan atau merusak nama baik seseorang; gosip, yaitu pergunjingan atau obrolan negatif tentang orang lain; makian, yaitu kata-kata kasar yang diucapkan seseorang karena sedang tersulut marah. Dan masih banyak lagi contoh lainnya! Napoleon Bonaparte, seorang jenderal dan juga kaisar terkenal Perancis pernah mengatakan, "Empat buah surat kabar lebih berbahaya daripada seribu senapan." Artinya bahwa perkataan, gosip, fitnah atau kata-kata negatif yang dibesar-besarkan bisa berdampak buruk bagi kehidupan orang lain dan menjadi bumerang bagi yang menyebarkannya.
Bagaimana dengan kita? Jika sampai hari ini kita masih sulit mengendalikan ucapan kita, berdoalah dan mohon pertolongan Roh Kudus, karena sebagai anak-anak Tuhan tidak sepatutnya kita memperkatakan perkataan yang kotor dan sia-sia!
"Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Matius 12:36-37
Subscribe to:
Posts (Atom)