Sunday, August 10, 2014

SERI UTUSAN TUHAN: Tinggal Dalam Firman (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Agustus 2014

Baca:  Matius 13:1-23

"Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."  Matius 13:23

Sebagai utusan Tuhan tugas kita adalah memberitakan kabar baik dari sorga!  Dapatkah kita lakukan jika kita sendiri tidak mengalami pertumbuhan rohani dengan baik?.  Adapun benih pertumbuhan rohani bagi orang percaya adalah firman Tuhan.  Oleh karena itu kita harus menjadikan firman Tuhan sebagai makanan rohani kita setiap hari, sebab  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Tanpa benih firman yang tertanam tidak akan pernah ada pertumbuhan iman dan buah yang dihasilkan  (pelipatgandaan)  dalam kehidupan kita, sebab  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Jadi utusan Tuhan harus taat membaca, meneliti, merenungkan firman Tuhan.

     Pemazmur menyatakan bahwa orang  "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. "  (Mazmur 1:2-3).  Semakin kita menyukai firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam, kita akan semakin berakar di dalam firman-Nya;  dan ketika kita berakar kuat di dalam firman-Nya seluruh aspek hidup kita akan semakin diarahkan, diatur dan dibentuk oleh firman.  Inilah yang disebut tinggal di dalam firman Tuhan, di mana kita memiliki kepekaan rohani dan sedang berada dalam proses untuk menjadi serupa dengan Kristus.  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).

     Tinggal di dalam firman Tuhan berkenaan dengan ketaatan seseorang terhadap perintah Tuhan.  Firman-Nya berkata,  "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."  (1 Petrus 1:15-16).  Jadi hidup dalam kebenaran dan kekudusan adalah syarat mutlak bagi seorang utusan Tuhan.

"Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  Mazmur 119:97

Saturday, August 9, 2014

SERI UTUSAN TUHAN: Seorang yang Berdoa (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Agustus 2014

Baca:  1 Petrus 4:7-11

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."  1 Petrus 4:7

Sering timbul pertanyaan mengapa pelayanan kita sepertinya jalan di tempat dan tidak mengalami breakthrough, mengapa pula masih banyak bangku kosong di setiap ibadah;  jawabannya adalah karena jam doa kita masih kurang atau kita sama sekali tidak berdoa.

     Inilah yang dilakukan Yesus:  "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."  (Markus 1:35).  Di dalam Lukas 6:12 juga di catat:  "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah."  Berdoa adalah bagian terpenting dalam kehidupan Yesus.  Itulah sebabnya pelayanan Yesus membawa dampak yang luar biasa bagi dunia.  Kekariban-Nya dengan Bapa adalah kunci terbesar keberhasilan pelayanan Yesus.  Maka sesibuk dan sepadat apa pun aktivitas dan pelayanan kita, marilah kita meneladani Tuhan Yesus, yang selalu menyediakan waktu untuk berdoa.

     Daniel, memiliki roh yang luar biasa dan hidupnya berdampak meski berada di negeri pembuangan  (Babel)  karena ia memiliki kedisiplinan dalam berdoa.  Tercatat:  "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."  (Daniel 6:11).  Sebagai utusan Tuhan kita pun harus punya kedisiplinan dalam hal doa supaya kehendak Tuhan  'dipaksakan'  untuk terjadi di dalam segala aspek kehidupan kita;  kita pun harus percaya bahwa Tuhan akan memakai kita untuk  'memaksakan'  kehendak-Nya tersebut.  "Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana:"  (Yesaya 14:24). 

     Kita tidak akan menjadi utusan yang berkenan di hati Tuhan dan mengalami breakthrough dalam pelayanan jika kita tidak mau membayar harga, yaitu menyediakan waktu bersekutu dengan Tuhan secara intensif.  Karena terhadap orang yang kariblah Tuhan memberitahukan kehendak dan rencana-Nya, sehingga di sinilah pelayanan seseorang akan menjadi berkat dan berdampak bagi orang-orang yang dilayaninya.

"Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  Yakobus 5:16b