Tuesday, January 13, 2015

MENGUCAP SYUKUR: Menjadi Berkat Bagi Dunia

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Januari 2015

Baca:  Mazmur 105:1-45

"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!"  Mazmur 105:1

Bagi orang percaya, hidup ditengah-tengah dunia ini bukanlah perkara mudah.  Mengapa?  Karena orang-orang dunia menolak berita Injil dan juga menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Itulah sebabnya Alkitab menyebut kita berada di tengah-tengah angkatan yang bengkok dan sesat.  Dan bila dunia membenci kita dan memperlakukan kita secara tidak adil, kita tidak perlu terkejut lagi, karena firman Tuhan sudah menyatakannya.

     "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu."  (Yohanes 15:18-19).  Meski demikian  "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!"  (Roma 12:17, 21).  Tuhan menghendaki kita memiliki kehidupan yang  'berbeda'  dari dunia supaya mereka melihat sebuah keteladanan.  Sikap, perkataan dan perbuatan kita harus mampu menjadi berkat bagi mereka.  "Sebab dari buahnya pohon itu dikenal."  (Matius 12:33b).

     Ketika punya banyak masalah biasanya orang akan terus bermuram durja, uring-uringan, kecut, stres, mudah sekali marah dan tersinggung.  Hal ini akan berdampak negatif bukan hanya bagi diri sendiri tapi orang lain pun akan terbawa atmosfir negatifnya.  Bila kita tetap mengucap syukur meski diterpa badai masalah, orang lain yang melihat akan dikuatkan dan terberkati karena ada sesuatu yang berbeda dalam hidup kita.  Akhirnya kesempatan untuk bersaksi semakin terbuka lebar.  Saksikan campur tangan Tuhan:  kebaikan-Nya, kasih-Nya, penyertaan-Nya, kemurahan-Nya, pertolongan-Nya.  Dengan mengucap syukur dalam segala hal kita bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita,  "...sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,"  (Filipi 2:15).

Bersyukurlah senantiasa, supaya nama Tuhan semakin dipermuliakan melalui kehidupan kita!

Monday, January 12, 2015

MENGUCAP SYUKUR: Pintu Gerbang Mujizat (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Januari 2015

Baca:  Yohanes 6:1-15

"Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki."  Yohanes 6:11

Suatu waktu, setelah berkhotbah di hadapan ribuan orang yang menyembuhkan sakit-penyakit banyak orang, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk memberi makan kepada orang banyak itu.  Karena sudah seharian mengikut Tuhan, pastilah mereka lapar.  Ini adalah bukti bahwa Ia tidak hanya memperhatikan kebutuhan rohani manusia namun juga memperhatikan kebutuhan jasmani, salah satunya berkenaan dengan makanan.

     Mendapat perintah Tuhan ini murid-murid-Nya pun kelabakan.  "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"  (ayat 5).  Tiba-tiba ada seorang anak yang mempunyai lima roti dan dua ikan menyerahkannya kepada murid-murid Yesus.  Artinya ada korban yang dipersembahkan dari keterbatasan yang ada.  Secara manusia lima roti dan dua ikan manalah cukup untuk memberi makan orang yang jumlahnya ribuan.  Ini adalah mission impossible!  Namun di tengah keterbatasan yang ada, yaitu lima roti dan dua ikan, Tuhan Yesus tetap mengucap syukur kepada Bapa di sorga.  Setelah mengucap syukur, apa yang terjadi?  Mujizat terjadi!  Dengan hanya berbekal lima roti dan dua ikan Tuhan Yesus sanggap melakukan perkara yang dahsyat!  Lima ribu orang laki-laki, tidak termasuk wanita dan anak-anak, diberi-Nya makan sampai kenyang, bahkan setelah dihitung masih ada sisa dua belas bakul.  Bagi manusia itu mustahil, tetapi  "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?"  (Kejadian 18:14).

     Pekerjaan Tuhan tidak dapat diselami oleh pikiran dan logika manusia.  "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8-9).  Karena itu jangan pernah membatasi kuasa Tuhan yang tak terbatas itu dengan keterbatasan kita.  Percayalah,  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).  Perintah Tuhan acapkali memang tak masuk akal, aneh, dan sulit diterima dengan pikiran, salah satunya mengucap syukur dalam segala hal ini.

Jika kita mau membayar harga dan taat melakukan, ada mujizat dinyatakan!