Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Januari 2013 -
Baca: Mazmur 119:89-112
"Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." Mazmur 119:97
Siapa yang tahu isi hati kita? Tak seorang pun kecuali Tuhan dan diri kita sendiri. Atau, orang lain akan tahu isi hati kita jika kia mau terbuka dan mengungkapkannya dengan jujur. Sungguh, dalamnya lautan dapat diduga, tetapi dalamnya hati tiada yang tahu. Manusia seringkali merahasiakan isi hatinya, berlaku pura-pura atau mengenakan 'topeng' di hadapan sesamanya. Itulah sebabnya Tuhan menegur keras ahli Taurat dan orang-orang Saduki, "...hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang
dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang
sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran." (Matius 23:27).
Manusia seringkali merahasiakan isi hatinya terhadap sesamanya tapi berbeda dengan Tuhan, yang walaupun adalah Pribadi Mahakudus, tidak menutup diri terhadap manusia. Isi hati Tuhan diungkap melalui kebenaran firmanNya. Jadi firman Tuhan (Injil) adalah isi hati Tuhan sendiri. Tuhan membuka dan mengungkapkan isi hatiNya supaya manusia percaya dan tidak mengalami kebinasaan, melainkan beroleh kehidupan yang kekal. Sayang, tidak semua orang mengerti isi hati Tuhan ini, mereka menolak Injil dan memilih hidup dalam ketidaktaatan. Menyadari akan hal ini, Daud begitu menyukai firman Tuhan sehingga dapat berkata, "Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:92, 93, 105). Terhadap orang yang karib denganNya akan diberitahukan perjanjianNya kepada mereka (baca Mazmur 25:14).
Jadi langkah awal untuk mengerti isi hati Tuhan adalah membangun hubungan yang karib denganNya. Bagaimana dapat mengerti isi hatiNya jika kita tidak bergaul denganNya setiap saat? Tuhan Yesus berkata, "Tingallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." (Yohanes 15:4a). Tinggal di dalam Tuhan berarti hidup di dalam firmanNya: mengerti isi hatiNya dan melakukannya. Berkat disediakan Tuhan bagi orang-orang yang senantiasa tinggal di dalam Dia.
"...mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Yohanes 15:7
Monday, January 28, 2013
Sunday, January 27, 2013
TIDAK MELANGGAR PERJANJIAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Januari 2013 -
Baca: Ibrani 9:11-28
"Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama." Ibrani 9:15
Perjanjian adalah kesepakan dua pihak. Perjanjian haruslah saling menguntungkan, tidak ada pihak yang dirugikan. Bila ada yang melanggar perjanjian akan ada sanksinya.
Sebagai orang percaya, kita ini adalah anak-anak perjanjian Tuhan atau umat yang hidup di dalam perjanjiannya. Bahkan perjanjianNya diteguhkan dengan darah Kristus. "Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup." (Ibrani 13-14). Namun masih banyak orang Kristen yang dengan sengaja meremehkan dan mengabaikan 'perjanjian' ini sehingga mereka tetap saja menjalani hidup dengan sembrono. Ibadah ya ibadah, tapi tidak membawa dampak apa-apa bagi dirinya karena ibadah yang dilakukan hanya sebatas aktivitas jasmani saja. Tak jauh beda dengan kehidupan bangsa Israel, mereka berkali-kali diingatkan tentang firman Tuhan, tapi mereka tetap saja hidup dalam ketidaktaatan, padahal ketika Musa diutus Tuhan untuk mengingatkan tentang perjanjianNya ini bangsa Israel menjawab dengan serempak, "Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." (Keluaran 24:7), namun "...mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," (Ibrani 8:9b).
Seringkali Alkitab hanya kita jadikan pajangan di dalam lemari. Hari ini kita diingatkan Tuhan akan perjanjian itu! Betapa Ia sangat mengasihi kita sehingga nyawaNya pun rela Dia korbankan. Dan olehNya kita diselamatkan dan menikmati berkat-berkat surgawi. Karena itu kita harus hidup di dalam ketaatan, memiliki hubungan yang karib dengan Dia sehingga apa yang dijanjikanNya digenapi dalam hidup kita.
Pegang janji Tuhan dan jadilah pelaku firman, itulah yang dikehendakiNya!
Baca: Ibrani 9:11-28
"Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama." Ibrani 9:15
Perjanjian adalah kesepakan dua pihak. Perjanjian haruslah saling menguntungkan, tidak ada pihak yang dirugikan. Bila ada yang melanggar perjanjian akan ada sanksinya.
Sebagai orang percaya, kita ini adalah anak-anak perjanjian Tuhan atau umat yang hidup di dalam perjanjiannya. Bahkan perjanjianNya diteguhkan dengan darah Kristus. "Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup." (Ibrani 13-14). Namun masih banyak orang Kristen yang dengan sengaja meremehkan dan mengabaikan 'perjanjian' ini sehingga mereka tetap saja menjalani hidup dengan sembrono. Ibadah ya ibadah, tapi tidak membawa dampak apa-apa bagi dirinya karena ibadah yang dilakukan hanya sebatas aktivitas jasmani saja. Tak jauh beda dengan kehidupan bangsa Israel, mereka berkali-kali diingatkan tentang firman Tuhan, tapi mereka tetap saja hidup dalam ketidaktaatan, padahal ketika Musa diutus Tuhan untuk mengingatkan tentang perjanjianNya ini bangsa Israel menjawab dengan serempak, "Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." (Keluaran 24:7), namun "...mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," (Ibrani 8:9b).
Seringkali Alkitab hanya kita jadikan pajangan di dalam lemari. Hari ini kita diingatkan Tuhan akan perjanjian itu! Betapa Ia sangat mengasihi kita sehingga nyawaNya pun rela Dia korbankan. Dan olehNya kita diselamatkan dan menikmati berkat-berkat surgawi. Karena itu kita harus hidup di dalam ketaatan, memiliki hubungan yang karib dengan Dia sehingga apa yang dijanjikanNya digenapi dalam hidup kita.
Pegang janji Tuhan dan jadilah pelaku firman, itulah yang dikehendakiNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)