Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2012 -
Baca: Roma 8:1-17
"Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah." Roma 8:8
Perikop dari ayat firman Tuhan yang kita baca ini adalah hidup oleh Roh. Artinya, setiap orang percaya yang hidupnya telah dimerdekakan dari dosa melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib wajib hidup menurut pimpinan Roh Kudus. Segala perbuatan dosa (kedagingan) harus benar-benar kita tinggalkan, sebab "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).
Mengapa kita harus membuang semua perbuatan daging? Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa mereka yang hidup dalam daging tidak akan mungkin berkenan kepada Tuhan (ayat nas), "Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah," (Roma 8:7a). Adalah sia-sia kita aktif beribadah setiap hari Minggu, ikut persekutuan di mana-mana, bahkan terlibat dalam pelayanan jika kita masih saja hidup dalam kedagingan. Dalam suratnya rasul Petrus menegaskan, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Oleh karena itu kita harus hidup sebagai 'manusia baru', yaitu dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan lama kita yang penuh dengan hawa nafsu kedagingan. "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galatia 5:24).
Di tengah dunia yang bobrok ini Iblis dengan 1001 kiat jitunya berusaha untuk menjatuhkan kehidupan orang percaya, sehingga banyak orang Kristen, bahkan para pelayan Tuhan, yang terseret di dalamnya, masih saja hidup dalam kedagingan, terikat dan dikendalikan oleh dosa sehingga melakukan perbuatan dosa dianggap sebagai hal yang biasa dan wajar. Ibadah dan pelayanan yang dilakukan dianggap sebagai rutinitas semata. Ibadah dan pelayanan terus berjalan, sementara perbuatan dosa juga enggan dilepaskan; apalah artinya semua itu. Berhati-hatilah! "Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh
Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup." (Roma 8:13). (Bersambung)
Monday, November 5, 2012
Sunday, November 4, 2012
TUHAN TAHU PERGUMULAN KITA (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2012 -
Baca: Kejadian 47:13-26
"Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun." Kejadian 47:25
Meski telah mengalami perlakuan yang tidak adil dari saudara-saudaranya yang menyebabkan hidupnya menderita, Yusuf masih bisa mengucap syukur dan mengambil sisi positif dari setiap peristiwa yang ada, "...Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 45:7-8). Yusuf sangat percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala perkara dan pasti sanggup mengubah situasi dan kondisi yang buruk sekalipun menjadi berpengharapan. Tertulis: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28).
Tuhan bisa saja bertindak dan mencegah Yusuf agar tidak masuk penjara karena Dia adalah pemegang kendali hidup kita. Namun Tuhan punya maksud di balik itu semua. "Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak. Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya. Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya," (Mazmur 105:16-21). Ini menunjukkan bahwa rencana Tuhan bagi kita meliputi segala yang terjadi pada kita termasuk di dalamnya kesesakan, krisis, penderitaan, sakit-penyakit dan sebagainya. Namun semuanya itu merupakan bagian dari proses menuju kepada rencana Tuhan.
Jika saat ini kita sedang dalam 'proses' pembentukan Tuhan meskipun kita sudah seturut dengan firman Tuhan, jangan berkecil hati dan tetaplah setia, sebab ada pelangi sehabis hujan!
Dalam segala perkara yakinlah bahwa Tuhan selalu turut bekerja!
Baca: Kejadian 47:13-26
"Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun." Kejadian 47:25
Meski telah mengalami perlakuan yang tidak adil dari saudara-saudaranya yang menyebabkan hidupnya menderita, Yusuf masih bisa mengucap syukur dan mengambil sisi positif dari setiap peristiwa yang ada, "...Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 45:7-8). Yusuf sangat percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala perkara dan pasti sanggup mengubah situasi dan kondisi yang buruk sekalipun menjadi berpengharapan. Tertulis: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28).
Tuhan bisa saja bertindak dan mencegah Yusuf agar tidak masuk penjara karena Dia adalah pemegang kendali hidup kita. Namun Tuhan punya maksud di balik itu semua. "Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak. Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya. Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya," (Mazmur 105:16-21). Ini menunjukkan bahwa rencana Tuhan bagi kita meliputi segala yang terjadi pada kita termasuk di dalamnya kesesakan, krisis, penderitaan, sakit-penyakit dan sebagainya. Namun semuanya itu merupakan bagian dari proses menuju kepada rencana Tuhan.
Jika saat ini kita sedang dalam 'proses' pembentukan Tuhan meskipun kita sudah seturut dengan firman Tuhan, jangan berkecil hati dan tetaplah setia, sebab ada pelangi sehabis hujan!
Dalam segala perkara yakinlah bahwa Tuhan selalu turut bekerja!
Subscribe to:
Posts (Atom)