Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2012 -
Baca: Mazmur 119:137-144
"Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya." Mazmur 119:140
Sebagai manusia adalah mudah bagi kita untuk berjanji, namun
untuk menepati janji itu tidaklah gampang, bahkan seringkali meleset.
Banyak orang kecewa karena orang yang diharapkan ternyata telah ingkar
janji. Seorang pemuda berjanji hendak menikahi seorang gadis, ternyata
janji itu tidak ia tepati, ia malah berpaling ke lain hati dan
meninggalkan gadis itu. Janji manusia seringkali berujung pada
kekecewaan, padahal pepatah dunia mengatakan bahwa janji adalah utang,
sebab itu bayarlah janjimu supaya jangan berutang.
Bagaimana dengan Tuhan kalau Dia berjanji? Alkitab menyatakan bahwa "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya," (2 Petrus 3:9a) dan "Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah."
(Mazmur 12:7). Karena itu jangan pernah ragu akan janji Tuhan. Ketika
berada dalam pergumulan yang berat jangan pernah putus pengharapan.
Pandanglah Tuhan Yesus dan pegang janji firmanNya. Jangan melihat
kepada berapa besar persoalan yang kita alami, tetapi lihat dengan mata
iman betapa besar kuasa dan kemampuan Tuhan kita karena kuasaNya sungguh
tak terbatas untuk menolong umatNya.
Kalau
pergumulan doa kita belum juga beroleh jawaban, jangan kecewa!
Sebaliknya tetap nanti-nantikan Tuhan dan praktekkan firmanNya. Salah
satu cara: carilah ayat-ayat dalam Alkitab yang berkenaan dengan
masalah yang kita alami, lalu berdoalah sesuai dengan janji Tuhan. Saat
kita sedang bergumul dalam masalah ekonomi, pegang ayat ini: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19) dan perkatakan itu dengan penuh iman. Ketika kita sedang diliputi oleh rasa takut katakan pada hatimu, "Sekalipun
aku berjalan dalam lembah kekeaman, aku tidak takut bahaya, sebab
Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Ketika kita sedang bergumul dengan sakit-penyakit pegang janji firman Tuhan ini: "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh."
(1 Petrus 2:24b). Kuasa firman Tuhan itu amat dahsyat dan kekuatan
janji firmanNya sangat teruji. Oleh sebab itu peganglah teguh janji
firman Tuhan, sediakan waktu untuk belajar dan merenungkan firmanNya
karena Tuhan ada di balik setiap kata dari firmanNya.
Tuhan berkata, "...sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku." (Yeremia 1:12)
Wednesday, March 14, 2012
Tuesday, March 13, 2012
AYUB: Tetap Kuat Di Tengah Penderitaan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2012 -
Baca: Ayub 13:1-28
"Berapa besar kesalahan dan dosaku? Beritahukanlah kepadaku pelanggaran dan dosaku itu. Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu, dan menganggap aku sebagai musuh-Mu?" Ayub 13:23-34
Alkitab dengan jelas mencatat bahwa Ayub "saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." (Ayub 1:1). Ini menunjukkan bahwa Ayub adalah orang yang hidupnya benar dan tidak bercela di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya ketika kesengsaraan dan penderitaan menimpa hidupnya ia merasa berhak untuk bertanya kepada Tuhan: apakah ini tidak "salah alamat"? Bukankah seharusnya orang fasik atau orang berdosa yang layak menerima segala penderitaan dan malapetaka?
Seringkali kita juga marah kepada Tuhan dan menyalahkan Dia ketika melihat orang-orang di luar Tuhan hidupnya "aman-aman" saja. Pemazmur menasihati, "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau." (Mazmur 37:1-2). Sebagai orang percaya kita harus belajar memahami kehendak Tuhan karena Dia memiliki sudut pandang yang berbeda. Tuhan tidak pernah salah dalam setiap tindakanNya. Segala penderitaan yang menimpa Ayub adalah ulah dari si Iblis yang hendak menjatuhkan iman Ayub. Namun meski mengalami penderitaan yang luar biasa Ayub tetap mampu bertahan. Bahkan dia masih bisa berkata, "'Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?' Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya." (Ayub 2:10b). Kehilangan segala-galanya tidak membuat Ayub menjadi lemah dan putus asa. Bahkan teman-teman terdekatnya kelihatannya menasihati dia, padahal dalam nasihatnya itu terkandung tuduhan dan kecaman kepada Ayub. Mereka menganggap bahwa Ayub telah melakukan suatu pelanggaran yang berakibat pada penderitaan yang harus ditanggungnya.
Selama hidup di dunia ini kita tak luput dari masalah atau penderitaan. Namun Tuhan berjanji untuk memberi kekuatan kepada kita dan memberikan Penolong yaitu Roh Kudus. Karena itu dalam keadaan yang berat biarlah kita tetap kuat dan bertahan karena selalu ada maksud dan rencana Tuhan di balik penderitaan yang kita alami.
Itulah sebabnya di tengah penderitaan yang dialami, Ayub menyadari: "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10).
Baca: Ayub 13:1-28
"Berapa besar kesalahan dan dosaku? Beritahukanlah kepadaku pelanggaran dan dosaku itu. Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu, dan menganggap aku sebagai musuh-Mu?" Ayub 13:23-34
Alkitab dengan jelas mencatat bahwa Ayub "saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." (Ayub 1:1). Ini menunjukkan bahwa Ayub adalah orang yang hidupnya benar dan tidak bercela di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya ketika kesengsaraan dan penderitaan menimpa hidupnya ia merasa berhak untuk bertanya kepada Tuhan: apakah ini tidak "salah alamat"? Bukankah seharusnya orang fasik atau orang berdosa yang layak menerima segala penderitaan dan malapetaka?
Seringkali kita juga marah kepada Tuhan dan menyalahkan Dia ketika melihat orang-orang di luar Tuhan hidupnya "aman-aman" saja. Pemazmur menasihati, "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau." (Mazmur 37:1-2). Sebagai orang percaya kita harus belajar memahami kehendak Tuhan karena Dia memiliki sudut pandang yang berbeda. Tuhan tidak pernah salah dalam setiap tindakanNya. Segala penderitaan yang menimpa Ayub adalah ulah dari si Iblis yang hendak menjatuhkan iman Ayub. Namun meski mengalami penderitaan yang luar biasa Ayub tetap mampu bertahan. Bahkan dia masih bisa berkata, "'Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?' Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya." (Ayub 2:10b). Kehilangan segala-galanya tidak membuat Ayub menjadi lemah dan putus asa. Bahkan teman-teman terdekatnya kelihatannya menasihati dia, padahal dalam nasihatnya itu terkandung tuduhan dan kecaman kepada Ayub. Mereka menganggap bahwa Ayub telah melakukan suatu pelanggaran yang berakibat pada penderitaan yang harus ditanggungnya.
Selama hidup di dunia ini kita tak luput dari masalah atau penderitaan. Namun Tuhan berjanji untuk memberi kekuatan kepada kita dan memberikan Penolong yaitu Roh Kudus. Karena itu dalam keadaan yang berat biarlah kita tetap kuat dan bertahan karena selalu ada maksud dan rencana Tuhan di balik penderitaan yang kita alami.
Itulah sebabnya di tengah penderitaan yang dialami, Ayub menyadari: "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10).
Subscribe to:
Posts (Atom)