Saturday, February 4, 2012

KUASA INJIL TIDAK PERNAH BERUBAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Februari 2012 - 

Baca:  Kisah Para Rasul 14:1-20

"Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya."  Kisah 14:15b

Biasanya keselamatan sealu dikaitkan dengan pengampunan dosa melalui pengorbanan darah Kristus di atas kayu salib dan juga  'kelahiran baru'  di dalam Dia.  Memang benar, sebab pengampunan dosa dan juga lahir baru adalah dua hal penting yang saling terkait.

     Sesungguhnya keselamatan itu mempunyai aspek yang sangat luas.  Keselamatan juga berarti sukacita, damai sejahtera, kelepasan, perlindungan, kemenangan, pemulihan dan juga kesembuhan jasmani dan rohani.  Kita melihat dan menyaksikan di acara KKR, ketika Injil keselamatan diberitakan, kuasa Tuhan dinyatakan sehingga terjadi banyak mujizat:  yang buta melihat, yang lumpuh berjalan dan sebagainya.  Salah satu contohnya adalah yang terjadi di Listra.  Ketika rasul Paulus memberitakan Injil di situ,  "...ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.  Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara.  Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.  Lalu kata Paulus dengan suara nyaring:  'Berdirilah tegak di atas kakimu!'  Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari."  (Kisah 14:8-10).  Luar biasa!  Kuasa Injil keselamatan benar-benar nyata.  Setelah mendengar Injil orang yang lumpuh itu mengalami mujizat kesembuhan.  Begitu berkuasanyakah Injil itu?  Alkitab menegaskan demikian:  "...Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya...Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis:  'Orang benar akan hidup oleh iman.'"  (Roma 1:16-17).

     Apabila kita memberitakan Injil yang sama yang diberitakan Paulus pastilah akan terjadi pelepasan kuasa Tuhan dari sorga.  Sayangnya banyak orang meremehkan kuasa Tuhan;  mereka beprikir bahwa zaman mujizat itu sudah lewat.  Perhatikanlah ini:  "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."  (Ibrani 13:8).  Kuasa Injil tak pernah berubah di sepanjang abad.

Mujizat Tuhan selalu ada dan tetap terjadi asal kita percaya dengan penuh iman karena Injil Kristus tak pernah berubah kuasaNya!

Friday, February 3, 2012

MASIH MENYIMPAN KEPAHITAN?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Februari 2012 - 

Baca:  Efesus 4:17-32

"Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan."  Efesus 4:31

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan akhirnya tahun pun berganti tahun menunjukkan bahwa segala sesuatu ada akhirnya dan selalu berubah.  Bila segala sesuatu harus ada akhirnya dan berganti dengan suasana baru, bagaimana dengan keadaan dan suasana hati kita?  Apakah juga sudah mengalami pembaharuan?  Jika di masa-masa lalu terjadi kegeraman, pertikaian, saling membenci, saling memfitnah di antara keluarga, teman, rekan sepelayanan atau di mana saja, apakah sampai hari ini rasa itu masih tertanam di dalam kita, sehingga timbul suatu akar pahit?  Apakah kita terus diam saja dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, padahal di hati kita masih berkemelut rasa dendam, pahit dan sakit hati?

     Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak boleh terus-menerus menyimpan akar pahit itu.  Harus segera dibereskan!  Kita harus dengan rendah hati datang kepada Tuhan Yesus dan membuka hati kita untuk dijamah dan diselidiki oleh Roh Kudus sehingga kita menyadari segala perbuatan salah kita dan bukan sebaliknya:  kita tetap merasa benar dan menyalahkan orang lain.  Jika telah diperdamaikan atau ditegur oleh pihak lain demi kebaikan kita janganah kita marah dan dendam.  Ingat,  "Apabila kamu menjadi marah, janganah kamu berbuat dosa:  janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."  (Efesus 4:26-27).  Sebaliknya  "...hendakah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."  (Efesus 4:32).  Jangan pernah berharap Tuhan akan mengampuni kita apabila kita tidak mau mengampuni orang lain.  Ditegaskan kembali demikian:  "...jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.  Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang.  Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."  (Matius 6:14-15).

     Tuhan tidak menghendaki kita memiliki dendam dan terus-menerus menyimpan akar pahit.  Kita harus bersikap ramah, penuh kasih mesra dan saling mengampuni satu sama lain.

Kita yang telah beroleh pengampunan dari Tuhan juga harus mau membuka hati untuk mengampuni orang lain, dan buanglah semua kepahitan yang ada!