Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2012 -
Baca: Efesus 1:1-14
"Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya." Efesus 1:4
Setiap hari kita selalu diperhadapkan pada persoalan yaitu bagaimana menyangkal kedagingan kita karena yang menjadi musuh utama kita adalah kedagingan kita sendiri. Tertulis: "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41b). Karena itu kita harus berjuang untuk bisa mengalahkan kedagingan kita. Kita harus tegas: hidup menyenangkan hati Tuhan atau menyenangkan kedagingan kita. Kalau kita menyenangkan kedagingan kita, kita akan jatuh ke dalam dosa dan berbagai-bagai pencobaan, tetapi kalau kita menyenangkan hati Tuhan, maka damai sejahtera itu menjadi milik kita. Mari kita hidup sesuai firmanNya supaya kita berkenan kepada Tuhan dan hati Tuhan disenangkan.
Alkitab jelas menyatakan bahwa kita ini dipanggil untuk hidup dalam kebenaran. Kita dipanggil untuk melakukan kebenaran dan memiliki karakter seperti Kristus. Dengan tegas Alkitab menyatakan, "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu." (1 Tesalonika 4:7-8). Berhenti untuk melakukan perbuatan cemar! Adalah sia-sia ibadah yang kita jalankan jika kita masih berkompromi dengan dosa dan tetap hidup menuruti keinginan duniawi. Ingat! Kita sudah diberi segala fasilitas yang baik oleh Tuhan. Kita dilindungi, dijaga dan dipelihara olehNya, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak hidup dalam kesalehan. Tertulis: "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh Pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." (2 Petrus 1:3)
Dengan pertolongan Roh Kudus kita pasti mampu untuk melakukan kebenaran. Bukankah Tuhan sudah memberikan kepada kita kuasa dan kekuatan untuk bertindak dan Tuhan siap menolong kita dalam berbagai hal sehingga kita tidak akan mudah goyah dan jatuh? Jadi, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16).
Tanpa kekudusan kita tidak akan mungkin bisa ikut memerintah bersama dengan Kristus!
Sunday, March 4, 2012
Saturday, March 3, 2012
SERUPA DAN SEGAMBAR DENGAN KRISTUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2012 -
Baca: Roma 1:1-7
"Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus." Roma 1:6
Tuhan menciptakan manusia bukan tanpa maksud dan rencana, tetapi kita diciptakan di dalam citra dan rencanaNya. Kita diciptakan supaya menghasilkan buah, berlipat ganda dan menaklukkan bumi, barulah tujuan hidup manusia di bumi memerintah bersama dengan Kristus tercapai. Kita dipanggil untuk diselamatkan dan menjadi seperti Kristus. Orang percaya akan ikut memerintah bersama Kristus. Karena itu jangan sia-siakan apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Kita dipanggil dan dibenarkan oleh Allah agar kita bisa memerintah bersama dengan Dia. Tetapi tidak semua orang bisa memerintah bersama dengan Kristus. Hanya orang-orang yang setia sampai akhirlah yang akan ikut memerintah bersama Kristus.
Sebagai anak-anak Tuhan kita dipanggil untuk menjadi serupa dan segambar dengan Kristus. Tuhan Yesus telah memberikan teladan yang sungguh baik kepada kita. Karena itu setiap orang percaya harus belajar kepadaNya. Kita harus belajar dari kerendahan hatiNya, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:6-7). Tuhan Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Alkitab menyatakan, "Barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26b-27). Seorang hamba berarti melayani, bukan minta dilayani. Untuk menjadi serupa dan segambar dengan Kristus kita juga harus belajar dari ketaatanNya kepada kehendak Bapa. Kristus taat melakukan kehendak Bapa, bahkan Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Meski dipandang hina, dicaci maki dan direndahkan oleh manusia, Tuhan Yesus tidak pernah membalas bahkan mendoakan mereka.
Bagaimana dengan kita kalau kita dihina, disakiti dan dicaci maki oleh orang lain? Apakah kita masih marah dan menaruh dendam? Mampukah kita mengucap syukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita?
"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6
Baca: Roma 1:1-7
"Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus." Roma 1:6
Tuhan menciptakan manusia bukan tanpa maksud dan rencana, tetapi kita diciptakan di dalam citra dan rencanaNya. Kita diciptakan supaya menghasilkan buah, berlipat ganda dan menaklukkan bumi, barulah tujuan hidup manusia di bumi memerintah bersama dengan Kristus tercapai. Kita dipanggil untuk diselamatkan dan menjadi seperti Kristus. Orang percaya akan ikut memerintah bersama Kristus. Karena itu jangan sia-siakan apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Kita dipanggil dan dibenarkan oleh Allah agar kita bisa memerintah bersama dengan Dia. Tetapi tidak semua orang bisa memerintah bersama dengan Kristus. Hanya orang-orang yang setia sampai akhirlah yang akan ikut memerintah bersama Kristus.
Sebagai anak-anak Tuhan kita dipanggil untuk menjadi serupa dan segambar dengan Kristus. Tuhan Yesus telah memberikan teladan yang sungguh baik kepada kita. Karena itu setiap orang percaya harus belajar kepadaNya. Kita harus belajar dari kerendahan hatiNya, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:6-7). Tuhan Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Alkitab menyatakan, "Barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26b-27). Seorang hamba berarti melayani, bukan minta dilayani. Untuk menjadi serupa dan segambar dengan Kristus kita juga harus belajar dari ketaatanNya kepada kehendak Bapa. Kristus taat melakukan kehendak Bapa, bahkan Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Meski dipandang hina, dicaci maki dan direndahkan oleh manusia, Tuhan Yesus tidak pernah membalas bahkan mendoakan mereka.
Bagaimana dengan kita kalau kita dihina, disakiti dan dicaci maki oleh orang lain? Apakah kita masih marah dan menaruh dendam? Mampukah kita mengucap syukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita?
"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6
Subscribe to:
Posts (Atom)