Sunday, November 4, 2012

TUHAN TAHU PERGUMULAN KITA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2012 -

Baca:  Kejadian 47:13-26

"Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun."  Kejadian 47:25

Meski telah mengalami perlakuan yang tidak adil dari saudara-saudaranya yang menyebabkan hidupnya menderita, Yusuf masih bisa mengucap syukur dan mengambil sisi positif dari setiap peristiwa yang ada,  "...Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.  Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir."  (Kejadian 45:7-8).  Yusuf sangat percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala perkara dan pasti sanggup mengubah situasi dan kondisi yang buruk sekalipun menjadi berpengharapan.  Tertulis:  "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).

     Tuhan bisa saja bertindak dan mencegah Yusuf agar tidak masuk penjara karena Dia adalah pemegang kendali hidup kita.  Namun Tuhan punya maksud di balik itu semua.  "Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.  Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.  Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya.  Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya," 
(Mazmur 105:16-21).  Ini menunjukkan bahwa rencana Tuhan bagi kita meliputi segala yang terjadi pada kita termasuk di dalamnya kesesakan, krisis, penderitaan, sakit-penyakit dan sebagainya.  Namun semuanya itu merupakan bagian dari proses menuju kepada rencana Tuhan.

     Jika saat ini kita sedang dalam  'proses'  pembentukan Tuhan meskipun kita sudah seturut dengan firman Tuhan, jangan berkecil hati dan tetaplah setia, sebab ada pelangi sehabis hujan!

Dalam segala perkara yakinlah bahwa Tuhan selalu turut bekerja!

  

Saturday, November 3, 2012

TUHAN TAHU PERGUMULAN KITA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 November 2012 -

Baca:  Kejadian 45:1-28

"Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu."  Kejadian 45:5

Dalam Alkitab dinyatakan bahwa  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).  Hal ini menunjukkan bahwa setiap peristiwa yang terjadi dan kita alami tak lepas dari pengawasan mata Tuhan, karena Dia memiliki suatu tujuan di balik setiap persoalan, penderitaan dan sakit-penyakit yang kita alami.  Segala keadaan dan pergumulan apa pun yang sedang kita hadapi, Tuhan tahu, seperti yang dikatakan Daud,  "TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;  Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.  Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi."  (Mazmur 139:1-3).

     Mungkin kita bertanya,  "Mengapa Tuhan ijinkan masalah yang berat terjadi?"  Adakalanya Dia ijinkan itu untuk membentuk, memproses dan mengembangkan karakter kita.  Selama kita masih menginjakkan kaki di atas bumi ini tak ada seorang pun yang terbebas dari masalah.  Perahu atau kapal yang sedang mengarungi lautan dan samudra pasti akan menghadapi ganasnya ombak dan gelombang, bukan?  Oleh karena itu belajarlah untuk tetap mengucap syukur dan berpikiran positif di segala keadaan kita.  Selalu ada rencanaNya di balik masalah yang terjadi.  Hal ini disadari oleh Ayub sehingga di tengah badai hidup yang berat sekali pun ia dapat berkata,  "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."  (Ayub 23:10).  Hari ini kita bisa belajar dari kisah hidup Yusuf yang sungguh luar biasa, orang muda yang harus mengalami penderitaan dan perlakuan yang tidak adil dalam hidupnya dari saudara-saudaranya, teman dan juga majikannya.  Proses hidup yang begitu panjang, menyakitkan dan berliku-liku secara manusiawi memberinya alasan untuk kecewa, marah, benci, dendam dan menyimpan akar pahit.  Namun Yusuf memiliki karakter yang begitu mulia, tetap mampu memberikan pengampunan kepada saudara-saudaranya dan tidak menyimpan sedikit pun dendam terhadap mereka.  (Bersambung)