Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2014
Baca: Lukas 7:41-50
"Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat
kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat
kasih." Lukas 7:47
Perempuan berdosa itu datang kepada Yesus dengan menangis sebagai ungkapan syukur karena telah mengalami jamahan kasih Tuhan. Ketika semua orang menolak dan mengucilkannya Yesus mau menerima dirinya yang hina dina. Bahkan dosa-dosanya yang tak terbilang jumlahnya juga telah diampuni Tuhan. "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba." (Yesaya 1:18).
Karena itu ia membasahi kaki Yesus dengan linangan air matanya, menyeka dengan rambutnya, mencium kaki-Nya, serta meminyakinya dengan minyak wangi yang sangat mahal. Secara tradisi, minyak wangi dalam buli-buli biasanya dituang di atas kepala seseorang dan hanya dipergunakan untuk mengurapi orang yang dihormati saja. Tapi perempuan itu memakainya untuk meminyaki kaki Yesus. Ini menimbulkan reaksi negatif karena dianggap sebagai suatu pemborosan. Mereka menghitung bahwa nilai minyak wangi itu sangat mahal, sebesar upah pekerja satu tahun. Inilah yang acapkali dilakukan banyak orang Kristen: hitung-hitungan dengan Tuhan dan mengukur pelayanannya dengan uang atau materi.
Apa yang diperbuat perempuan itu terhadap Yesus adalah wujud kerendahan hatinya dan bentuk penyembahan yang terbaik kepada Tuhan. Ia sangat menghargai nilai pengampunan dosa yang diberikan Tuhan kepadanya, karena itu ia pun melakukan perbuatan yang lebih dari batas kewajaran; membuatnya mengasihi Tuhan Yesus lebih daripada yang orang lain perbuat dengan memberikan penyembahan yang melampaui batas akal sehat, semaksimal mungkin yang dapat dilakukannya. Sesungguhnya keberadaan kita sebelum diampuni Tuhan adalah sama dengan perempuan itu, hutang dosa kita tak terbilang jumlahnya. Kini hutang dosa kita telah dibayar lunas oleh Yesus melalui pengorban-nya di kayu salib (baca 1 Korintus 6:20).
Kristus telah memberikan hidup-Nya bagi kita, sudah seharusnya kita pun memberikan penyembahan yang luar biasa kepada-Nya melampaui batas dan yang sangat berharga, bukan penyembahan ala kadarnya dan sisa-sisa hidup kita.
Tuesday, September 16, 2014
Monday, September 15, 2014
PENYEMBAHAN YANG TERBAIK (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 September 2014
Baca: Lukas 7:36-40
"Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu." Lukas 7:38
Bila kita teliti, tema utama dari Injil Lukas adalah berbicara tentang keselamatan. Dalam Injil ini kita menemukan catatan-catatan unik yang tidak kita temukan di ketiga Injil lainnya, yaitu mengenai sisi lain dari keselamatan, salah satunya adalah perihal Yesus diurapi oleh perempuan yang berdosa. Lukas mencatat secara detil ungkapan syukur yang tiada tara dari seorang perempuan berdosa yang telah beroleh anugerah keselamatan. Kedatangan Yesus memenuhi undangan orang Farisi dalam perjamuan makan pun menunjukkan bahwa Dia dekat dengan semua orang dari kalangan manapun, tanpa mengenal status sosial seseorang. Sama seperti Injil yang berisikan tentang kabar keselamatan, kabar keselamatan juga diperuntukkan bagi setiap orang tanpa terkecuali.
Di sini ada tiga tokoh utama yaitu Tuhan Yesus, orang Farisi yang bernama Simon dan seorang perempuan berdosa. Lukas tidak menyebutkan siapa nama perempuan tersebut, dia hanya menyebutkan bahwa perempuan itu adalah orang berdosa yang sangat 'terkenal', artinya memiliki reputasi yang sangat buruk, semua orang di kota itu mengenalnya. Mendengar bahwa Yesus sedang berada di rumah orang Farisi itu perempuan berdosa itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, segeralah ia datang kepada Yesus dengan membawa sebuah buli-buli pualam yang berisikan minyak wangi yang harganya sangat mahal; artinya ia datang kepada Yesus tidak dengan tangan hampa, melainkan membawa yang terbaik yang ia miliki untuk dipersembahkan kepada Yesus tanpa mempedulikan cibiran atau cemoohan orang lain terhadap dirinya yang memiliki kehidupan sangat kelam. Tekadnya hanya satu: bertemu dengan Yesus.
Ayat nas menggambarkan wujud penghormatan yang luar bisa yang ditunjukkan oleh perempuan berdosa itu terhadap Tuhan Yesus, suatu tindakan yang tidak lazim di budaya Yahudi pada jaman itu: membasuh kaki dengan air mata, menyekanya dengan rambut, mencium kaki Yesus dan meminyaki dengan minyak wangi. Perempuan itu datang kepada Yesus dengan totalitas dan penuh kerendahan hati.
Sudahkah kita datang kepada Tuhan Yesus dengan totalitas hidup kita?
Baca: Lukas 7:36-40
"Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu." Lukas 7:38
Bila kita teliti, tema utama dari Injil Lukas adalah berbicara tentang keselamatan. Dalam Injil ini kita menemukan catatan-catatan unik yang tidak kita temukan di ketiga Injil lainnya, yaitu mengenai sisi lain dari keselamatan, salah satunya adalah perihal Yesus diurapi oleh perempuan yang berdosa. Lukas mencatat secara detil ungkapan syukur yang tiada tara dari seorang perempuan berdosa yang telah beroleh anugerah keselamatan. Kedatangan Yesus memenuhi undangan orang Farisi dalam perjamuan makan pun menunjukkan bahwa Dia dekat dengan semua orang dari kalangan manapun, tanpa mengenal status sosial seseorang. Sama seperti Injil yang berisikan tentang kabar keselamatan, kabar keselamatan juga diperuntukkan bagi setiap orang tanpa terkecuali.
Di sini ada tiga tokoh utama yaitu Tuhan Yesus, orang Farisi yang bernama Simon dan seorang perempuan berdosa. Lukas tidak menyebutkan siapa nama perempuan tersebut, dia hanya menyebutkan bahwa perempuan itu adalah orang berdosa yang sangat 'terkenal', artinya memiliki reputasi yang sangat buruk, semua orang di kota itu mengenalnya. Mendengar bahwa Yesus sedang berada di rumah orang Farisi itu perempuan berdosa itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, segeralah ia datang kepada Yesus dengan membawa sebuah buli-buli pualam yang berisikan minyak wangi yang harganya sangat mahal; artinya ia datang kepada Yesus tidak dengan tangan hampa, melainkan membawa yang terbaik yang ia miliki untuk dipersembahkan kepada Yesus tanpa mempedulikan cibiran atau cemoohan orang lain terhadap dirinya yang memiliki kehidupan sangat kelam. Tekadnya hanya satu: bertemu dengan Yesus.
Ayat nas menggambarkan wujud penghormatan yang luar bisa yang ditunjukkan oleh perempuan berdosa itu terhadap Tuhan Yesus, suatu tindakan yang tidak lazim di budaya Yahudi pada jaman itu: membasuh kaki dengan air mata, menyekanya dengan rambut, mencium kaki Yesus dan meminyaki dengan minyak wangi. Perempuan itu datang kepada Yesus dengan totalitas dan penuh kerendahan hati.
Sudahkah kita datang kepada Tuhan Yesus dengan totalitas hidup kita?
Subscribe to:
Posts (Atom)