Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Desember 2013 -
Baca: 2 Timotius 1:3-18
"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang
telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan
zaman" 2 Timotius 1:9
Keselamatan memiliki arti dilepaskan atau dibebaskan dari hukuman, kutuk dan akibat-akibat dosa lainnya. Keselamatan ini tidak dapat kita raih dengan kekuatan sendiri, misalnya dengan berbuat baik, beramal dan sebagainya. Hanya ada satu cara untuk memperoleh keselamatan yaitu dengan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan menerima dia sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Namun proses keselamatan tidak hanya berhenti sampai di sini saja, atau sekali langsung selesai, tetapi harus dikerjakan terus-menerus di sepanjang hidup kita, karena keselamatan memiliki dua sisi yaitu sisi anugerah dan sisi ketaatan. "...karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang
waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Filipi 2:12-13).
Adapun sasaran mengerjakan keselamatan ini adalah untuk menjadi serupa dengan Kristus, maka karakter kita pun harus berubah dan bertumbuh ke arah Dia, sebab "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Saat kita mengalami kelahiran baru yang berubah adalah roh kita, tetapi karakter, pola berpikir, kebiasaan kita belum berubah. Maka Tuhan menghendaki kita menghasilkan buah sesuai pertobatan kita (baca Matius 3:8), di sinilah terjadi perubahan manusia lama ke manusia baru. Tuhan adalah Sang Penjunan dan kita ini adalah tanah liatnya. Dia selalu punya cara untuk membentuk dan memurnikan kita.
Proses pembentukan Tuhan memang 'sakit' karena di dalamnya terkandung: penyangkalan diri, pikul salib dan komitmen untuk mengikut Dia sampai akhir hidup kita (baca Matius 16:24).
"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." Roma 8:29
Sunday, December 29, 2013
Saturday, December 28, 2013
TUHAN YESUS DATANG KE DUNIA (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Desember 2013 -
Baca: Matius 1:18-25
"'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel' -- yang berarti: Allah menyertai kita." Matius 1:23
Di dalam Kolose 1:13 dikatakan bahwa, "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa." (Kolose 1:13-14). Jelas sudah bahwa perbuatan baik itu tidak dapat meyelamatkan seseorang dari dosa. Perbuatan baik adalah buah dari keselamatan, bukan syarat untuk beroleh keselamatan kekal. Rasul Paulus pun menambahkan, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Jadi kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk mengemban misi penyelamatan dari bapa: menebus dosa dan menyelamatkan manusia dari penghukuman kekal. Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (baca Matius 20:28). Tugas kita adalah membuka hati dan percaya kepadaNya, serta menerima keselamatan yang ditawarkan Tuhan. Jadi orang yang menolak Yesus berarti menolak Allah.
Selain itu Anak Manusia datang ke dunia untuk menyertai umatNya. Kata 'Imanuel' yang berarti Allah menyertai kita adalah janji Tuhan bagi orang yang percaya, dan penyertaanNya atas kita bukan hanya pada waktu-waktu tertentu, tapi di sepanjang musim hidup kita, bahkan Ia akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman (baca Matius 28:20b). Oleh karena itu jangan pernah merasa sendiri dalam menghadapi pergumulan hidup ini. Tuhan berkata, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b), bahkan "...rambut kepalamupun terhitung semuanya." (Matius 10:30), bukti betapa Tuhan sangat mempedulikan kita.
Bagi umat Kristiani natal bukanlah sekedar seremonial atau tradisi tahunan yang identik dengan pesta, hadiah dan atraksi. Momen natal hendaknya menyadarkan kita akan besarnya kasih dan anugerah Allah bagi dunia ini.
Tiada hadiah terbesar dan terindah bagi dunia selain kehadiran Yesus Kristus, karena Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Baca: Matius 1:18-25
"'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel' -- yang berarti: Allah menyertai kita." Matius 1:23
Di dalam Kolose 1:13 dikatakan bahwa, "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa." (Kolose 1:13-14). Jelas sudah bahwa perbuatan baik itu tidak dapat meyelamatkan seseorang dari dosa. Perbuatan baik adalah buah dari keselamatan, bukan syarat untuk beroleh keselamatan kekal. Rasul Paulus pun menambahkan, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Jadi kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk mengemban misi penyelamatan dari bapa: menebus dosa dan menyelamatkan manusia dari penghukuman kekal. Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (baca Matius 20:28). Tugas kita adalah membuka hati dan percaya kepadaNya, serta menerima keselamatan yang ditawarkan Tuhan. Jadi orang yang menolak Yesus berarti menolak Allah.
Selain itu Anak Manusia datang ke dunia untuk menyertai umatNya. Kata 'Imanuel' yang berarti Allah menyertai kita adalah janji Tuhan bagi orang yang percaya, dan penyertaanNya atas kita bukan hanya pada waktu-waktu tertentu, tapi di sepanjang musim hidup kita, bahkan Ia akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman (baca Matius 28:20b). Oleh karena itu jangan pernah merasa sendiri dalam menghadapi pergumulan hidup ini. Tuhan berkata, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b), bahkan "...rambut kepalamupun terhitung semuanya." (Matius 10:30), bukti betapa Tuhan sangat mempedulikan kita.
Bagi umat Kristiani natal bukanlah sekedar seremonial atau tradisi tahunan yang identik dengan pesta, hadiah dan atraksi. Momen natal hendaknya menyadarkan kita akan besarnya kasih dan anugerah Allah bagi dunia ini.
Tiada hadiah terbesar dan terindah bagi dunia selain kehadiran Yesus Kristus, karena Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Subscribe to:
Posts (Atom)