Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Mei 2013 -
Baca: 1 Timotius 6:2b-10
"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka." 1 Timotius 6:10
Uang, uang dan uang, selalu menjadi topik utama dalam kehidupan manusia di dunia. Tak seorang pun yang tidak membutuhkan uang. Itulah sebabnya kita berkali-kali diingatkan agar berhati-hati dengan uang ini. Begitu pentingkah ini? Sangat penting! Alkitab dengan keras menyatakan bahwa cinta uang adalah akar segala kejahatan. Perlu digarisbawahi di sini, Alkitab tidak mengatakan akar dari segala kejahatan itu uang, melainkan cinta terhadap uang. Uang memiliki sifat netral, bisa berguna untuk hal-hal yang positif atau negatif bergantung di tangan siapa uang itu berada. Uang itu tidak jahat, tetapi cinta terhadap uang bisa saja membawa seseorang kepada segala jenis kejahatan.
Dalam hidup ini ada hal-hal yang bersifat materi yang tidak bisa tidak harus kita penuhi seperti makanan, pakaian dan juga tempat tinggal. Belum lagi kebutuhan-kebutuhan lain seperti biaya pendidikan, listrik, air, semuanya memerlukan uang! Karena itu kita harus bekerja. Dengan bekerja kita mendapatkan upah (uang). Namun inilah yang menjadi pokok permasalahannya. Jika kita tidak waspada hari-hari kita akan terus disibukkan dengan kegiatan memburu uang ini. Ada tertulis: "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang," (Pengkotbah 5:9). Karena memburu uang tidak sedikit orang menjadi lupa diri, lupa waktu, lupa ibadah, bahkan lupa keluarga. Ada banyak kasus terjadi: anak memberontak dan akhirnya terlibat narkoba karena kurangnya perhatian dari orangtua yang terus disibukkan dengan pekerjaan (memburu uang), isteri punya PIL karena suami jarang pulang dengan alasan lembur dan tugas di luar kota. Jika anak atau isteri komplain, jawabnya ayah sibuk bekerja juga demi keluarga. Bekerja, bekerja dan terus bekerja sampai-sampai kita mengabaikan jam-jam peribadatan. Tanpa disadari sampai kita telah kehilangan kasih mula-mula.
Karena memburu uanglah banyak dari kita yang tidak lagi mencintai Tuhan dengan segenap hati, padahal berkat-berkat materi yang kita miliki itu datangnya dari Tuhan dan Dialah yang memberikan kekuatan kepada kita untuk memperoleh kekayaan itu (baca Ulangan 8:18). (Bersambung)
Monday, May 13, 2013
Sunday, May 12, 2013
NEHEMIA: Berdoa Bagi Bangsa (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Mei 2013 -
Baca: Nehemia 2:11-20
"Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun." Nehemia 2:20
Tidak mudah bagi seseorang untuk datang menghadap kepada raja apalagi jika tidak dipanggil, karena itu sangat berisiko dan nyawa adalah taruhannya. Tetapi Nehemia rela mempertaruhkan nyawanya demi nasib bangsanya.
Sebelum datang menghadap raja dan menyampaikan isi hatinya ia berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan. Hasilnya? 'Gayung pun bersambut', "...raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku." (Nehemia 2:8b). Nehemia diberikan kesempatan oleh raja Artahsasta untuk menyatakan keinginannya yaitu pulang ke Yerusalem dan merencanakan pembangunan kembali kota Yerusalem. Tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan! "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Dalam segala perkara Nehemia selalu melibatkan dan mengandalkan Tuhan, itulah sebabnya apa saja yang diperbuatnya selalu berhasil. Bagaimana kehidupan doa Saudara? Orang percaya yang berlutut di hadapan Tuhan dan membukan hatinya dalam doa serta mengakui dosa-dosanya dan bertobat pasti akan mendapat uluran tanganNya dan mendapat pertolongan. "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." (Yeremia 33:3).
Kita melihat dan mendengar keadaan negeri kita tercinta Indonesia saat ini dengan begitu banyak permasalahan yang terjadi. Tidakkah kita terbeban berdoa untuk pemulihan bangsa ini seperti yang dilakukan Nehemia? Mari kita berdoa untuk pemimpin negeri, kota-kota, suku-suku bangsa yang tersebar di wilayah Indonesia tanpa terkecuali, sebab "...kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7). Karena itu sebagai orang Kristen kita tidak boleh bersikap apatis dan hanya mementingkan diri sendiri. Kita harus bisa menjadi terang dan garam bagi bangsa ini! Jika semua anak Tuhan yang ada di negeri ini bersehati sepakat merendahkan diri dan berdoa kepada Tuhan, perkara yang ajaib dan dahsyat pasti terjadi, Indonesia dipulihkan dan dimenangkan bagi Tuhan.
Sediakan waktu-waktu khusus berdoa untuk bangsa Indonesia!
Baca: Nehemia 2:11-20
"Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun." Nehemia 2:20
Tidak mudah bagi seseorang untuk datang menghadap kepada raja apalagi jika tidak dipanggil, karena itu sangat berisiko dan nyawa adalah taruhannya. Tetapi Nehemia rela mempertaruhkan nyawanya demi nasib bangsanya.
Sebelum datang menghadap raja dan menyampaikan isi hatinya ia berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan. Hasilnya? 'Gayung pun bersambut', "...raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku." (Nehemia 2:8b). Nehemia diberikan kesempatan oleh raja Artahsasta untuk menyatakan keinginannya yaitu pulang ke Yerusalem dan merencanakan pembangunan kembali kota Yerusalem. Tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan! "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Dalam segala perkara Nehemia selalu melibatkan dan mengandalkan Tuhan, itulah sebabnya apa saja yang diperbuatnya selalu berhasil. Bagaimana kehidupan doa Saudara? Orang percaya yang berlutut di hadapan Tuhan dan membukan hatinya dalam doa serta mengakui dosa-dosanya dan bertobat pasti akan mendapat uluran tanganNya dan mendapat pertolongan. "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." (Yeremia 33:3).
Kita melihat dan mendengar keadaan negeri kita tercinta Indonesia saat ini dengan begitu banyak permasalahan yang terjadi. Tidakkah kita terbeban berdoa untuk pemulihan bangsa ini seperti yang dilakukan Nehemia? Mari kita berdoa untuk pemimpin negeri, kota-kota, suku-suku bangsa yang tersebar di wilayah Indonesia tanpa terkecuali, sebab "...kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7). Karena itu sebagai orang Kristen kita tidak boleh bersikap apatis dan hanya mementingkan diri sendiri. Kita harus bisa menjadi terang dan garam bagi bangsa ini! Jika semua anak Tuhan yang ada di negeri ini bersehati sepakat merendahkan diri dan berdoa kepada Tuhan, perkara yang ajaib dan dahsyat pasti terjadi, Indonesia dipulihkan dan dimenangkan bagi Tuhan.
Sediakan waktu-waktu khusus berdoa untuk bangsa Indonesia!
Subscribe to:
Posts (Atom)