Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Januari 2014 -
Baca: Kejadian 13:1-18
"Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom." Kejadian 13:12
Berbicara tentang Lot berarti berbicara tentang kota Sodom dan Gomora, dua kota yang dibumihanguskan Tuhan karena perbuatan bejat penduduknya. Apa hubungannya dengan Lot? Ya, Lot beserta seluruh keluarganya tinggal di kota itu.
Lot adalah keponakan Abraham yang diajak bersama-sama meninggalkan negeri nenek moyangnya. Abraham diberkati Tuhan secara luar biasa dan hal itu membawa dampak yang baik bagi kehidupan Lot. Perekonomian Lot turut terangkat dan terberkati. Alkitab mencatat bahwa keduanya memiliki banyak ternak, sampai-sampai tempat di mana mereka tinggal "...tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik
mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama." (Kejadian 13:6), kemudian terjadilah perkelahian antara para gembala Abraham dan para gembala Lot karena tanah Kanaan terlalu sempit untuk keduanya. Inilah yang menjadi penyebab terjadinya terjadinya perpisahan antara Abraham dan Lot. Namun dengan hati yang dipenuhi kasih Abraham memberi kesempatan kepada Lot untuk memilih tempat terlebih dahulu. Ini menunjukkan bahwa Abraham bukanlah seorang yang egois dan mementingkan diri sendiri. Ia lebih mengutamakan kepentingan orang lain lebih dari kepentingannya sendiri walaupun ia punya kuasa dan hak penuh untuk menentukan pilihannya karena status Lot hanyalah menumpang. Kesempatan ini tidak disia-siakan Lot, ia membuat pilihan sesuai keinginan matanya. "Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah
Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai
ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora.
-- Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah." (Kejadian 13:10-11).
Lot memilih tempat sesuai dengan apa yang dipandangnya baik, indah, menarik dan lebih menguntungkan secara kasat mata. Ia lebih mementingkan perkara-perkara jasmani yang berkenaan dengan harta dan kekayaan. Fokus Lot adalah untuk kepuasan diri sendiri tanpa mempedulikan perasaan pamannya, Abraham.
Tuesday, January 7, 2014
Monday, January 6, 2014
ABRAHAM: Dipanggil Untuk Menjadi Berkat (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Januari 2014 -
Baca: Kejadian 12:10-20
"...Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta." Kejadian 12:16
Ketika mengadakan perjanjian dengan Abraham Tuhan memberikan janji-janji kepadanya: menjadikannya bangsa yang besar, memberkati dan menjadi berkat. Untuk menerima kepenuhan janji Tuhan ini yang diperlukan bukan hanya iman, tapi Abraham dituntut untuk hidup dalam ketaatan dan menyenangkan hatiNya. Abraham menanggapi janji Tuhan itu dengan iman, percaya dan juga ketaatan. Itulah sebabnya Abraham dibenarkan oleh Tuhan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana di balik perjanjian berkatNya dengan Abraham seperti tertulis: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
Setiap kita pasti rindu diberkati Tuhan, bukan? Supaya berkat Tuhan itu digenapi dalam hidup kita, kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan memberkati kita. Tanpa memiliki pengertian yang benar akan hal ini bisa-bisa berkat yang kita terima tersebut malah akan membuat kita jatuh dalam dosa dan semakin jauh dari Tuhan. Sebesar apa pun kerinduan kita untuk menjadi berkat bagi orang lain, sebesar itu pula berkat yang akan Tuhan percayakan kepada kita. Jadi Tuhan akan memberkati kita jika kita benar-benar telah siap untuk menjadi berkat. "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:25). berkat Tuhan juga tidak pernah terpengaruh oleh situasi dan keadaan yang terjadi di sekeliling hidup kita. Mungkin saat ini dunia sedang dilanda krisis di segala bidang kehidupan dunia, namun satu hal yang harus kita tanamkan dalam hati adalah bahwa tidak ada krisis yang terlalu besar yang tidak dikendalikan oleh Tuhan, tidak ada badai kehidupan yang tidak dapat diredakanNya.
Seberat apa pun krisis masalah yang menerpa hari-hari kita, Tuhan lebih dari sanggup untuk memberkati kita. Sekali Tuhan berjanji, Dia pasti akan menggenapi janjiNya itu tepat pada waktunya. "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Di tengah bencana kelaparan yang hebat Abraham justru mengalami kelimpahan!
Baca: Kejadian 12:10-20
"...Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta." Kejadian 12:16
Ketika mengadakan perjanjian dengan Abraham Tuhan memberikan janji-janji kepadanya: menjadikannya bangsa yang besar, memberkati dan menjadi berkat. Untuk menerima kepenuhan janji Tuhan ini yang diperlukan bukan hanya iman, tapi Abraham dituntut untuk hidup dalam ketaatan dan menyenangkan hatiNya. Abraham menanggapi janji Tuhan itu dengan iman, percaya dan juga ketaatan. Itulah sebabnya Abraham dibenarkan oleh Tuhan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana di balik perjanjian berkatNya dengan Abraham seperti tertulis: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
Setiap kita pasti rindu diberkati Tuhan, bukan? Supaya berkat Tuhan itu digenapi dalam hidup kita, kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan memberkati kita. Tanpa memiliki pengertian yang benar akan hal ini bisa-bisa berkat yang kita terima tersebut malah akan membuat kita jatuh dalam dosa dan semakin jauh dari Tuhan. Sebesar apa pun kerinduan kita untuk menjadi berkat bagi orang lain, sebesar itu pula berkat yang akan Tuhan percayakan kepada kita. Jadi Tuhan akan memberkati kita jika kita benar-benar telah siap untuk menjadi berkat. "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:25). berkat Tuhan juga tidak pernah terpengaruh oleh situasi dan keadaan yang terjadi di sekeliling hidup kita. Mungkin saat ini dunia sedang dilanda krisis di segala bidang kehidupan dunia, namun satu hal yang harus kita tanamkan dalam hati adalah bahwa tidak ada krisis yang terlalu besar yang tidak dikendalikan oleh Tuhan, tidak ada badai kehidupan yang tidak dapat diredakanNya.
Seberat apa pun krisis masalah yang menerpa hari-hari kita, Tuhan lebih dari sanggup untuk memberkati kita. Sekali Tuhan berjanji, Dia pasti akan menggenapi janjiNya itu tepat pada waktunya. "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Di tengah bencana kelaparan yang hebat Abraham justru mengalami kelimpahan!
Subscribe to:
Posts (Atom)