Saturday, February 14, 2015

JALAN TUHAN: Sedikit Yang Menempuh

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Februari 2015

Baca:  Yesaya 35:1-10

"Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya."  Yesaya 35:8

Jalan Tuhan disebut pula dengan jalan kudus, jalan suci atau jalan yang menuju kepada keselamatan kekal.  Namun sayang tidak semua orang mau menempuh jalan itu, terlebih-lebih mereka yang disebut orang yang tidak tahir dan orang pandir.  Orang yang tidak tahir artinya orang yang berdosa atau orang yang hidup dalam kecemaran, sedangkan orang pandir disebut pula orang bodoh atau bebal, orang yang hidup menurut kehendak sendiri dan sulit menerima teguran.  Mereka tidak mau menempuh jalan Tuhan karena mereka berpikir bahwa jalan Tuhan itu penuh dengan aturan, tidak boleh ini tidak boleh itu, tidak bebas, menyakitkan daging, ada harga yang harus dibayar, sebagaimana Tuhan Yesus katakan:  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Matius 16:24).

     Berbeda jika mereka menempuh jalan sendiri, bebas dan leluasa memuaskan hasrat dan keinginan dagingnya.  Mereka lupa bahwa  "...barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."  (Galatia 6:8).  Dalam Injil Matius dengan sangat jelas digambarkan bahwa Jalan Tuhan adalah pintu yang sesak dan jalan yang sempit,  "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:13-14).  Banyak orang lebih memilih jalan yang lebar dan luas,  "...jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."  (Amsal 14:12).

     Sebagai orang percaya keberadaan kita adalah orang-orang yang sudah ditahirkan dan dikuduskan, tapi bukan karena perbuatan baik kita, melainkan semata-mata karena anugerah Tuhan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib,  "...dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa."  (1 Yohanes 1:7).

Karena kita sudah ditahirkan dan disucikan oleh darah Kristus maka kita dilayakkan dan wajib untuk berjalan di jalan kudus-Nya Tuhan!

Friday, February 13, 2015

HIDUP HARUS TERUS BERJALAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Februari 2015

Baca:  1 Raja-Raja 19:9-18

"...hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."  1 Raja-Raja 19:10

Pada dasarnya stres tidak selalu berakibat buruk atau berdampak negatif, namun bergantung bagaimana sikap kita dalam menanggapi setiap masalah yang terjadi.  Jadi ada positif dan negatifnya.  Stress yang negatif atau disebut distress dapat menyebabkan seseorang menjadi lemah dan tertekan sehingga dapat menghambat kemajuannya.  Namun di sisi lain stress juga memiliki sisi positifnya atau eustress, di mana stres dipandang sebagai suatu kesempatan bagi seseorang untuk segera bertindak dan mencari solusi di tengah krisis atau situasi sulit sehingga menjadikannya semakin matang dan tangguh dalam bertindak.  Karena itu jangan sekali-kali lari dari masalah.

     Salah satu cara mudah agar kita terhindar dari stres adalah istirahat yang cukup dan makan secara teratur.  Ketika melihat Elia sedang down Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk membangunkan Elia.  "Bangunlah, makanlah! Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula."  (1 Raja-Raja 19:5b-6).  Tuhan membiarkan Elia beristirahat sejenak untuk memulihkan kondisi fisiknya.  Setelah itu barulah Tuhan memancing Elia untuk mengungkapkan hal-hal apa saja yang mengganjal hati dan menjadi bebannya selama ini.  "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"  (1 Raja-Raja 19:9).  Dengan mengungkapkan unek-uneknya kepada Tuhan beban yang ada di hati akan menjadi semakin ringan alias plong.  Selain itu perlu sekali bagi seseorang untuk menarik diri dari kesibukan sejenak untuk menenangkan diri agar mendapatkan ketenangan, sebab  "Hati yang tenang menyegarkan tubuh,"  (Amsal 14:30).

     Tuhan membangkitkan kepercayaan diri Elia, mengingatkan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.  Tidak perlu terus-menerus larut dalam masalah, mengasihani diri sendiri, berputus asa;  life must go on, hidup harus tetap berjalan.  Tuhan berkata,  "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik,"  (1 Raja-Raja 19:15).  Elia diutus Tuhan mengurapi Hazael, Yehu dan juga Elisa.

"Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya."  Yesaya 40:29