Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Oktober 2014
Baca: Imamat 26:1-13
"Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu
memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya." Imamat 26:3-4
Banyak orang Kristen yang merasa mengikut Tuhan itu tidak enak, banyak tantangannya, tidak boleh ini itu, pokoknya tidak bebas. Benarkah? Justru Tuhan memberikan aturan-aturan semata-mata untuk kebaikan kita. Jadi ketaatan adalah jalan aman yang meluputkan kita dari hal-hal buruk sebagai akibat dari sebuah pelanggaran, sebab "...Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7). Dalam Ayub 9:4 dikatakan: "Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?"
Selain itu ketaatan juga akan membawa kita kepada kehidupan yang diberkati, sebaliknya, ketidaktaatan mengantarkan kita kepada hukuman atau kutuk. "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal," (Ibrani 2:2). Tuhan mengaruniakan berkat-berkat-Nya kepada siapa saja yang mau berjalan bersama Dia dalam ketaatan penuh, meski kadangkala harus melewatinya dengan dengan deraian air mata. Orang yang menabur ketaatan suatu saat pasti akan menuai berkat. "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya." (Mazmur 126:5-6).
Sangat disesalkan banyak yang memilih menempuh jalan sendiri. Kita tidak mau mengikuti jalan Tuhan. Kita berpikir jalan yang telah kita pilih pasti terbaik bagi kita, padahal "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Namun tatkala kita mau berserah sepenuhnya kepada Tuhan Dia akan memberikan jauh lebih banyak daripada yang kita pikirkan. Penyerahan diri kepada Tuhan akan menuntun kita untuk meraih apa yang Tuhan sediakan bagi kita dan pastinya berkat Tuhan itu "...jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan," (Efesus 3:20).
"Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan." Amsal 13:13
Wednesday, October 29, 2014
Tuesday, October 28, 2014
TUHAN YESUS: Teladan Utama Ketaatan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Oktober 2014
Baca: Lukas 22:39-46
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Lukas 22:42
Rasul Yohanes dalam suratnya menulis; "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Dengan kata lain setiap orang percaya wajib hidup dalam ketaatan dan menempatkan Tuhan Yesus sebagai teladan utama. Tuhan Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34), bahkan "...dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8).
Hidup meneladani Kristus berarti: memiliki hati seperti hati-Nya yang dipenuhi belas kasihan; berpikir seperti Kristus berpikir, sebagaimana rasul Paulus berkata, "Tetapi kami memiliki pikiran Kristus." (1 Korintus 2:16); mengasihi sama seperti Kristus mengasihi, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35); melayani seperti Kristus melayani jiwa-jiwa; taat kepada kehendak-Nya sebagaimana Kristus taat kepada kehendak Bapa dengan berkata, "...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Dalam mengarungi bahtera kehidupan ini setiap detik, setiap menit, setiap jam kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Tak bisa dipungkiri, dalam kondisi ini kita pasti menghadapi dilema apakah kita memilih untuk hidup menurut kehendak sendiri atau menuruti kehendak Tuhan. Namun sebagai anak-anak Tuhan ketaatan adalah jalan yang sangat tepat untuk kita pilih: seperti seorang anak yang harus taat kepada kehendak orangtuanya, seperti karyawan yang sepatutnya taat kepada pimpinan, dan juga seperti prajurit yang sepenuhnya taat kepada perintah komandannya. Terlebih lagi kita sebagai anak-anak Tuhan kita harus memiliki ketaatan penuh kepada kehendak Tuhan. Hal terbaik dan terbesar dalam kehidupan orang percaya adalah ketika ia mampu berkata, "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:19b-20).
Hidup dalam ketaatan berarti menaklukkan kehendak sendiri kepada kehendak Tuhan.
Baca: Lukas 22:39-46
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Lukas 22:42
Rasul Yohanes dalam suratnya menulis; "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Dengan kata lain setiap orang percaya wajib hidup dalam ketaatan dan menempatkan Tuhan Yesus sebagai teladan utama. Tuhan Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34), bahkan "...dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8).
Hidup meneladani Kristus berarti: memiliki hati seperti hati-Nya yang dipenuhi belas kasihan; berpikir seperti Kristus berpikir, sebagaimana rasul Paulus berkata, "Tetapi kami memiliki pikiran Kristus." (1 Korintus 2:16); mengasihi sama seperti Kristus mengasihi, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35); melayani seperti Kristus melayani jiwa-jiwa; taat kepada kehendak-Nya sebagaimana Kristus taat kepada kehendak Bapa dengan berkata, "...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Dalam mengarungi bahtera kehidupan ini setiap detik, setiap menit, setiap jam kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Tak bisa dipungkiri, dalam kondisi ini kita pasti menghadapi dilema apakah kita memilih untuk hidup menurut kehendak sendiri atau menuruti kehendak Tuhan. Namun sebagai anak-anak Tuhan ketaatan adalah jalan yang sangat tepat untuk kita pilih: seperti seorang anak yang harus taat kepada kehendak orangtuanya, seperti karyawan yang sepatutnya taat kepada pimpinan, dan juga seperti prajurit yang sepenuhnya taat kepada perintah komandannya. Terlebih lagi kita sebagai anak-anak Tuhan kita harus memiliki ketaatan penuh kepada kehendak Tuhan. Hal terbaik dan terbesar dalam kehidupan orang percaya adalah ketika ia mampu berkata, "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:19b-20).
Hidup dalam ketaatan berarti menaklukkan kehendak sendiri kepada kehendak Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)