Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Januari 2015
Baca: Matius 5:13
"Kamu adalah garam dunia." Matius 5:13
Apa yang Saudara ketahui tentang garam? Garam adalah salah satu kebutuhan dapur utama di tiap-tiap rumah tangga. Kehadiran garam di dapur membuat semua masakan terasa mantap dan sedap. Bila para ibu rumah tangga memasak sayur tanpa garam bisa-bisa akan dimarahi suaminya karena rasa sayur akan terasa hambar. Garam, baru akan memiliki nilai guna apabila memiliki rasa asin. "Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja." (Lukas 14:34-35a).
Manfaat garam selain membuat sesuatu yang tawar menjadi ada rasanya, juga sebagai bahan pengawet makanan, dapat membunuh kuman, mencegah pembusukan dan juga membuat steril. Adapun makanan yang diawetkan dengan garam antara lain telur, ikan, daging, makanan kaleng dan lainnya. Ikan yang diawetkan dengan garam dapat dikonsumsi berbulan-bulan kemudian. Ada beberapa unsur yang terkandung di dalam garam, di antaranya adalah natrium dan klorida. Secara kimia kedua unsur tersebut adalah zat beracun, namun apabila kedua unsur tersebut digabungkan justru menjadi sesuatu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Cara kerja garam itu perlahan-lahan namun pasti: meleleh, melebur dan akhirnya tidak terlihat lagi wujudnya, yang tinggal hanya rasanya. Jika garam itu tetap mempertahankan wujud asalnya, apakah orang akan mau memakannya? Tentu saja tidak!
Kalimat "Kamu adalah garam dunia." adalah sebuah kalimat penegasan, artinya keberadaan orang percaya sesungguhnya adalah garam dunia. Artinya keberadaan kita di tengah-tengah dunia haruslah dapat memberi rasa bagi dunia yang sedang tawar ini, rasa yang dapat dinikmati dan berguna bagi semua orang. Garam yang tidak asin atau sudah menjadi tawar adalah gambaran dari kehidupan orang Kristen yang tidak bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarnya. Untuk menjadi garam dunia dibutuhkan sebuah pengorbanan. Sebagaimana garam itu harus meleleh, melebur dan tidak terlihat lagi wujudnya, kita pun harus rela menanggalkan 'manusia lama' kita: menyalibkan kedagingan kita, dan tidak lagi menjadi orang yang egois.
Tanpa pengorbanan, hidup kita takkan pernah bisa menjadi 'garam' bagi dunia ini!
Wednesday, January 14, 2015
Tuesday, January 13, 2015
MENGUCAP SYUKUR: Menjadi Berkat Bagi Dunia
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Januari 2015
Baca: Mazmur 105:1-45
"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!" Mazmur 105:1
Bagi orang percaya, hidup ditengah-tengah dunia ini bukanlah perkara mudah. Mengapa? Karena orang-orang dunia menolak berita Injil dan juga menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Itulah sebabnya Alkitab menyebut kita berada di tengah-tengah angkatan yang bengkok dan sesat. Dan bila dunia membenci kita dan memperlakukan kita secara tidak adil, kita tidak perlu terkejut lagi, karena firman Tuhan sudah menyatakannya.
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu." (Yohanes 15:18-19). Meski demikian "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:17, 21). Tuhan menghendaki kita memiliki kehidupan yang 'berbeda' dari dunia supaya mereka melihat sebuah keteladanan. Sikap, perkataan dan perbuatan kita harus mampu menjadi berkat bagi mereka. "Sebab dari buahnya pohon itu dikenal." (Matius 12:33b).
Ketika punya banyak masalah biasanya orang akan terus bermuram durja, uring-uringan, kecut, stres, mudah sekali marah dan tersinggung. Hal ini akan berdampak negatif bukan hanya bagi diri sendiri tapi orang lain pun akan terbawa atmosfir negatifnya. Bila kita tetap mengucap syukur meski diterpa badai masalah, orang lain yang melihat akan dikuatkan dan terberkati karena ada sesuatu yang berbeda dalam hidup kita. Akhirnya kesempatan untuk bersaksi semakin terbuka lebar. Saksikan campur tangan Tuhan: kebaikan-Nya, kasih-Nya, penyertaan-Nya, kemurahan-Nya, pertolongan-Nya. Dengan mengucap syukur dalam segala hal kita bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita, "...sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," (Filipi 2:15).
Bersyukurlah senantiasa, supaya nama Tuhan semakin dipermuliakan melalui kehidupan kita!
Baca: Mazmur 105:1-45
"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!" Mazmur 105:1
Bagi orang percaya, hidup ditengah-tengah dunia ini bukanlah perkara mudah. Mengapa? Karena orang-orang dunia menolak berita Injil dan juga menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Itulah sebabnya Alkitab menyebut kita berada di tengah-tengah angkatan yang bengkok dan sesat. Dan bila dunia membenci kita dan memperlakukan kita secara tidak adil, kita tidak perlu terkejut lagi, karena firman Tuhan sudah menyatakannya.
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu." (Yohanes 15:18-19). Meski demikian "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:17, 21). Tuhan menghendaki kita memiliki kehidupan yang 'berbeda' dari dunia supaya mereka melihat sebuah keteladanan. Sikap, perkataan dan perbuatan kita harus mampu menjadi berkat bagi mereka. "Sebab dari buahnya pohon itu dikenal." (Matius 12:33b).
Ketika punya banyak masalah biasanya orang akan terus bermuram durja, uring-uringan, kecut, stres, mudah sekali marah dan tersinggung. Hal ini akan berdampak negatif bukan hanya bagi diri sendiri tapi orang lain pun akan terbawa atmosfir negatifnya. Bila kita tetap mengucap syukur meski diterpa badai masalah, orang lain yang melihat akan dikuatkan dan terberkati karena ada sesuatu yang berbeda dalam hidup kita. Akhirnya kesempatan untuk bersaksi semakin terbuka lebar. Saksikan campur tangan Tuhan: kebaikan-Nya, kasih-Nya, penyertaan-Nya, kemurahan-Nya, pertolongan-Nya. Dengan mengucap syukur dalam segala hal kita bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita, "...sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," (Filipi 2:15).
Bersyukurlah senantiasa, supaya nama Tuhan semakin dipermuliakan melalui kehidupan kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)