Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Juli 2013 -
Baca: Matius 4:12-17
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Matius 4:17
Seruan untuk bertobat adalah perkataan pertama yang disampaikan Tuhan Yesus pada saat Ia memulai pelayananNya di bumi. Berita tentang pertobatan ini pula yang diseru-serukan Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea, di awal pelayanannya kepada umat Israel. Jadi hidup dalam pertobatan adalah kehendak Tuhan bagi semua orang, terlebih-lebih kita yang mengaku percaya kepadaNya, sebab yang menjadi dasar pertobatan sejati adalah iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Untuk menuju pertobatan sejati ada langkah-langkah yang harus kita perhatikan: Pertama, kita harus menyadari bahwa diri kita ini adalah orang berdosa. Ada banyak orang yang menganggap dirinya yang benar dan suci sehingga ia merasa bahwa dirinya tidak perlu bertobat. Pengakuan jujur sebagai orang berdosa yang memerlukan pengampunan dosa dari Tuhan Yesus adalah langkah awal pertobatan. Pengakuan kita adalah bukti bahwa kita mau merendahkan diri di hadapan Tuhan, sebab "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita." (1 Yohanes 1:8). Apabila kita mau datang kepada Tuhan Yesus dan mengakui dosa-dosa kita, "...maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9), bahkan dikatakan "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba." (Yesaya 1:18). Kita harus percaya dan mengakui bahwa Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, dikuburkan dan bangkit pada hari yang ketiga.
Kedua, kita pun harus mengaku dengan mulut dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, sebab "... dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Yesaya 1:18). Jadi kita diselamatkan bukan karena perbuatan kita, tapi semata-mata karena anugerahNya. Tertulis: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9).
Percaya kepada Tuhan Yesus berarti menyerahkan segenap hidup ini kepadaNya.
Monday, July 15, 2013
Sunday, July 14, 2013
MASA DAN MERIBA (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Juli 2013 -
Baca: Mazmur 124:1-8
"Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." Mazmur 124:8
Saat dalam pergumulan yang berat sedikit orang yang mampu menguasai dirinya. Kebanyakan tidak sanggup menahan mulut dari perkataan-perkataan negatif. Kita lebih sering mengumbar omongan kesana kemari, curhat sana sini yang ujung-ujungnya malah menggosip dan membicarakan orang lain. Itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah memperburuk, sehingga beban kita pun kian menumpuk. Mampukah kita berdoa demikian; "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!"? (Mazmur 141:3), sebab "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19).
Sangatlah perlu kita belajar dari sikap dan tindakan Musa yang bijak dan tenang menghadapi situasi yang genting. Musa tahu kepada siapa dia harus berkeluh-kesah dan menyampaikan isi hatinya. Ia tidak kehilangan pengharapan sebab sangat percaya bahwa pengharapan di dalam Tuhan itu tidak pernah mengecewakan. "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:5). Maka ia pun akan segera datang kepada Tuhan dan bertanya kepadaNya, "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!" (Keluaran 17:4), dan Tuhan pun pasti memperhatikan seruan Musa.
Untuk mengalami pertolongan Tuhan ada bagian yang harus dikerjakan Musa yaitu taat melakukan perintah Tuhan. Andaikata ia tidak taat dan bersikap sama seperti bangsa Israel, ceritanya pasti akan lain. Sebagai umat pilihanNya kita pun dituntut untuk hidup dalam ketaatan. Ketaatan adalah pintu gerbang bagi mujizat Tuhan untuk dinyatakan! Ketika kita taat melakukan kehendak Tuhan, pertolonganNya yang ajaib pasti tersedia bagi kita. Berserahlah kepada Tuhan dan libatkan Dia dalam setiap aspek kehidupan kita. Ketika masa-masa sukar datang melanda hidup kita, janganlah bersungut-sungut!
Milikilah penguasaan diri, datanglah kepada Tuhan, lakukan kehendak Tuhan, maka Tuhan akan melihat kuasaNya dan melakukan perkara yang ajaib atas kita!
Baca: Mazmur 124:1-8
"Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." Mazmur 124:8
Saat dalam pergumulan yang berat sedikit orang yang mampu menguasai dirinya. Kebanyakan tidak sanggup menahan mulut dari perkataan-perkataan negatif. Kita lebih sering mengumbar omongan kesana kemari, curhat sana sini yang ujung-ujungnya malah menggosip dan membicarakan orang lain. Itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah memperburuk, sehingga beban kita pun kian menumpuk. Mampukah kita berdoa demikian; "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!"? (Mazmur 141:3), sebab "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19).
Sangatlah perlu kita belajar dari sikap dan tindakan Musa yang bijak dan tenang menghadapi situasi yang genting. Musa tahu kepada siapa dia harus berkeluh-kesah dan menyampaikan isi hatinya. Ia tidak kehilangan pengharapan sebab sangat percaya bahwa pengharapan di dalam Tuhan itu tidak pernah mengecewakan. "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:5). Maka ia pun akan segera datang kepada Tuhan dan bertanya kepadaNya, "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!" (Keluaran 17:4), dan Tuhan pun pasti memperhatikan seruan Musa.
Untuk mengalami pertolongan Tuhan ada bagian yang harus dikerjakan Musa yaitu taat melakukan perintah Tuhan. Andaikata ia tidak taat dan bersikap sama seperti bangsa Israel, ceritanya pasti akan lain. Sebagai umat pilihanNya kita pun dituntut untuk hidup dalam ketaatan. Ketaatan adalah pintu gerbang bagi mujizat Tuhan untuk dinyatakan! Ketika kita taat melakukan kehendak Tuhan, pertolonganNya yang ajaib pasti tersedia bagi kita. Berserahlah kepada Tuhan dan libatkan Dia dalam setiap aspek kehidupan kita. Ketika masa-masa sukar datang melanda hidup kita, janganlah bersungut-sungut!
Milikilah penguasaan diri, datanglah kepada Tuhan, lakukan kehendak Tuhan, maka Tuhan akan melihat kuasaNya dan melakukan perkara yang ajaib atas kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)