Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Oktober 2014
Baca: Yohanes 6:1-15
"Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat
penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit." Yohanes 6:2
Gemuruh dan gegap gempita kejuaraan sepakbola piala dunia 2014 di Brasil telah usai pada bulan Juli lalu. Hasilnya tim sepakbola Jerman telah membuktikan diri sebagai yang terbaik dan berhasil mencetak sejarah sebagai wakil Eropa pertama yang bisa menjadi juara dunia di benua Amerika. Selama kejuaraan berlangsung emosi para penggemar sepakbola di seluruh penjuru dunia benar-benar terkuras. Ada yang bersukacita ketika tim jagoannya menang; ada pula yang kecewa, sedih, menangis, bakan sampai meluapkan kemarahan saat melihat tim yang mereka bangga-banggakan tersingkir secara dramatis di babak-babak awal. Itulah ekspresi dari pada penonton pertandingan sepakbola.
Mereka sepertinya terlihat aktif dengan apa yang ditontonnya, namun sesungguhnya mereka tidak memberikan sumbangsih apa pun. Bagi yang melihat langsung di stadion, kontribusi mereka hanya sebatas selembar tiket yang telah dibeli. Sementara mereka yang melihat di dalam setiap pertandingan sehingga dengan mudahnya berkomentar, melontarkan kritikan pedas, bahkan ada yang sampai memaki-maki pemain, padahal mereka hanya menonton dan tidak turut ambil bagian dalam pertandingan.
Begitu pula ketika Tuhan Yesus berangkat ke Galilea ada banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia, oleh karena mereka melihat mujizat, tapi mereka tidak mengalami dan merasakan mujizat itu, alias menonton saja. Bukankah ada banyak orang Kristen yang demikian? Hanya puas sebagai penonton, sekedar melihat dan mendengar orang lain mengalami mujizat dan dipakai Tuhan secara luar biasa, tapi dirinya sendiri tidak punya kerinduan mendalam kepada Tuhan. Jangankan turut terlibat dalam pelayanan, keberadaannya di gereja saja hanya sebatas simpatisan. Mereka tetap saja menjadi jemaat yang pasif dan tidak memiliki rasa haus dan lapar terhadap perkara-perkara rohani. Namun ketika mereka berada dalam masalah dan mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan, secepat kilat langsung melontarkan komentar, menghakimi orang lain, melontarkan kritikan kepada saudara seiman atau bahkan kepada hamba Tuhan.
Jangan jadi orang Kristen yang bermental penonton!
Thursday, October 30, 2014
Wednesday, October 29, 2014
KETAATAN: Jalan Tepat Menuju Berkat
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Oktober 2014
Baca: Imamat 26:1-13
"Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya." Imamat 26:3-4
Banyak orang Kristen yang merasa mengikut Tuhan itu tidak enak, banyak tantangannya, tidak boleh ini itu, pokoknya tidak bebas. Benarkah? Justru Tuhan memberikan aturan-aturan semata-mata untuk kebaikan kita. Jadi ketaatan adalah jalan aman yang meluputkan kita dari hal-hal buruk sebagai akibat dari sebuah pelanggaran, sebab "...Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7). Dalam Ayub 9:4 dikatakan: "Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?"
Selain itu ketaatan juga akan membawa kita kepada kehidupan yang diberkati, sebaliknya, ketidaktaatan mengantarkan kita kepada hukuman atau kutuk. "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal," (Ibrani 2:2). Tuhan mengaruniakan berkat-berkat-Nya kepada siapa saja yang mau berjalan bersama Dia dalam ketaatan penuh, meski kadangkala harus melewatinya dengan dengan deraian air mata. Orang yang menabur ketaatan suatu saat pasti akan menuai berkat. "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya." (Mazmur 126:5-6).
Sangat disesalkan banyak yang memilih menempuh jalan sendiri. Kita tidak mau mengikuti jalan Tuhan. Kita berpikir jalan yang telah kita pilih pasti terbaik bagi kita, padahal "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Namun tatkala kita mau berserah sepenuhnya kepada Tuhan Dia akan memberikan jauh lebih banyak daripada yang kita pikirkan. Penyerahan diri kepada Tuhan akan menuntun kita untuk meraih apa yang Tuhan sediakan bagi kita dan pastinya berkat Tuhan itu "...jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan," (Efesus 3:20).
"Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan." Amsal 13:13
Baca: Imamat 26:1-13
"Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya." Imamat 26:3-4
Banyak orang Kristen yang merasa mengikut Tuhan itu tidak enak, banyak tantangannya, tidak boleh ini itu, pokoknya tidak bebas. Benarkah? Justru Tuhan memberikan aturan-aturan semata-mata untuk kebaikan kita. Jadi ketaatan adalah jalan aman yang meluputkan kita dari hal-hal buruk sebagai akibat dari sebuah pelanggaran, sebab "...Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7). Dalam Ayub 9:4 dikatakan: "Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?"
Selain itu ketaatan juga akan membawa kita kepada kehidupan yang diberkati, sebaliknya, ketidaktaatan mengantarkan kita kepada hukuman atau kutuk. "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal," (Ibrani 2:2). Tuhan mengaruniakan berkat-berkat-Nya kepada siapa saja yang mau berjalan bersama Dia dalam ketaatan penuh, meski kadangkala harus melewatinya dengan dengan deraian air mata. Orang yang menabur ketaatan suatu saat pasti akan menuai berkat. "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya." (Mazmur 126:5-6).
Sangat disesalkan banyak yang memilih menempuh jalan sendiri. Kita tidak mau mengikuti jalan Tuhan. Kita berpikir jalan yang telah kita pilih pasti terbaik bagi kita, padahal "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Namun tatkala kita mau berserah sepenuhnya kepada Tuhan Dia akan memberikan jauh lebih banyak daripada yang kita pikirkan. Penyerahan diri kepada Tuhan akan menuntun kita untuk meraih apa yang Tuhan sediakan bagi kita dan pastinya berkat Tuhan itu "...jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan," (Efesus 3:20).
"Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan." Amsal 13:13
Subscribe to:
Posts (Atom)