Friday, April 19, 2013

BENAR KARENA IMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 April 2013 -

Baca:  Roma 3:21-31

"Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat."  Roma 3:28

Kita dibenarkan oleh iman di dalam Yesus Kristus yang telah mati bagi kita.  Kita akan dapat mengerti tentang panggilan Abraham jika kita melihatnya dalam kerangka yang benar.  Bangsa-bangsa di dunia bukan hanya melupakan Allah, tetapi mereka juga adalah penyembah berhala.  Seluruh dunia menyembah allah yang salah dan keluarga Abraham pun adalah salah satu dari penyembah berhala.  Di hadapan umat Israel Yosua berkata,  "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya."  (Yosua 24:2-3).

     Kisah Abraham ini sangat berbeda dari kisah Henokh atau pun Nuh, orang-orang yang hidup benar di tengah-tengah orang yang memberontak kepada Tuhan.  Baik Henokh maupun Nuh memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang yang bangkit melawan mereka;  mereka pun menolak untuk menjadi sama dengan orang-orang di sekitar mereka.  Bagaimana dengan Abraham?  Dia tidak jauh berbeda dari orang-orang yang menyembah ilah-ilah lain.  Jadi Abraham dulunya adalah penyembah berhala, namun Allah memilih Abraham.  Sangatlah jelas bahwa dalam diri Abraham tidak ada keinginan untuk mencari tau tentang alasan pemilihan ini, karena alasan pemilihan ini sesungguhnya hanya berada di dalam diri Allah.  Jika Abraham tidak sama dengan orang-orang sekitarnya yang menyembah ilah-ilah lain, Abraham mungkin saja menjadi tinggi hati karena perbedaan dirinya dari orang-orang di sekitarnya.  Tetapi dia adalah seorang penyembah ilah-ilah lain sama seperti orang-orang di sekitarnya.  Alasan inilah yang membuat Abraham tidak dapat membanggakan dirinya.  "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui."  (Ibrani 11:8).

     Adakah kita lebih baik dari Abraham?  Tidak sama sekali.  Semuanya sudah tertulis:  "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak."  (Roma 3:10).  Kita pun mengerti ketika Alkitab mengatakan,  "Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi."  (Roma 3:21).  Jadi kita diselamatkan semata-mata oleh karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus.

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."  Roma 3:23-24

Thursday, April 18, 2013

BERTUMBUH DALAM KASIH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 April 2013 -

Baca:  1 Tesalonika 3:1-13

"Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu."  1 Tesalonika 3:12

Kasih Tuhan yang bertumbuh di dalam hati kita tidak terjadi begitu saja.  Pertumbuhannya menuntut usaha dari pihak kita.  Kita harus menanam dan memupuk kasih itu di dalam hati kita.  Meningkatkan pertumbuhan kasih Tuhan dalam hati kita, sama seperti menjaga dan memelihara sebuah taman.  Kita harus menjaga tanaman-tanaman kecil yang kita tanam tersebut agar bisa bertumbuh dengan baik dan akhirnya bisa berbuah.  Tak lupa, kita juga harus memberinya pupuk dan membersihkan setiap hama yang menyerang.  Demikian juga dengan buah dari kasih Tuhan;  kita harus menyirami kasih Tuhan di dalam hati kita dengan menyediakan waktu untuk bersekutu dalam doa dan merenungkan firmanNya.

     Agar kasih itu dapat bertumbuh dengan bebas, taman hati kita harus terbebas dari ilalang keegoisan.  Kita harus belajar dan menjaga hati kita dengan menempatkan orang lain lebih utama dari pada diri kita sendiri.  Kita tidak boleh mengeraskan hati sehingga kasih Tuhan dapat berkembang tanpa hambatan.  Tuhan Yesus berkata,  "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."  (Yohanes 13:35).  Inilah buktinya bahwa kita adalah murid-murid Tuhan.  Perhatikanlah apa yang dikatakan Paulus,  "Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat."  (Roma 12:9-10).

     Banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa kita adalah pembunuh.  Mungkin kita pun akan bertanya, bagaimana bisa saya dikatakan seorang pembunuh?  "Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya."  (1 Yohanes 3:15).  Mari belajar dari Tuhan Yesus Kristus.  "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?"  (1 Yohanes 3:16-17).  Hal ini benar adanya.  Bagaimana kasih Tuhan bisa ada di dalam diri kita jika kita tidak berbelas kasih kepada saudara kita yang menderita dan membutuhkan pertolongan?

Renungkan:  "...barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya."  1 Yohanes 4:20