Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2012 -
Baca: Mazmur 27:1-14
"Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup!" Mazmur 27:13
Mungkin kita berkata, "Aku sudah berdoa, tapi belum juga ada pertolongan." Dan ketika pertolongan Tuhan belum datang, banyak dari kita yang kemudian putus asa, menyerah dan tidak lagi mau berdoa. Kemudian kita mencoba mengatasi persoalan dengan kekuatan sendiri dan mencari pertolongan kepada manusia.
Tuhan Yesus menasihatkan agar kita selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (baca Lukas 18:1). Meski doa kita belum terjawab tetaplah bertekun dalam doa dan nantikanlah Tuhan dengan setia. Pemazmur menegaskan bahwa "...semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu," (Mazmur 25:3a). Karena itu "Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!" (Mazmur 27:14), sebab terkadang Tuhan mengijinkan doa kita belum dijawab karena Ia hendak menguji ketekutan dan kesetiaan kita. Percayalah bahwa pertolongan Tuhan itu tidak pernah terlambat atau terlalu cepat, tapi selalu tepat pada waktuNya.
Apakah yang kita takutkan hari ini? Sudahkah kita datang kepada Tuhan dan berdoa dengan sungguh? Janganlah kita menjadi orang Kristen 'jikalau', yang tekun berdoa dan setia beribadah jikalau ditolong dan diberkati Tuhan, tetapi jadilah orang Kristen 'walaupun', yang walaupun belum dijawab doanya, belum disembuhkan dan belum dipulihkan, tetap tekun berdoa, baca firman Tuhan dan melayani Tuhan dengan sungguh. Selain tekun berdoa, Daud senantiasa memuji-muji Tuhan, "Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2). Pada saat lemah dan takut Daud senantiasa memuji-muji Tuhan. Ketahuilah bahwa ada kuasa yang dahsyat dalam pujian, karena "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4). Ketika kita memuji Tuhan Dia akan melawat kita dan jika Tuhan melawat, perkara besar dan ajaib pasti terjadi. Katakan, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya,
penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:6-7).
Tekunlah berdoa dan naikkan pujian bagi Tuhan di segala keadaan, maka kita akan beroleh kekuatan menghadapi semuanya!
Sunday, November 18, 2012
Saturday, November 17, 2012
RAHASIA KEKUATAN DAUD (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 November 2012 -
Baca: Mazmur 46:1-12
"Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." Mazmur 46:2
Kita akui bahwa masalah selalu menjadi bagian hidup manusia dan tentunya hal itu akan mempengaruhi sikap hidup manusia sehari-hari jika tidak segera terselesaikan. Dan jika sudah terselesaikan maka ada rasa kelegaan yang luar biasa, namun bisa jadi masalah berikutnya yang tidak pernah kita tahu telah mengantri dibelakangnya. Sebagai orang percaya bagaimana seharusnya kita menyikapinya? Pada umumnya reaksi otomatis yang muncul saat seseorang menghadapi masalah adalah takut. Walau sebenarnya kita sering melihat dan merasakan kuasa mujizat Tuhan dinyatakan atas hidup kita, tapi ketakutan tetap saja menjadi reaksi kita ketika menghadapi masalah. Kita condong untuk takut terlebih dahulu ketimbang percaya pada Tuhan.
Daud, yang adalah manusia biasa seperti kita, selalu kuat dan mampu bertahan di tengah badai hidup yang menderanya. Apa rahasianya? Karena ia menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan sumber pengharapan. Daud mengalami sendiri bahwa Tuhan sebagai penolong dalam kesesakan itu sangat terbukti. Siapa yang menjadi perlindungan dan sumber pengharapan Saudara? Orangtua, suami, aset perusahaan, uang, deposito, harta kekayaan atau jabatan? Jika kita berharap dan bersandar pada semua itu kita pasti akan kecewa dan menyesal. Itulah sebabnya Daud tidak pernah melupakan kebaikan Tuhan, "Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, -sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai." (Mazmur 63:7-8).
Sejak dari muda Daud percaya bahwa satu-satunya pengharapan itu adalah Tuhan (baca Mazmur 71:5). Maka dari itu ia mengambil sikap yang benar yaitu berdoa. Berseru kepada Tuhan adalah langkah untuk memadamkan segala ketakutan dan kekuatiran yang membelengu kita, "Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!" (Mazmur 69:14) dan Tuhan pun "...mendengar permohonanku, Tuhan menerima doaku." (Mazmur 6:10). Sungguh, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). (Bersambung)
Baca: Mazmur 46:1-12
"Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." Mazmur 46:2
Kita akui bahwa masalah selalu menjadi bagian hidup manusia dan tentunya hal itu akan mempengaruhi sikap hidup manusia sehari-hari jika tidak segera terselesaikan. Dan jika sudah terselesaikan maka ada rasa kelegaan yang luar biasa, namun bisa jadi masalah berikutnya yang tidak pernah kita tahu telah mengantri dibelakangnya. Sebagai orang percaya bagaimana seharusnya kita menyikapinya? Pada umumnya reaksi otomatis yang muncul saat seseorang menghadapi masalah adalah takut. Walau sebenarnya kita sering melihat dan merasakan kuasa mujizat Tuhan dinyatakan atas hidup kita, tapi ketakutan tetap saja menjadi reaksi kita ketika menghadapi masalah. Kita condong untuk takut terlebih dahulu ketimbang percaya pada Tuhan.
Daud, yang adalah manusia biasa seperti kita, selalu kuat dan mampu bertahan di tengah badai hidup yang menderanya. Apa rahasianya? Karena ia menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan sumber pengharapan. Daud mengalami sendiri bahwa Tuhan sebagai penolong dalam kesesakan itu sangat terbukti. Siapa yang menjadi perlindungan dan sumber pengharapan Saudara? Orangtua, suami, aset perusahaan, uang, deposito, harta kekayaan atau jabatan? Jika kita berharap dan bersandar pada semua itu kita pasti akan kecewa dan menyesal. Itulah sebabnya Daud tidak pernah melupakan kebaikan Tuhan, "Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, -sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai." (Mazmur 63:7-8).
Sejak dari muda Daud percaya bahwa satu-satunya pengharapan itu adalah Tuhan (baca Mazmur 71:5). Maka dari itu ia mengambil sikap yang benar yaitu berdoa. Berseru kepada Tuhan adalah langkah untuk memadamkan segala ketakutan dan kekuatiran yang membelengu kita, "Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!" (Mazmur 69:14) dan Tuhan pun "...mendengar permohonanku, Tuhan menerima doaku." (Mazmur 6:10). Sungguh, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)